Papa Mahendra meringis mendengar umpatan keras sahabatnya yang sudah seperti saudaranya itu.
"Aku balik ke Indonesia sekarang. Dan juga akan kukirim tim dokter terbaik dari Jerman untuk membantu pengobatan mantuku."
Saat Papa Mahendra hendak menolak, terdengar seruan dari seberang.
"Jangan menolak Hen, ini semua demi kesembuhan calon mantuku. Kalau Marvin tahu tunangannya dalam keadaan tidak baik baik saja,bisa ngereog dia. Si Al kamu tahu sendiri anakmu itu seperti apa sedihnya."
"Haah....baiklah Mike thanks"
"No jangan terimakasih kepadaku. Semua ini kulakukan demi kita semua."
"Oh iya Mike kabar tentang Queen yang sudah di temukan tolong rahasiakan dulu dari Al dan Marvin. Biarkan mereka fokus pada pertandingannya."
"Ku tak bisa janji bradaa, you know my son right, tidak rahasia yang bisa di sembunyikan dari anak itu apalagi berkaitan dengan tunangannya."
"Aku lupa jika anakmu itu punya ikatan batin yang sangat kuat terhadap Queen."
"Ya sama seperti saudara kembarannya Queen right?"
"Ya kamu betul Mike"
"Baiklah kawan tunggu kedatanganku di sana. Akan kubawa dokter terbaik untuk Queen. Kamu tenang saja Hen."
"Thanks Mike. Kabari kami jika kamu telah sampai di Indonesia, biar ku suruh asistenku untuk menjemputmu di bandara."
"Okey. See you there. Bye Brada!!"
"See you."
Daddy Mike pun mengakhiri panggilan teleponnya.
***
Di sebuah ruangan kerja
Seorang pria paruh baya mengakhiri panggilan telepon yang di lakukannya
"Tolong atur kepulangan saya ke Indonesia."
"Dan juga hubungin dokter terbaik di Rumah Sakit milik kita di Jerman untuk segera terbang ke Indonesia." perintah pria paruh baya tersebut kepada asisten pribadinya.
Pria paruh baya tersebut adalah Michael Alberto seorang pengusaha terkenal dan disegani oleh para pengusaha di seluruh dunia.
Daddy Mike tinggal di negara Swiss karena pusat perusahaannya berada di negara tersebut.
Daddy Mike memiliki dua orang anak yaitu laki-laki dan perempuan.
Daddy Mike seorang duda karena sang istri meninggal saat melahirkan putri satu satunya.
Daddy Mike sudah bersahabat dengan papa Mahendra sejak kecil. Dimana memang kedua orang tua Daddy Mike maupun papa Mahendra bersahabat.
Juga adanya kedekatan kekerabatan diantara kedua istri mereka dimana Istri Daddy Mike masih sepupu jauh dari mama Zailine.
Maka dari itu kedua anak Daddy Mike dan Papa Mahendra sering bermain bersama bahkan terkadang dititipkan kepada keluarga Pratama saat Daddy Mike kunjungan Bisnis dalam waktu cukup lama.
"Bagaimana hasil pertandingan Marvin dan Al?" tanya Daddy Mike kepada sang asisten.
"Tadi nona Muda memberi kabar jika Tuan Muda Marvin dan Tuan Muda Al memenangkan pertandingannya tuan."
"Nona Muda Kania berpesan jika lusa akan kembali ke Indonesia bersama Tuan Muda Marvin dan Tuan Muda Al."
"Mereka bertiga belum mengetahui kabar tentang Queen sudah ketemu kan??"
"Belum Tuan, sepertinya Tuan Mahendra Menutup akses kabar tersebut."
"Marvin?"
"Tuan Muda Marvin sudah curiga Tuan karena tidak biasanya keluarga Tuan Mahendra melewatkan pertandingan Tuan Muda Al."
"Hahaha anak itu selalu peka sekali."
"Apakah perlu saya juga menutup akses informasi juga tuan?"
"Tidak perlu biarkan saja Marvin mengetahui dengan sendirinya."
"Pastikan saja kalian mengawasi mereka bertiga disana"
"Baik Tuan."
***
London
"Kita menang bang!" Al berseru bahagia
"Akhirnya piala ini kita dapatkan."
"Tidak sia-sia latihan keras kita selama ini bang."
"Tapi Al tumben Aunty Zailine dan uncle Hendra tidak datang untuk lihat pertandinganmu?" tanya Marvin kepada Al heran karena tidak melihat kedua orang tua Al tersebut.
"Ihhh iya sayang mama Zailine sama papa Hendra kok tumben gak datang lihat sih." Ujar Kania sang tunangan yang merupakan adik dari Marvin.
"Bener juga ya yank. Pasti telah terjadi sesuatu di rumah."
"Gimana kalau kita kembali ke Indonesia nanti malam saja??"usul Marvin kepada Al dan sang adik. Marvin merasa ada kejanggalan dimana biasanya salah satu keluarga dari tunangan adiknya itu pasti ada yang datang mendukung di setiap pertandingan namun hari itu tidak seorangpun yang datang. Maka dari itu Marvin mengusulkan untuk kembali ke Indonesia lebih awal dari jadwal yang sudah mereka rencanakan.
"Memang keburu ya kak kita pesan tiket sekarang??"
"Ngapain pesan tiket sih dek. Kan ada private jet punya Daddy yang nganggur disini."
Kania menepuk dahinya.
"Nia lupa kak Kemarin waktu berangkat kita kan pakai private jet Daddy ya. Tidak berangkat bersama dengan anggota tim lainnya."
"Ya udah kakak hubungin asisten kakak dulu."
Marvin berjalan menjauh untuk menghubungi asisten pribadinya sekaligus meminta asistennya mencari informasi suatu hal yang dirinya curigai.
Sementara itu Kania memperhatikan Al yang sejak tadi duduk gelisah
"Kamu kenapa sayang??"
"I don't know bé, aku ngerasa ada sesuatu yang salah disini. Something bad feeling about my twins bé."
"You know bé, i am really missing her so badly."
Kania mengelus pelan lengan sang tunangan.
"Berdoa terus bé, semoga Chacha selalu di lindungi dimana pun berada. Akupun juga merindukannya. Chacha merupakan sahabatku satu-satunya sejak pertama ketemu."
Kania tipe anak yang sangat susah untuk akrab dengan orang baru sejak kecil.
Namun berbeda ketika Kania pertama kali ketemu dengan Queen saat umur mereka dua tahun, Kania cepat akrab dengan Queen saat itu. Bahkan sampai mereka sering melakukan playdate bersama. Namun kegiatan tersebut harus berhenti ketika Queen di culik dan belum di temukan hingga sekarang. Kania membatasi dirinya karena beberapa anak yang selama ini mencoba mendekatinya hanya ingin memanfaatkannya saja. Kania pun selama ini hanya berteman dekat dengan Al sang tunangan, dua sepupu kembar sang tunangan, kakak kandung,serta sahabat dari kakaknya.
"I know bé, aku rasa nanti ketika sampai di rumah bakal ada kejutan besar menanti. Entah itu kabar baik atau buruk. Tapi feelingku mengatakan ini kabar baik. Semoga saja kabar tentang Chacha ya bé."
"Iya béb."
Marvin kembali setelah selesai menghubungi asisten pribadi dan tak mendapatkan informasi apapun yang diinginkannya. Hal tersebut menambah kecurigaannya terhadap sesuatu yang berkaitan dengan seorang gadis kecil yang selalu Marvin pikirkan setiap saat.
"Kakak sudah hubungin asisten kakak, Kita bisa pulang sekarang. Daddy sudah menyiapkan private jet lebih awal."
"Barang-barang kita bagaimana kak?"
"Orang suruhan Daddy sudah membereskan semuanya.koper kita sudah ada di dalam pesawat."
"Jadi kita langsung ke bandara sekarang nih?"
"kita perlu ngabarin keluarga di Indonesia gak bang??"
"Abang kira tidak perlu. Pasti Daddy sudah memberitahukan ke Uncle Hendra."
"Atau bisa jadi orang suruhan Papa Hendra yang biasanya ngikutin Al dari jauh juga sudah lapor dulu."
"Benar juga bé. Kadang aku heran kenapa Papa mengutus orang orang untuk ngikutin dari jauh. Padahal papa sendiri tahu kalau aku jago berbagai macam beladiri."
"Untuk pencegahan hal yang tidak diinginkan Al."
Al mengangguk setuju dengan ucapan Marvin.
Malam itu juga Al, Kania dan Marvin bertolak kembali ke Indonesia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Risnayeni
semangst thor, sayasuka cerita yang tidak banyak komfik,
2024-08-18
1
inayah machmud
wah Marvin, Al sama Kania pasti bahagia saat kembali ke indonesia Queen sudah di temukan
2024-05-30
1