Marvin yang mendengar suara keras William dari luar kamar Queen segera keluar kamar dan menutup pintu agar suara keras William tidak mengganggu tidur Queen.
Di luar kamar ada William dan seorang pelayan yang selalu mengganggu dirinya ketika dirinya datang ke Mansion Pratama.
Marvin melihat ekspresi wajah William yang terlihat seperti menahan amarah tentu hal itu menarik perhatiannya.
"Ada apa bang? tadi Marvin denger dari dalam kamar Queen suara abang yang begitu keras hampir aja ganggu tidur my bébé?"
"Nggak ada apa-apa Vin. Princess tidur?'ujar William yang masih menatap tajam seorang pelayan yang ada di depan kamar Queen.
"Hm iya bang. Kenapa pelayan ini ada di sini bang?? Setahu Marvin tidak boleh ada pelayan naik ke lantai ini. Mengapa pelayan ini begitu lancang naik hingga ke lantai ini??"
"Entahlah Abang rasa pelayan ini sudah bosan dengan pekerjaannya dia sekarang."ujar William tenang dan tersenyum smirk.
Sang pelayan yang bernama Suci tentu takut jika dirinya harus kehilangan pekerjaan yang sangat dibanggakan dirinya di kampung halamannya. Bekerja di Mansion keluarga Pratama sangat didambakan oleh orang-orang yang memang membutuhkan pekerjaan. Banyak orang yang berlomba-lomba untuk dapat bekerja dengan keluarga Pratama. Gajian lumayan besar beserta tunjangan-tunjangan lainnya tentu dapat mencukupi kebutuhan hidup.
Melihat William yang tersenyum sinis Marvin mengetahui jika ada sesuatu yang disembunyikan oleh abang sepupu gadis kesayangannya itu. William memiliki batas kesabaran yang sangat tipis ketika seseorang melewati garis batas yang telah ditentukan oleh dirinya maupun anggota keluarga Pratama.
"Ma-ma maaf tuan sa-sa saya tersesat."ujar suci tergagap.
"Alasan yang tidak masuk akal. Kamu sudah bekerja di Mansion ini cukup lama. Tidak mungkin kamu tersesat."
"Apa tujuanmu naik ke lantai ini. Apa kamu berencana untuk mendekati Marvin atau menjebaknya??"
Marvin melotot mendengar ucapan yang dilontarkan oleh William.
"Gimana Vin kamu mau dengan pelayan ini?? Sepertinya dia suka sama kamu Vin. Sampai-sampai dia berencana untuk melenyapkan my princess atau membuat kamu jauh dari Queen."
Suci menjadi pucat pasi saat mendengar ucapan William tentang terbongkarnya rencana dirinya untuk melenyapkan Queen bahkan berencana menjauhkan Marvin dengan Queen.
"What!!! Siapa dia berani mau melenyapkan my bébé. Dirinya tidak sebanding dengan gadis kesayanganku bang."
"Bukan maksudku untuk merendahkan seorang pelayan namun harusnya dia sadar diri di mana dia tidak sebanding dengan my bébé."
"Bagaimana dia yang selalu berupaya untuk mendekati kami semua aku ,Al, Ken ,Kenzie ,dan Kennard? Bahkan bang William juga pernah kan didekati oleh dia hanya untuk mewujudkan keinginan dalam mimpinya untuk hidup mewah?"
"Selama ini aku hanya diam aja bang karena dia belum melakukan sesuatu yang berbahaya atau mengancam keberadaan my bébé tapi saat Abang bicara dia berencana untuk melenyapkan my bébé sorry aja ya bang nggak ada ampun."
"Ini mau Abang yang menyelesaikan atau aku yang turun tangan. Tapi kalau aku sudah turun tangan langsung Abang tahu kan apa yang terjadi?"
"Karena Marvin tidak mentoleransi hal yang akan membahayakan keselamatan kesayanganku."
"Kamu tenang aja Vin, Abang yang akan ngurus semuanya. Masalah seperti ini adalah masalah sepele untuk Abang jadi biar pelayan Ini abang yang mengurusnya. kamu cukup menjaga Queen."
"Oke aku percaya sama Abang. Marvin serahkan semuanya masalah ini pada Abang semoga Daddy tidak mengetahui masalah ini ya bang."
William mengangguk setuju. Marvin pun masuk ke dalam kamar Queen kembali dan ikut tertidur dengan Queen.
***
Sementara itu di ruang makan.
Seluruh keluarga Pratama sudah menunggu Marvin dan William untuk bergabung makan siang bersama.
Namun orang yang ditunggu-tunggu tak kunjung juga datang sehingga mama Zailine meminta si kembar untuk memanggil William dan Marvin.
"Kenzie, Kennard mama boleh minta tolong untuk memanggilkan Abang kalian dan Marvin di atas."
"Oke Mam."
Kenzie dan Kennard bangun dari duduk mereka dan segera menuju lantai di mana kamar Abang mereka juga kamar tempat Queen tidur. Mereka memasuki lift untuk menuju lantai 3.
Saat keluar dari lift Kenzie dan Kennard merasakan Hawa dingin dan suasana yang tegang di dekat pintu keluar lift. Mereka melihat William, Marvin dan salah seorang pelayan baru dengan wajah pucat pasinya.
Kenzie Dan Kennard tercengang mendengar apa yang dibicarakan oleh William dan Marvin. Mereka tidak percaya bahwa ada seorang pelayan di mansion mereka yang berencana untuk menyakiti adik kesayangan mereka yang baru saja ditemukan.
"Gimana kalau kami saja bang yang mengurus pelayan ini? Sudah lama kami tidak bermain-main. Boleh nggak bang??" tanya Kenzie saat sudah berada di dekat abang sulungnya.
William melirik ke arah sumber suara sang adik sedang berbicara.
"Yakin kalian bisa mengatasi pelayan ini. Abang tidak mau ada kesalahan sedikitpun."
"Abang tidak percaya dengan adik sendiri. Abang tahu kan bagaimana kami?? Tidak mungkin kami melepaskan orang yang akan mencoba menyakiti adik kesayangan kami."
Sedangkan sang tersangka utama sudah lemas tidak berdaya jika rencana yang baru saja dia rencanakan dan bahkan belum sempat dilakukannya sudah gagal begitu saja. Dirinya tahu bahwa dia tidak akan bisa lepas dari hukuman yang akan diberikan oleh Kenzie dan Kennard. Suci hendak mencoba kabur dengan berlari ke arah lain namun baru selangkah kakinya sudah ditembak sebuah peluru oleh Kennard.
"Mencoba kabur hah!! Jangan harap kamu bisa kabur!! Setelah ini ucapkan selamat tinggal pada terang Karena setelah ini hanya ada kegelapan untuk kamu."
Kenzie memanggil asisten pribadinya dan menyerahkan suci untuk dibawa ke kantor polisi dengan tuduhan pencobaan pembunuhan terhadap Queen. Suci masih mencoba memberontak namun rasa sakit di kakinya membuat dirinya lemah.
Para tetua melihat suci diseret oleh asisten pribadi Kenzie keluar rumah namun yang menjadi fokus mereka adalah kaki suci yang terluka.
Papa Hendra dan Papi Aryan bangkit dari duduk dan segera menuju lantai atas di mana terdapat kamar permata keluarga Pratama. Dengan menggunakan tangga Papa Hendra dan papi Aryan berlari menuju lantai 3.
"Apa yang terjadi boys?"
"Kenapa ada pelayan yang terluka?"Papi Aryan bertanya kepada kedua putra kembarnya.
"Biasa Pi ada hama."
"Iya Pi hama yang mencoba mengganggu Shasha."
"Sudah kalian bereskan? Apa perlu Papa ikut campur??"
"Tidak perlu Pa. Sudah Kenzie dan Kennard tangani."
"Kalian berdua yakin? Mau dibawa ke mana orang tadi oleh asistenmu Zie?"
"Kenzie minta untuk dibawa ke kantor polisi dengan laporan percobaan pembunuhan terhadap Queen."
"Kenapa harus kamu langsung bawa ke kantor polisi?? Kenapa tidak kamu siksa dulu dia sebelum kamu bawa ke kantor polisi?"Papi Aryan bertanya.
Kenzie mengeluarkan senyum tengilnya.
"Tidak perlu kita yang turun tangan langsung Pi. Cukup kita membayar orang yang ada di dalam sel penjara untuk menyiksa dia."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Mama Nakal
Sultan mah bebasss apa aja...🔥
2025-01-07
0
inayah machmud
rasain pelayan gak tau diri. .. 😏
2024-05-30
4
nacho
😍😘😍😘😍😘😍😘😍😘
2024-05-29
1