bab 5

Eunggghh.....

Suara lenguhan kecil dari brankar menarik atensi mama Zailine,papa Mahendra, mami Priscillia, papi Aryan yang berada di dalam kamar rawat Queen. Sedang keluarga yang lain ada beberapa urusan yang tidak bisa di tinggalkan

Mama Zailine berjalan mendekat untuk mengecek keadaan putrinya. Mama Zailine melihat sang putri kesayangan hanya bergumam  pelan namun matanya masih terpejam.  Di dalam ruang rawat tersebut masih terdapat satu perawat yang sedang memeriksa Queen.

"Kapan kira-kira anak saya akan sadar?" tanya mama Zailine.

"Dokter memperkirakan dalam waktu satu jam nona Queen akan sadar nyonya. Nanti jika nona Queen sadar tolong segera untuk memanggil perawat yang bertugas. Kalau begitu kami permisi"

"Iya silahkan"

Papa Mahendra menutup pintu karena dirinya yang paling dekat dengan pintu keluar kamar rawat Queen. Air mata mama Zailine dan mami Priscilia berjatuhan melihat kondisi permata mereka.  Kepala yang dibalut perban, dengan beberapa luka yang lumayan parah pada tangan dan kaki.

"Maafkan mama sayang baru bisa menemukan kamu dengan kondisi kamu seperti ini. Mama tidak bisa menjaga Queen dengan baik. Maafkan mama." mama Zailine mencium jemari putrinya. Papa Mahendra mengusap punggung mama Zailine.

"Jangan terus menyalahkan diri sendiri, Sayang. Dalam hal ini aku yang paling bersalah karena tidak cepat menemukan putri kita. Tapi saat ini kita harus fokus pada kondisi Queen. Semoga saja tidak ada hal buruk akibat dari luka dikepalanya, Amin."

"Aamiin."

Sedang papi Aryan menghubungi kepala pelayan mereka untuk mengantarkan pakaian mereka yang maid persiapkan. Papa Mahendra juga meminta tolong salah satu asisten pribadinya yang bernama Balveer untuk mengambil beberapa perlengkapan yang dibutuhkan selama mereka menjaga Queen di rumah sakit.

Mama Zailine tak beranjak dari samping tempat tidur Queen. Mami Priscillia ditempat tidur untuk penunggu pasien. Papi Aryan, Papa Mahendra duduk di lantai yang dilapisi karpet. Sopir keluarga mereka tadi sudah datang mengantar beberapa barang dan pakaian yang dibutuhkan untuk yang menjaga dirumah sakit.

"euuuungg...." Queen membuka mata perlahan

lenguhan Queen sangan lirih tapi mampu membuat semua terjaga karena memang tak ada yang tidur lelap.

"Queen sayang." papa Mahendra menarik nafas lega mendengar lenguhan Queen dan melihat sang putri sudah mulai membuka mata perlahan  tanda sang putri sebentar lagi akan sadar.

"si....siapaaa anda? kenapa ini gelap? apakah disini mati lampu?" Queen bertanya setelah dirinya sadar sepenuhnya. Matanya terlihat berkedip berulang kali.

"Ini papa sayang." papa Mahendra mengusap lembut pipi putrinya.

Papa Mahendra menatap mata Queen.

"papa? tapi Queen tidak bisa melihat anda berada dimana? Apa betul anda papa saya?"

Jantung papa Mahendra terasa berhenti berdetak. Mama Zailine menutup mulut dengan kedua telapak tangannya.

"Apa betul anda papa Queen? tapi anda dimana?" Queen kembali bertanya. Nadanya biasa tapi sanggup mengiris hati yang mendengar pertanyaan Queen. Queen tidak melihat papa Mahendra yang berada sangat dekat dengannya.

Papa Mahendra berusaha tegar meski air mata sudah berjatuhan.

"Ini Papa, Sayang." Papa Mahendra menggenggam lembut jemari Queen.

"Queen tidak bisa lihat papa ya?" tanya papa Mahendra dengan suara tercekat di tenggorokan.

"Keliatan sedikit. Jadi Queen masih punya papa. Apa buktinya kalau anda papa Queen?Queen kecelakaan ya?"

"Iya sayang kamu masih punya papa, mama, papi,mami, kakek dan kakak. Bukti kalau Queen ,putri papa karena papa yang sudah mendonorkan darah papa untuk Queen dimana golongan darah Queen sama dengan papa. Juga kakak kamu melihat kalung yang kamu gunakan disaat membawa kamu ke rumah sakit. Kalung yang kamu gunakan itu merupakan kalung yang dipesan khusus oleh nenek kamu sayang."

"Kata dokter mata Queen kelilipan debu. Harus diobati dulu biar sembuh agar Queen bisa melihat papa, mama dan semuanya dengan jelas lagi."

"Kepala Queen di perban"

"Iya Sayang."

"Queen masih mengantuk, Papa."

"Queen tidur lagi ya."

"Papa jagain Queen sendirian? tidak ada keluarga yang lain ya, Pa?"

Papa Mahendra menatap mama Zailine yang berada dalam pelukan mami Priscillia. Kepala mama Zailine menggeleng. Mama Zailine tak sanggup bicara dengan Queen saat ini. Sedangkan papi Aryan serta mami Priscillia masih shock dengan kenyataan kondisi penglihatan Queen.

"mama dan yang lainnya tidur, Sayang. Queen tidur lagi ya."

"Heum"

Mata Queen terpejam. Papa Mahendra menghela nafas untuk mengusir sesak di dadanya. Queen tampak tenang tidak terpengaruh dengan kondisinya saat ini. Itu membuat papa Mahendra sedikit lega. Penglihatan Queen yang terganggu juga tidak bersifat permanen.

'Masih bisa di obati.' Papa Mahendra menghibur dirinya sendiri.

Papa Mahendra meraih bahu mama Zailine. Dibawa mama Zailine ke luar kamar. Dipeluk erat tubuh istrinya. Mama Zailine tak lagi menahan suara tangisnya. Papa Mahendra membiarkan mama Zailine menangis sepuasnya. Kemeja papa Mahendra sampai kusut karena dicengkeram mama Zailine. Dan juga basah oleh air mata istrinya. Papa Mahendra sendiri menangis tanpa suara. Sekuat apapun papa Mahendra menahan air mata, akhinya jatuh berderai juga.

Di dalam kamar, mami Priscillia duduk di dekat ranjang. Diusap lembut lengan Queen. Air mata meleleh di mata mami Priscillia. Papi Aryan bangkit dari duduk, kemudian berdiri dibelakang mami Priscillia. Papi Aryan mengusap lembut kedua bahu mami Priscillia.

"Queen pasti sembuh." Papi Aryan bicara dengan suara lirih. Untuk meyakinkan istrinya dan juga dirinya sendiri.

"Ini cobaan yang terlalu berat. Di saat kita yang baru menemukan Queen kembali setelah hampir 14 tahun lamanya. Queen harus menerima kenyataan tentang keadaannya saat ini." mami Priscillia bergumam lirih.

"Queen kita pasti kuat dan kita harus lebih kuat lagi." Papi Aryan masih mengusap kedua bahu Mamih Priscillia.

Di luar kamar.

Perlahan mama Zailine mulai tenang. Sehingga papa Mahendra membawa mama Zailine kembali masuk ke dalam kamar. Mereka berdua duduk di sofabed.

"Queen sangat tenang. Tidak terpengaruh dengan penglihatannya yang terganggu. Kita harus bisa lebih tenang dari dia. Agar bisa memberi dia semangat. Kata dokter ini hanya buta sementara, bukan buta permanen. Semoga bisa disembuhkan."

Mama Zailine masih belum juga bisa berkata-kata. Penyesalan dan rasa bersalah tak mau sirna. Semua karena ia merasa kejadian saat ini merupakan keteledorannya dirinya 14 tahun lalu dimana sang putri di bawa pergi oleh pesaing bisnis keluarga mereka. Dan keluarga mereka baru menemukan sang putri sekarang namun dalam kondisi yang bisa dikatakan tidak baik-baik saja. Namun Mama Zailine sadar, ucapan papa Mahendra benar. Tak ada guna menyesal dan merasa bersalah. Queen tidak perlu itu. Yang Queen perlukan adalah semangat dan perhatian sepenuhnya dari mereka semua.

Tidak ada satu orang pun dari mereka yang bisa tidur. Semua terjaga sampai subuh. Mereka memutuskan untuk berdoa bersama di ruang perawatan Queen yang sangat luas itu. Setelah berdoa bersama, papi Aryan ke luar untuk membeli sarapan. Setelah sarapan, papa Mahendra menelepon William, memberitahu bahwa Queen sudah sadar. Papa Mahendra meminta tolong William untuk memberitahu Keenan beserta si kembar jika adik mereka telah sadar tidak mengatakan kalau Queen kehilangan penglihatannya.

Terpopuler

Comments

@mmr_jjy

@mmr_jjy

terharu aku baca nya/Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/

2025-01-28

0

inayah machmud

inayah machmud

akhirnya Queen siuman

2024-05-30

2

lihat semua
Episodes
1 bab 1
2 bab 2
3 bab 3
4 bab 4
5 bab 5
6 bab 6
7 bab 7
8 bab 8
9 bab 9
10 bab 10
11 bab 11
12 bab 12
13 bab 13
14 bab 14
15 bab 15
16 bab 16
17 bab 17
18 bab 18
19 bab 19
20 bab 20
21 bab 21
22 bab 22
23 bab 23
24 bab 24
25 bab 25
26 bab 26
27 bab 27
28 bab 28
29 bab 29
30 bab 30
31 bab 31
32 bab 32
33 bab 33
34 bab 34
35 bab 35
36 bab 36
37 bab 37
38 bab 38
39 bab 39
40 bab 40
41 bab 41
42 bab 42
43 bab 43
44 bab 44
45 bab 45
46 bab 46
47 bab 47
48 bab 48
49 bab 49
50 bab 50
51 bab 51
52 bab 52
53 bab 53
54 bab 54
55 bab 55
56 bab 56
57 bab 57
58 bab 58
59 bab 59
60 bab 60
61 bab 61
62 bab 62
63 bab 63
64 bab 64
65 bab 65
66 bab 66
67 bab 67
68 bab 68
69 bab 69
70 bab 70
71 bab 71
72 bab 72
73 bab 73
74 bab 74
75 bab 75
76 bab 76
77 bab 77
78 bab 78
79 bab 79
80 bab 80
81 bab 81
82 bab 82
83 bab 83
84 bab 84
85 bab 85
86 bab 86
87 bab 87
88 bab 88
89 bab 89
90 bab 90
91 bab 91
92 bab 92
93 bab 93
94 bab 94
95 bab 95
96 bab 96
97 bab 97
98 mohon maaf
99 bab 98
100 bab 99
101 bab 100
102 bab 101
103 bab 102
104 bab 103
105 bab 104
106 bab 105
107 Bab 106
108 bab 107
109 bab 108
110 bab 109
111 bab 110
112 bab 111
113 bab 112
114 bab 113
115 minta maaf
Episodes

Updated 115 Episodes

1
bab 1
2
bab 2
3
bab 3
4
bab 4
5
bab 5
6
bab 6
7
bab 7
8
bab 8
9
bab 9
10
bab 10
11
bab 11
12
bab 12
13
bab 13
14
bab 14
15
bab 15
16
bab 16
17
bab 17
18
bab 18
19
bab 19
20
bab 20
21
bab 21
22
bab 22
23
bab 23
24
bab 24
25
bab 25
26
bab 26
27
bab 27
28
bab 28
29
bab 29
30
bab 30
31
bab 31
32
bab 32
33
bab 33
34
bab 34
35
bab 35
36
bab 36
37
bab 37
38
bab 38
39
bab 39
40
bab 40
41
bab 41
42
bab 42
43
bab 43
44
bab 44
45
bab 45
46
bab 46
47
bab 47
48
bab 48
49
bab 49
50
bab 50
51
bab 51
52
bab 52
53
bab 53
54
bab 54
55
bab 55
56
bab 56
57
bab 57
58
bab 58
59
bab 59
60
bab 60
61
bab 61
62
bab 62
63
bab 63
64
bab 64
65
bab 65
66
bab 66
67
bab 67
68
bab 68
69
bab 69
70
bab 70
71
bab 71
72
bab 72
73
bab 73
74
bab 74
75
bab 75
76
bab 76
77
bab 77
78
bab 78
79
bab 79
80
bab 80
81
bab 81
82
bab 82
83
bab 83
84
bab 84
85
bab 85
86
bab 86
87
bab 87
88
bab 88
89
bab 89
90
bab 90
91
bab 91
92
bab 92
93
bab 93
94
bab 94
95
bab 95
96
bab 96
97
bab 97
98
mohon maaf
99
bab 98
100
bab 99
101
bab 100
102
bab 101
103
bab 102
104
bab 103
105
bab 104
106
bab 105
107
Bab 106
108
bab 107
109
bab 108
110
bab 109
111
bab 110
112
bab 111
113
bab 112
114
bab 113
115
minta maaf

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!