Hari semakin larut.
Para orang tua sudah masuk ke dalam kamar masing-masing kecuali para anak muda yang masih berkumpul di ruang keluarga.
Padahal esok hari para anak muda tersebut akan mulai masuk kembali ke sekolah kecuali Queen yang masih proses penyembuhan sehingga Queen belum masuk sekolah kembali. Orang tua Queen yaitu Papa Hendra dan Mama Zailine sudah memutuskan untuk memindahkan sekolah Queen ke sekolahan yang di dirikan oleh empat keluarga paling berpengaruh di negeri mereka termasuk keluarga Pratama dan Alberto,di mana keempat anak mereka sekolah di sana bersama Marvin dan Kania. Di sekolah milik mereka tersebut memiliki dua sistem pelajaran di mana ada sistem yang tatap muka dengan guru dan ada sistem seperti homeschooling di mana murid-murid yang memang diperuntukkan untuk murid-murid yang tidak bisa datang sepenuhnya ke sekolah karena sakit atau hal yang lainnya. Sekolah tersebut tentu saja bertaraf internasional di mana untuk masuk sekolah tersebut cukup susah karena harus mengikuti berbagai tes yang benar-benar untuk menyeleksi kemampuan calon murid yang akan bersekolah di sana. Sekolah tersebut tidak mengenal istilah lu punya duit lu bisa masuk situ. Murid-murid di sekolah tersebut benar-benar harus saling bersaing dalam bidang akademik maupun non akademik supaya dapat bertahan sekolah di sana. Sekolah milik mereka tidak memandang latarbelakang murid tersebut anak siapa jika anak tersebut tidak memenuhi standar sekolah yang telah ditentukan tentu harus siap sewaktu-waktu bisa dikeluarkan dari sekolah. Semua lulusan dari sekolah milik mereka rata-rata keterima di universitas-universitas terkenal di dunia. Sekolah milik empat keluarga pun cukup terkenal di Indonesia terutama di kalangan para pengusaha pengusaha di mana anak-anak mereka masuk ke sekolah tersebut untuk mempersiapkan anak-anak mereka sebagai pewaris dari perusahaan-perusahaan mereka.
***
"Kalian gak pada tidur. Ini sudah jam berapa?? Bukannya besok kalian mulai masuk sekolah lagi??"William baru saja keluar dari ruang kerjanya dan cukup heran melihat semua adiknya masih berada di ruang keluarga padahal waktu sudah menunjukkan tengah malam. Tadi sewaktu anggota keluarga yang lainsedang berkumpul di ruang keluarga William memilih untuk menuju ruang kerjanya melanjutkan pekerjaan yang tertunda. Cukup lama William tenggelam dalam tumpukan pekerjaan yang memang sengaja dirinya bawa pulang. Semenjak sang adik kesayangan telah ditemukan William tidak pernah lembur di kantor lagi melainkan selalu membawa pekerjaan nya ke rumah. William tidak ingin waktunya quality time dengan adik-adiknya terbuang dengan sia-sia. Seperti yang selama ini dia lakukan. William tidak pernah meluangkan waktu sedikitpun kepada adik-adiknya semenjak adik bungsu kesayangannya menghilang. Seolah William sengaja menyibukkan dirinya agar tidak terlalu mengingat adiknya itu. Meskipun pada kenyataannya William selalu mengingat Queen di sepanjang waktu.
"Bang boleh nggak sih kita pindah ke homeschooling?"William menaikkan satu alis saat mendengar pertanyaan tiba-tiba yang dilontarkan oleh AL. Pertanyaan Al cukup menarik atensi kelima remaja yang saat itu sedang menonton televisi sedangkan Queen tentu saja dirinya sudah tertidur sejak tadi karena efek dari obat yang dia minum.
"Why?? Kasih Abang alasan kenapa kamu pengen pindah homeschooling Al."
"Yang pertama pengen masuk sekolah bareng dengan Chacha. Yang kedua Al mau menemani Chacha di setiap terapi."Al menjabarkan satu persatu alasannya mengapa dirinya dan saudaranya yang lain ingin homeschooling.
"Pada intinya kalian cuma nggak mau jauh-jauh dari Princess kan. Ingin sama-sama dengan Princess terus betul gitu?"William mulai memahami apa yang diinginkan oleh adik-adiknya tersebut. Menatap mereka satu persatu.
"Kamu sendiri gimana Ken?? Mau ikutan homeschooling juga?"William bertanya kepada Ken yang sejak tadi diam sambil membaca buku.
"Kalau kalau Ken ikut aja sih bang. Tapi emang bisa Ken ikutan pindah ke homeschooling secara Ken kan ketua OSIS."
"Loh Ken bukannya masa jabatan Kamu sebenarnya sudah habis. Kan sudah ada pemilihan baru untuk ketua OSIS dan jajarannya."Marvin merasa cukup heran karena setahu Marvin masa jabatan ketua OSIS dan jajarannya memang sudah selesai setelah tahun ajaran berakhir.
"Iya cuma kan aku harus serah terima jabatan dulu Vin. Dan aku harus menyelesaikan laporan-laporan kegiatan osis beberapa waktu yang lalu."
"Loh emang belum selesai bang bukannya kemarin itu kita sudah menyelesaikan laporannya ya. Sebelum Nia tinggal pergi lihat pertandingannya kak Marvin sama Al kan."Kania yang sebagai sekretaris OSIS yang lama pun merasa heran karena setahu dirinya semua laporan kegiatan yang sudah berjalan itu seluruh laporannya sudah mereka selesaikan.
"Ada yang janggal nih kak. Yang bilang laporan kita ada yang belum selesai siapa? Kan waktu itu kita ngeleburnya bareng-bareng kak Ken ,sama Al ,bang Marvin, kenzie sama Kennard kan."
Entah kebetulan atau tidak Marvin, Al ,Kania,Ken, Kenzie dan Kennard terpilih menjadi anggota OSIS. Di mana Ken sebagai ketua OSIS, Marvin sebagai wakilnya, Kania sebagai sekretaris, untuk Al, Kenzie dan Kennard di bagian humas.
"Nah iya bener kan kita kan ngumpul tuh laporan sebelum bang Marvin sama Al olimpiade."
"Siapa bang yang bilang kalau kita belum menyelesaikan laporan minta ditabok tuh orang."
"Wakil kepala sekolah yang bilang, tapi memang dari awal Abang juga curiga sih. Tahu sendiri kan kalau wakil kepala sekolah itu pro ke Bella."
"Wait wait wait, Bella??"Marvin akhirnya menyuarakan suaranya ketika mendengar sebuah nama yang tidak begitu asing bagi dirinya.
"Bella Renaldi maksudnya??"tanya Kania kepada Ken.
"Iya Nia. Si Bella Renaldi itu yang koar-koar ke wakil kepala sekolah kalau kita belum menyelesaikan laporan kegiatan osis beberapa waktu yang lalu."
"Dih lawak bener itu bocah. Abang masa lupa wakil kepala sekolah itu masih saudaraan sama si Bella Renaldi itu bang."ujar Kania sinis ketika tahu siapa dalang yang bilang jika mereka belum menyelesaikan laporan kegiatan osis.
"Lah bener wah tuh bocah kan memang dari awal ngincer bang Ken. Ya kan Zie??"Kenzie mengangguk membenarkan ucapan kembarannya.
"Bukan cuma bang Ken yang diincar sama dia tapi bang Marvin juga. Tapi kan kita tahu sendiri bang Marvin judes sama galaknya minta ampun. Kalau udah ngomong pedasnya kayak cabe rawit. Beda sama bang Ken masih ada baik-baiknya walaupun kadang keluar judesnya. Macam kulkas 2 pintu gitu. Eh bukan dua pintu tapi 10 pintu hahaha."
Ken melempar bantal kepada Kennard karena ujung-ujungnya menistakan dirinya.
"Nard ketawanya jangan keras-keras kalau sampai tidurnya Queen keganggu Abang tampol kamu."desis Marvin memperingatkan Kennard karena suara tawanya yang begitu keras.
Kennard menyengir sambil mengacungkan jari telunjuk dan jari tengah secara bersamaan tanda damai kepada Marvin.
Kania yang berada di duduk tepat di sebelah Kennard pun memukul lengan karena tawa Kennard mengagetkan Kania.
"Ketawa lu bikin kaget tahu."
"Nia!!"Marvin memperingati Kania karena bahasa gaul yang digunakan oleh Kania.
"Maaf Abang gara-gara si air raksa nih bikin kaget jadi reflek kan."
"Jangan diulangi lagi oke."
Kania mengangkat jempolnya tanda mengerti.
"Sudah sudah untuk masalah homeschooling ini akan Abang bicarakan ke mama, papa dan Mami, Papi dulu. Sebelum dapat persetujuan para orang tua kalian semua tetap masuk seperti biasa."
"Sekarang kalian semua masuk ke dalam kamar istirahat."
Marvin pun segera beranjak dari ruang keluarga dengan menggendong Queen menuju kamar. Dan yang lainnya pun mengikuti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
inayah machmud
enak banget Queen punya keluarga yg perhatian
2024-05-31
4
Herlina Rahman
enaknya Queen punya abang semunya perhatian
2024-05-31
1
nacho
😍😘😍😘😍😘😍😘😍😘okkk
2024-05-30
1