bab 12

Waktu cepat berlalu tidak terasa Queen sudah di rawat di rumah sakit selama tiga minggu.

Perawatan yang di lakukan oleh dokter Steven pada Queen berjalan dengan baik.

Kesehatan Queen pun juga semakin baik sehingga dokter memutuskan Queen bisa pulang ke rumah.

Tentu kabar gembira tersebut disambut sukacita keluarga Pratama. Akhirnya permata kesayangan mereka diperbolehkan pulang oleh dokter.

Segala sesuatu dipersiapkan dua ibu negara dengan antusias.

Kamar dahulu Queen ketika kecil telah di rubah total dengan mengganti seluruh perabotannya. Juga di setiap dinding akan di pasangkan pegangan untuk jadi panduan Queen menentukan arah di dalam kamarnya.

Barang-barang yang sekiranya berbahaya bagi Queen untuk sementara di singkirkan. Segala vas bunga diatas meja, bingkai foto di lemari kecil pun disingkirkan karena bisa saja jatuh dan melukai Queen.

Queen sudah berada di dalam mobil yang berisi Marvin, Kania dan AL. Kerena memang hanya mereka bertiga saja yang menjemput Queen di rumah sakit. Sedangkan keluarga yang lainnya menunggu di rumah sambil menyiapkan keperluan Queen.

Di dalam mobil,

Queen melihat ke arah luar jendela, meskipun penglihatannya masih terlihat buram namun tak lekas membuat Queen bersedih bahkan selalu menyemangati dirinya untuk selalu berpikiran positif.

Marvin melihat Queen yang duduk di sebelahnya sedang melamun.

Diambilnya tangan kanan Queen dan di genggam oleh Marvin.

Genggaman tangan yang di lakukan Marvin, menyadarkan Queen dari lamunannya.

"Lagi mikirin apa heum?"

Queen menggeleng.

"Enggak mikir apa-apa sih kak. Cuma gak sabar aja buat ketemu Kakek dan lainnya kak."

Queen dan Marvin dari hari ke hari semakin bertambah dekat.

Bahkan Marvin selalu memberikan perhatian lebih kepada Queen.

Queen sendiripun tidak bodoh, dirinya tahu jika Marvin memiliki perasaan yang lebih kepadanya. Namun Queen merasa rendah diri dengan keadaan penglihatannya yang tak kunjung membaik. Marvin dengan terang-terangan mengungkapkan perasaannya kepada Queen. Sehingga yang pada awalnya Queen membangun tembok pertahanan pada perasaannya lama kelamaan tembok itu luruh secara perlahan. Ketulusan dan perhatian yang di tunjukan oleh Marvin membuat Queen menyadari jika dirinya juga memiliki perasaan yang sama dengan Marvin. Namun Queen belum berani mengungkapkannya.

"Sebentar lagi juga kita sampai. Kamu ada yang mau di beli gak sebelum kita menuju ke rumah??"

Queen berpikir sebentar lalu menggeleng.

"Enggak ada kak. Mending kita langsung otw ke rumah saja. Kepala Queen terasa sedikit pusing kak."

"Kepala kamu pusing?? Apa kita balik ke rumah sakit aja, kalau memang keadaan kamu belum pulih benar Queen." Marvin panik saat mendengar Queen merasa pusing. Begitu juga dengan AL dan Kania yang berada di bangku depan.

"No, aku gak mau balik ke rumah sakit lagi." Tolak Queen dengan cepat.

"Tapi kan kamu pusing lagi Cha. Kita balik aja ya."

"Gak mau. Queen tuh bosen di rumah sakit terus Dino. Cuma tiduran enggak boleh kemana-mana."

"Ya kan kamu lagi sakit waktu itu Cha. Lagi pemulihan juga kan."

"Ingetkan tadi dokter Steven kasih pesan jika kepala terasa pusing lagi di suruh kembali ke rumah sakit."

Queen menggeleng dengan brutal. Hal tersebut membuat Marvin menghela nafas perlahan melihat kekeraskepalaan Queen.

"Okey kita enggak ke rumah sakit lagi. Tapi ada syaratnya."

"Bang!!"

"Kak!!"

AL dan Kania berseru protes. Marvin tidak menggubris karena fokusnya saat ini kepada Queen.

"Kenapa pakai syarat segala sih kak?"

"Terima atau tidak??"

"Ishhh kok gitu."

"Semua demi kebaikan kamu Queen."

"Ishhh" Queen cemberut.

Marvin yang melihat Queen cemberut merasa gemas.

Ingin rasanya dirinya mengecup bibir mungil milik Queen.

"Jadi gimana?"

"Iya deh Queen terima syaratnya."

"Good girl." Marvin mengelus puncak kepala Queen.

"Syaratnya apa??"

"Nanti kakak kasih tahu kalau kita sudah sampai di rumah. Sekarang kamu istirahat dulu, sini rebahkan kepala kamu di paha kakak."

"Apa tidak merepotkan?"

"Sama sekali tidak."

Queen pun menurut ucapan Marvin dengan merebahkan kepalanya karena memang kepalanya semakin bertambah sakit.

Interaksi keduanya membuat AL dan  Kania gemas sendiri.

Tadi sewaktu Queen berkata kepalanya kembali pusing sebenarnya Kania sedang berkirim pesan dengan Mama Zailine.

Tentu saja Kania melaporkan apa yang dirasakan Queen kepada Mama Zailine

MAMAH ZAILINE : sudah sampai mana sayang??

KANIA : ini sudah dekat kok mah, cuma kita lagi berhenti. Soalnya Queen barusan bilang kalau kepalanya pusing mah.

Drrttt....drrrttt..

Ponsel Kania berdering, tertera nama pemanggil 'Mama Zailine'.

Sebelum mengangkat telepon, Kania menoleh ke arah belakang nya untuk melihat apakah Queen sudah tertidur.

Ternyata Queen sudah tertidur pulas dengan kepala Queen di elus oleh Marvin.

"Halo Ma" sapa Kania menjawab panggilan telepon.

"Kalian dimana?? Keadaan Queen bagaimana nak??"

"Ini kami lagi berhenti di supermarket dekat perumahan, Ma."

"Sekarang lagi tidur ,Ma. Tadi kak Marvin yang meminta Queen untuk istirahat."

"Tapi Queen gak papa kan nak?? Kalian bawa lagi aja Queen ke rumah sakit nak."

"Queennya enggak mau, Ma."

Terdengar helaan nafas dari seberang telepon.

"Anak bandel itu. Ya sudah kalian cepat pulang biar Queen bisa lebih cepat istirahat."

"Iya Ma"

***

Mansion Pratama

Mama Zailine memutuskan panggilan telepon, lalu menghela nafas.

Papa Mahendra yang duduk di sebelah Mama Zailine menatap heran istri nya tersebut.

"Kenapa neng? Kamu kok menghela nafas gitu."

"Ini tadi Kania kasih tahu mama kalau Princess kepalanya pusing lagi. Tapi Queen tidak mau kembali ke rumah sakit lagi."

"Anakmu itu, Mas dari kecil selalu tantrum kalau berhubungan dengan rumah sakit."

Papa Mahendra merangkul bahu Mama Zailine.

"Putri kita sayang. Mirip kamu banget neng, dari dulu kan juga kamu enggak suka sama yang berbau rumah sakit kan. Oiya kamar princess sudah beres kan??"

"Tentu saja sudah. Aku dan mbak Priscillia yang menyiapkan semuanya. Bahkan pegangan di dalam kamar juga sudah terpasang. Tapi untuk pegangan di luar kamar belum selesai pemasangannya Mas."

Papah Mahendra mengangguk.

"Pegangan untuk di luar kamar bisa bertahap dipasangnya. Kalau bisa yang di sekitar kamar Queen sudah terpasang saja."

"Sudah kalau itu. Ya sudah Mama mau ke dapur dulu ya Pa."

"Loh loh mau ngapain sih Neng."

"Lah mama kan mau nyiapin makan siang, Pa.lihat tuh sudah jam berapa?" Mama Zailine menunjuk jam dinding.

"Papa bantu ya." Papa Mahendra memberi tawaran untuk membantu.

"No no kamu disini aja. Nanti yang ada aku masaknya gak kelar-kelar."

"Kamu mah bukannya bantuin tapi ngerusuh di dapur malah buat dapurku berantakan."

Papa Mahendra terkekeh karena memang itu yang sering terjadi jika dirinya membantu sang istri memasak.

Walaupun kemampuan memasak dirinya lebih dari sang istri, Mahendra tidak pernah sekalipun mencacat hasil masakan sang istri. Justru dirinya sangat bersyukur karena sang istri dari awal menikah mau belajar memasak.

Terpopuler

Comments

inayah machmud

inayah machmud

keluarga harmonis 🥰

2024-05-30

2

nacho

nacho

😍😘😍😘😍😘😍😘😍😘

2024-05-29

1

lihat semua
Episodes
1 bab 1
2 bab 2
3 bab 3
4 bab 4
5 bab 5
6 bab 6
7 bab 7
8 bab 8
9 bab 9
10 bab 10
11 bab 11
12 bab 12
13 bab 13
14 bab 14
15 bab 15
16 bab 16
17 bab 17
18 bab 18
19 bab 19
20 bab 20
21 bab 21
22 bab 22
23 bab 23
24 bab 24
25 bab 25
26 bab 26
27 bab 27
28 bab 28
29 bab 29
30 bab 30
31 bab 31
32 bab 32
33 bab 33
34 bab 34
35 bab 35
36 bab 36
37 bab 37
38 bab 38
39 bab 39
40 bab 40
41 bab 41
42 bab 42
43 bab 43
44 bab 44
45 bab 45
46 bab 46
47 bab 47
48 bab 48
49 bab 49
50 bab 50
51 bab 51
52 bab 52
53 bab 53
54 bab 54
55 bab 55
56 bab 56
57 bab 57
58 bab 58
59 bab 59
60 bab 60
61 bab 61
62 bab 62
63 bab 63
64 bab 64
65 bab 65
66 bab 66
67 bab 67
68 bab 68
69 bab 69
70 bab 70
71 bab 71
72 bab 72
73 bab 73
74 bab 74
75 bab 75
76 bab 76
77 bab 77
78 bab 78
79 bab 79
80 bab 80
81 bab 81
82 bab 82
83 bab 83
84 bab 84
85 bab 85
86 bab 86
87 bab 87
88 bab 88
89 bab 89
90 bab 90
91 bab 91
92 bab 92
93 bab 93
94 bab 94
95 bab 95
96 bab 96
97 bab 97
98 mohon maaf
99 bab 98
100 bab 99
101 bab 100
102 bab 101
103 bab 102
104 bab 103
105 bab 104
106 bab 105
107 Bab 106
108 bab 107
109 bab 108
110 bab 109
111 bab 110
112 bab 111
113 bab 112
114 bab 113
115 minta maaf
Episodes

Updated 115 Episodes

1
bab 1
2
bab 2
3
bab 3
4
bab 4
5
bab 5
6
bab 6
7
bab 7
8
bab 8
9
bab 9
10
bab 10
11
bab 11
12
bab 12
13
bab 13
14
bab 14
15
bab 15
16
bab 16
17
bab 17
18
bab 18
19
bab 19
20
bab 20
21
bab 21
22
bab 22
23
bab 23
24
bab 24
25
bab 25
26
bab 26
27
bab 27
28
bab 28
29
bab 29
30
bab 30
31
bab 31
32
bab 32
33
bab 33
34
bab 34
35
bab 35
36
bab 36
37
bab 37
38
bab 38
39
bab 39
40
bab 40
41
bab 41
42
bab 42
43
bab 43
44
bab 44
45
bab 45
46
bab 46
47
bab 47
48
bab 48
49
bab 49
50
bab 50
51
bab 51
52
bab 52
53
bab 53
54
bab 54
55
bab 55
56
bab 56
57
bab 57
58
bab 58
59
bab 59
60
bab 60
61
bab 61
62
bab 62
63
bab 63
64
bab 64
65
bab 65
66
bab 66
67
bab 67
68
bab 68
69
bab 69
70
bab 70
71
bab 71
72
bab 72
73
bab 73
74
bab 74
75
bab 75
76
bab 76
77
bab 77
78
bab 78
79
bab 79
80
bab 80
81
bab 81
82
bab 82
83
bab 83
84
bab 84
85
bab 85
86
bab 86
87
bab 87
88
bab 88
89
bab 89
90
bab 90
91
bab 91
92
bab 92
93
bab 93
94
bab 94
95
bab 95
96
bab 96
97
bab 97
98
mohon maaf
99
bab 98
100
bab 99
101
bab 100
102
bab 101
103
bab 102
104
bab 103
105
bab 104
106
bab 105
107
Bab 106
108
bab 107
109
bab 108
110
bab 109
111
bab 110
112
bab 111
113
bab 112
114
bab 113
115
minta maaf

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!