NovelToon NovelToon

Motives

Bab 01

Elisabeth Veronica Louie

Itulah namaku. Bagus bukan?

Tentu saja bagus karena kata daddy and mommy mereka memikirkan namaku sampai tujuh hari tujuh malam.

Selain namaku sangat bagus entah

kenapa banyak orang memanggilku si gadis pemalas?

Padahal aku merasa tidak malas sama sekali bahkan mommy and daddy yang katanya memikirkan namaku saja membutuhkan tujuh hari juga

ikut ikutan memanggilku

'gadis pemalas'.

Aku memiliki dua saudara kandung yah kali saudara pungut, hehe.

Yang satu bernama Rayhan Juan Louie dia

kakak laki lakiku dan yang kedua bernama Bella Virna Louie dia kakak perempuanku.

Hidupku sangat nyaman dipenuhi ke mewahaan dan kekayaan yang tak akan habis tujuh keturunan tujuh tanjakan tujuh belokan dan yang lebih penting keluargaku sangat menyayangiku.

Maka dari itu banyak manusia manusia yang iri kepadaku.

Iri bilang bos eh salah bawahan.

Tapi tenang walaupun hidupku penuh kemewahan dan kekayaan itu tidak

membuatku sombong dan lupa diri.

Aku itu baik bahkan sangat baik seperti ada uang jatuh didepanku, tentu saja aku akan mengambil dan membeli bakso untuk aku makan.

Kenapa aku tidak mau mengembalikannya?

Jawabannya karena aku sangat malas dan lagi rezeki tidak boleh ditolak.

Aku sangat pintar dalam bidang non-akademik maupun akademik.

Seperti sekarang ini aku sedang bermain basket dengan satu grup denganku.

Aku melempar bola basket ke temanku tubuhku penuh keringat dan duduk di tempatku.

Aku melirik pelatih yang ada disampingku untuk melihat nilai yang pelatih itu tulis disana.

Belum sempat melihat nilainya, pelatih itu

menutup mapnya dan pergi darinya.

Aku mengangkat bahu acuh ah rasa kantuknya sudah menyerangnya, aku segera pergi dari ruang olahraga yang berada di area kampus.

Aku mengambil jurusan IT semester 5.

Tapi sebelum aku pergi meninggalkan ruang olahraga tiba tiba ada suara yang menghentikanku.

"Where are you going, Elisa ?"tanya Bianca teman satu tim basketku.

"Pulang."

Bianca hanya menggelengkan kepalanya Elisa sedang berjalan keluar dari sini, dia tau kalau Elisa cuma hanya ingin tidur

dirumah.

Sekarang aku sedang menunggu mobil suruhan mommyku di halte depan kampus sambil menunggu aku memasangkan earphone mendengar musik dan membaca novel yang di rekomendasikan oleh kakak perempuannya The Love Kiss'.

Ceritanya kurang menarik karena aku bosan melihat antagonis pastinya akan sial dan berujung kematian yang tragis.

Tapi entah kenapa aku ingin menghabiskan buku ini dalam satu waktu saja.

Elisa yang sedang mendengarkan musik

menggunakan earphone dirinya tanpa sadar ada sebuah bus yang remnya blong yang akan menabraknya.

BRAKK

Banyak orang berkerumun mengelilingiku ada yang memanggil ambulans.

Sedangkan aku hanya bisa menatap mereka saja dengan tatapan yang sayu menahan sakit diseluruh badannya dan lama kelamaan matanya menjadi kabur dan gelap.

'Dad, Mom, Kak Ray dan kak Bella. Terimakasih telah memberiku banyak cinta dan sekarang aku pergi."

*****

Disisi lain seorang perempuan menatap tajam perempuan yang sedang berdarah.

Tak lama kemudian datanglah kedua pria remaja dengan langkah terburu buru.

Satu pria remaja itu duduk melihat perempuan yang sedang berdarah di telapak kakinya.

Dan satu pria remaja lagi berdiri tegak menatap tajam perempuan yang menurutnya menjadi tersangka dari lukanya perempuan yang sedang terduduk di lantai.

"NGAPAIN LO BIKIN MIKAYLA TERLUKA HAH?"teriak pria remaja itu dengan nada membentak.

"Kak bukan seperti itu..."

"GAK USAH LO PANGGIL GUE KAKAK DENGAN MULUT LO! Menjijikan!"

"JIKA GUE BISA MILIH GUE LEBIH MEMILIH MIKAYLA SEBAGAI ADIK GUE

DARI PADA LO!"

Deg

Bagai ribuan jarum menusuk hatinya, sungguh sangat miris hidupnya dibenci

oleh keluarganya hanya karena kesalahan yang tidak pernah ia lakukan sama sekali.

Tidak ada yang membelanya sama sekali

sedangkan perempuan yang sedang terduduk disana yang tidak ada hubungan darah dengan keluarganya saja dibela.

Seandainya bisa memilih juga dia tidak akan memilih hidup dengan penuh penderitaan seperti sekarang ini walaupun di penuhi harta tapi percuma saja jika hidupnya selalu dibenci.

Ayahnya tidak pernah membelanya, kedua saudaranya selalu menyalahkannya dan

menatapnya dengan tatapan benci.

Sangat menyakitkan.

"Kak aku punya pertanyaan yang sangat mudah, apa kamu ingin aku mati?"tanyanya dengan tatapan lelah.

"YA GUE INGIN LO MATI!"

Lima kata terucap dari mulut saudara kandungnya membuatnya semakin putus asa, tersenyum miris menatap kedua saudaranya yang sedang mengurusi perempuan itu.

Berjalan dengan tatapan teduh melihat sinar matahari dari balik jendela yang cukup besar.

Dia membuka kedua jendela itu.

Sedangkan Marvin dan Melvin kedua saudara kembar dari perempuan yang menatap acuh sinar matahari dari jendela, menurut mereka dia sedang melihat matahari saja.

Tapi siapa sangka adiknya bukan menatap matahari tapi melompat dari lantai tiga.

Mereka berdua berlari turun melihat adiknya yang sudah tergeletak dengan banyak darah yang keluar dari tubuh adiknya.

"SIAPKAN MOBIL!"

Marvin langsung menggendong tubuh adiknya berlari masuk kedalam mobil yang sudah disiapkan.

Marvin menatap bersalah melihat adiknya.

"Eliza kumohon bertahanlah."

Elizabeth nama dari adik kedua kakak kembarnya, hanya tersenyum miris melihat kakaknya mempedulikan disaat

saat terakhirnya.

*****

Dokter keluar dari ruang UGD setelah setengah jam lamanya didalam sana.

Dokter itu mendekati keluarga si pasien.

"Dok bagaimana keadaannya?"tanya Marvin dengan nada khawatir.

"Pasien berhasil melewati masa masa kritisnya dan sekarang pasien sedang koma. Untuk sekarang jangan mendekatinya terlebih dahulu sebelum saya memeriksa pasien lebih lanjut lagi"jawab Dokter.

"Berapa lama adik saya akan bangun dok?"

"Karena ada pendarahan yang hebat di kepalanya menyebabkan koma maka paling cepat esok hari."

"Kalau tidak ada lagi, saya permisi!"

"Marvin!"

Marvin mengusap matanya yang mengeluarkan air mata, melihat ayahnya dan temannya datang mendekatinya.

Dibelakang temannya ada dua perempuan dengan pakaian badgirl.

"Apa yang terjadi sama sahabat gue?"tanya Karen sahabat Eliza.

Belum sempat Marvin menjawab, dia sudah dapat bogem mentah dari perempuan bar bar.

"Gak usah ditanya Karen, pasti mereka semua yang menyebabkan sahabat kita

masuk rumah sakit."ujar Jessica sahabat Eliza.

"Apa kata dokter, Marvin?"tanya Andika ayah dari si kembar dan Eliza.

"Eliza koma"jawab Marvin menunduk menyesal.

BUGH

BUGH

Karen meninju wajah Melvin dan Jessica kembali meninju wajah Marvin.

Karen dan Jessica ingin meninju wajah mereka berdua lagi, tapi dihalangi oleh perempuan menjadi tameng mereka berdua dan sialnya perempuan itu adalah perempuan paling mereka bertiga benci.

"Karen, Jessica. Jangan memukuli mereka!"

"Cih perempuan gila ini lagi!"

"Siapa lo beraninya berhentiin kita?"jessica

menunjuk nunjuk wajah perempuan sialan itu.

"Lo tau gak kalau gara gara lo sahabat gue jadi koma"jessica mendorongnya hingga

terjatuh.

"JESS-"

"Maaf tuan nona. Mohon jangan berisik karena ini adalah rumah sakit!"ucap suster

memotong bentakan dari pria yang ada disampingnya.

Jessica masih tetap menatap tajam si kembar dan temannya apalagi perempuan

sialan itu, "Pergi dari sini! Kita yang akan menjaga Eliza."ucapnya.

"Apa maksud lo?"tanya Marvin.

"Benar, apa kata Jessica mending kalian pergi dari sini termasuk om Andika dan lo

pada."

Karen menunjuk si kembar.

"Tapi kita keluarganya."

"Keluarga yang membuat anggotanya terluka dan bunuh diri!"ucap Jessica membuat keluarga Elizabeth kena mental.

***

Bab 02

Aku membuka mataku melihat sekeliling dinding berwarna putih, ruangan bau obat-obatan, dan tangan di infus.

Aku langsung tau kalau ini adalah rumah sakit, apa aku selamat dari kecelakaan itu?

Padahal aku sangat yakin kalau kecelakaan itu membuatku mati.

Tapi jika aku selamat, yah tidak masalah. Ah rasanya ingin kembali tidur.

Belum sempat aku memejamkan mata seorang dokter masuk dengan stetoskop di lehernya.

Dokter itu sangat tampan dan wajahnya dingin, sepertinya dokter itu tidak terkejut dengan bangunnya aku.

"Bagaimana keadaan anda?"tanya dokter tampan itu.

Aku ingin menjawab tapi tenggorokanku kering aku butuh air.

Aku mengambil air yang ada ditangan dokter dan meminumnya hingga tandas.

"Apa yang terjadi?"

Pertanyaan pertama yang keluar setelah tenggorokanku sudah basah kembali dengan air yang kuminum.

"Nona anda koma selama tiga hari."

"Nona apa anda ingat siapa nama anda?"tanya Dokter itu.

"Tentu saja ingat, dok. Saya Elisabeth Veronica Louie."

Jawabku dengan yakin.

Aku melihat dokter itu mengeitkan keningnya.

Aku memutar mataku mencari keluargaku yang memberiku cinta dan kasih sayang, tapi tidak ada sama sekali mereka.

"Nama anda bukan Elisabeth Veronica Louie tapi Elizabeth Annabelle Britania."

Aku membulatkan mataku mendengarnya.

Siapa tadi dokter itu bilang? Elizabeth?

Hei namaku bukan Elizabeth tapi Elisabeth.

Aku memalingkan pandanganku melihat dua perempuan masuk kedalam ruangannya.

Siapa mereka berdua? Tampaknya tidak asing.

Aku mengangkat bahuku acuh malas mengingatnya.

Tiba tiba kepalaku sangat sakit, banyak ingatan dan memory yang bukan milikku.

Pandanganku menjadi gelap dan pingsan.

*****

Aku membuka mataku dan kembali melihat ruangan yang sama seperti tadi.

Sial sekarang aku tau, ini bukan tubuhku ataupun duniaku.

Ini adalah dunia novel yang direkomendasikan kak Bella yang berjudul 'The Love Kiss'.

Dan sialnya aku masuk ke tokoh antagonis yang selalu punya masalah saat dia berjalan saja.

Elizabeth Annabelle Britania.

Nama tokoh yang aku rasuki.

Namanya hampir sama denganku 'Elisabeth' dengan Elizabeth', bedanya S dan Z nya saja.

Elizabeth yang asli adalah seorang putri dari keluarga Spectre.

Aku dan Elizabeth memiliki sedikit perbedaan.

Aku hidup dengan kasih sayang yang lebih dari cukup dari keluargaku sedangkan Elizabeth hidup tanpa kasih sayang dari keluarganya.

Di novel tertulis bahwa Elizabeth menjadi penyebab kematian ibunya dan kembarannya.

Ibunya meninggal setelah melahirkan

Elizabeth dan kembarannya, mereka berdua hidup dengan tatapan benci dari keluarganya.

Elina nama kembaran Elizabeth.

Elina yang tidak tahan dengan tatapan benci dari keluarga kandungnya dan memilih mengakhiri hidupnya diusianya yang kesepuluh tahun.

Elizabeth kala itu ingin bermain dengan Elina dan terkejut melihat Elina melompat dari lantai tiga dari jendela yang sama dengan Elizabeth bunuh diri.

Tangan yang posenya seperti mendorong dan akhirnya Elizabeth dituduh menjadi orang yang telah membunuh kembarannya.

"Dasar novel sialan! Harusnya tadi aku bisa masuk surga dan malas malasan disana, bukan masuk kedalam novel apalagi aku harus menjadi si tokoh antagonis yang penuh dengan masalah."

Pintu terbuka kedua perempuan masuk, aku ingat kalau mereka adalah sahabat dari si pemilik asli tubuh ini.

Kalau gak salah namanya Karen Hendita dan Jessica Veranda.

"Eliza lo benar benar gak ingat kami?"tanya Jessica duduk disampingku.

"Siapa kalian?"Aku harus pura pura seperti orang amnesia.

"Gue Jessica dan dia Karen. Kita sahabat kecil lo."

Aku mengganguk dengan malas rasanya ingin tidur lagi walaupun agak menyebalkan tidur dengan bau obat obatan disekelilingnya.

Aku memejamkan mataku.

"Ayolah Eliza jangan tidur lagi!"ujar Karen yang tidak ingin sahabatnya tertidur lagi.

"Aku lelah."

"Baik baiklah sana tidur. Nanti lo harus bangun karena lo harus pulang sebelum si sok polos itu menguasai rumah lo!"ucap Jessica dengan nada yang benci mengingat si perempuan sialan itu.

"Kita pulang dulu nanti kita kesini lagi."

Jessica dan Karen keluar dari ruang inapnya.

Sedangkan aku menatap malas untuk pulang ke rumahnya, ah biarlah lagian

aku juga malas hirup udara yang penuh obat obatan disini.

Menyebalkan!!

***

Disinilah aku melihat rumah besar tapi masih lebih besar rumahku yang dulu,

maklumlah dulunya aku adalah anak dari pengusaha no 2 di negeriku dan sekarang aku gak tau anak dari pengusaha no berapa tapi yang lebih penting sekarang aku ingin segera berbaring di ranjang Elizabeth.

"Lo yakin gak mau gue sama Karen temanin lo masuk kedalam?"tanya Jessica.

"Gak. Kalian pulanglah dan terimakasih sudah mengantarku."

Aku merenggangkan badanku yang kaku berjalan masuk kedalam rumah ini.

Aku mendengar suara ketawa yang sangat kencang dari dalam dan suara perempuan yang ketawa dengan lembut.

Aku hanya melirik sekilas mereka bertujuh

dan kembali berjalan masuk kedalam lift menekan tombol angka 3.

Aku membuka kamar yang ada tulisan didepannya.

'Elizabeth'

kamarnya sangat girly sekali warna pink hampir memenuhi kamar ini.

Aku yang melihatnya itu sangat membuat mataku sakit sepertinya perlu di ganti semua yang ada disini.

"BI...BIBI!"teriakku.

*****

Sedangkan di lantai pertama, mereka bertujuh menatap bingung dengan cueknya Eliza.

Biasanya jika mereka berkumpul pasti Eliza akan menempeli Alaska, tunangan Eliza.

Mereka juga terkejut mendengar suara teriakan dari atas.

"Sepertinya aku harus keatas karena mama dan lainnya sedang pergi berbelanja"

"Tapi Kayla..."Seorang pria memegang tangan Mikayla.

"Gak apa apa kok, Alaska."

Mikayla melepaskan tangan pria yang bernama Alaska.

*****

"Mana sih nih bibi nya? Lama amat."gerutuku kesal karena dari tadi teriak tapi belum ada yang datang.

"BI-"

"Eliza."

Aku melihat perempuan itu tadinya berada dibawah bersama pria remaja itu, melirik

para pengawal muda yang berada dibelakang perempuan

"Ada apa Eliza?"tanya Mikayla menampilkan wajah yang polos.

Sepertinya perempuan ini adalah protagonis wanitanya, tapi aku gak perduli dengan itu.

Sekali dilihat saja perempuan ini seorang ular kepala dua didepan baik belakang busuk, sekarang karena ia terlalu malas meladeninya.

"Ganti semua interior yang ada dikamar ini warnanya harus warna gelap."

Pintaku mencari kamar untukku tidur sementara.

"Tapi kenapa dengan kamar ini? Bagus kok"tanya Mikayla lagi.

"Oh kalau gitu buat kamu aja"

Aku membuka pintu kamar yang menarik perhatianku, kamar sangat indah dan besar yang jendelanya bisa melihat lingkungan luarnya.

Memiliki kamar mandi didalamnya, ranjang dengan ukuran king size bed, ada ruang baca tersendiri, dan yang lebih penting kamar ini kedap suara dibandingkan kamar pemilik asli tidak ada kedap suaranya.

"Aku ingin kamar ini. Pindahkan semua barang barangku dan pakaianku disini!"

"Gak boleh!"

Aku membalikan badanku menatap dingin si pemilik suara yang membantahnya.

Siapa dia beraninya membantah ucapanku?

Ah ayolah hari ini aku sedang sangat malas ingin cepat tidur di ranjang baruku.

"Why?"

"Kamar ini milik Kayla. Jadi kembalilah ke kamar lo"ucap melvin.

***

Bab 03

Aku ingin sekali tertawa mendengarnya ini adalah kamar utama yang harusnya aku tempati, jadi apa salahnya aku kembali ketempat seharusnya.

"Siapa kamu?"

Melvin terkejut tapi kembali lagi dengan tatapan tajam menatap Eliza, "Berhenti

pura pura seperti orang hilang ingatan, pergilah ke kamar lo jangan menginginkan hak orang lain."

Aku memberikan secarik surat dari dokter kepada Melvin.

Melvin membacanya terkejut disurat tertulis bahwa Elizabeth Annabelle Britania menderita amnesia atau hilang ingatan.

"Jadi lo benar benar hilang ingatan?"

"Hm."

"Jadi pergilah dari kamar ini karena aku ingin istirahat."

"Tapi ini kamarku"ucap Mikayla mengeluarkan air matanya.

"Benar, walaupun lo sedang amnesia ini kamar Kayla bukan lo"ucap Alaska membela Mikayla dari pada tunangannya sendiri.

"Sepertinya kalian salah deh menganggap kalau ini adalah dia, biar ku pertegas ini

adalah kamar yang di desain khusus oleh mommy untukku. Coba kalian lihat ukiran yang tercantum namaku"

Mereka bertujuh melihat arah tunjukanku terlihat di sana ada tulisan yang beralasan

kayu 'Elizabeth'.

Bahkan jika ingin menghilangkan tulisan

itu harus menghancurkan kamar ini dengan sebuah alat.

"So get out of my room!"

"Oh jangan menempati kamar yang ada di sebelahku, itu adalah kamar Elina saudari

kembaran ku."

BRAK...

Si kembar dan temannya mengelus dadanya kaget saat Elizabeth menutup pintu dengan kasar sampai mengeluarkan bunyi yang sangat kencang.

"Gak apa apa kamu bisa tidur di kamar tamu yang ada di lantai dua"ucap Melvin

mengelus pucuk rambut Mikayla.

"Ya kak."

*****

Keesokan harinya aku membuka mataku kesal dengan ketukan pintu yang tiada henti di luar, aku menatap tajam perempuan yang berdiri didepan pintuku.

Aku menaikkan satu alisku melirik jam tangan yang masih menunjukkan pukul lima sore.

"Maaf Eliza aku membangunkan kamu. Aku mau ambil barang barangku"Ucap Mikayla si perempuan yang membuatku terbangun.

"Sepertinya kamu harus sadar akan posisi kamu."

Mikayla berhenti membereskan barang-barangnya mendengar perkataan dari Eliza.

"Aku belum memberimu izin masuk kedalam kamarku dan mulai sekarang tolong panggil saya NONA seperti ibu kamu memanggilku"ucapku

melihat perempuan menenteng tas siap untuk keluar dari kamarku.

"Ya, nona"

"Bagus, sana cepat keluar aku masih mau tidur lagi"usirku menutup pintu dan kembali tertidur di ranjang.

*****

Marvin yang mendengar percakapan Eliza dan Mikayla.

Marvin mendekati Mikayla yang sudah keluar dari kamar memakai pakaian sekolah.

Mikayla membantu ibunya yang sedang membuat sarapan.

"Bibi"

"Den Marvin."

"Kak Marvin."

"Bibi nanti tolong antarkan sarapan ke kamar Eliza sepertinya hari ini dia tidak

masuk sekolah lagi"pinta Marvin melirik sekilas Mikayla yang sedang tersenyum manis menatapnya.

Marvin berjalan masuk ke kamarnya lagi.

*****

Aku membuka pintu kamarku dengan kesal melihat perempuan paruh baya

didepanku sambil membawa nampan berbagai sarapan diatasnya.

Melihatnya perutku menjadi lapar, kemarin aku belum sempat makan malam karena terlalu malas turun dan pastinya aku akan menemui ayah Elizabeth dan kakak kembarnya yang menyebalkan.

Aku mengambil nampan itu tak lupa mengucapkan terimakasih kepada bibi yang sudah membawa sarapan ke kamarku.

Selesai makan aku mengambil smartphone Elizabeth membuka aplikasi

diary mengetik alur cerita novel

'The Love Kiss'.

"Sepertinya besok aku harus ke sekolah. Astaga memikirkannya sudah sangat

malas"Gerutuku keluar dari kamar menuju kamar yang sebelumnya.

Aku mengambil pakaian dan barang barang milik Elizabeth, aku mengunci kamar ini karena ada barang yang malas aku bawa ke kamar milikku.

Aku merapikan barang barang ke tempatnya dan setelah itu aku kembali tidur.

*****

Marvin dan Melvin masuk kedalam rumahnya, entah kenapa ada yang kurang tidak ada lagi adik yang menyambutnya pulang dengan senyuman manisnya dan tidak ada lagi suara cempreng dan tangisan dari adik perempuannya.

Tak lama Mikayla menghampiri si kembar dengan senyuman manisnya memakai kaos polos dan celana panjang.

Melvin masuk kedalam kamarnya.

"Eliza kemana?"tanya Marvin duduk di sofa

mengambil remote.

"Kata mama nona belum turun setelah mama mengantar sarapan nona"jawab Mikayla.

"Belum turun? Ini sudah mau sore tapi Eliza belum turun?"

Mikayla mengganguk.

Marvin menaik tangga dengan berlari sambil berdoa didalam hatinya adiknya tidak berbuat sesuatu seperti kemarin

yaitu bunuh diri.

Marvin menggedor pintu kamar baru

adiknya, tak lama pintu terbuka terlihat sosok adiknya masih memakai piyama kemarin dan wajah yang seperti baru bangun tidur.

"Apa?"

"Lo baru bangun tidur?"

"Kalau iya kenapa? Jangan ikut campur urusanku karena itu yang kalian inginkan."

Ucapku masuk kedalam kamar

lagi menutup pintu.

Marvin menatap pintu kamar yang dingin tanpa sapaan hangat dari adik perempuannya.

Melirik kamar kosong yang ada disamping

yang ternyata dia baru tau kalau itu adalah kamar mendiang adiknya, Elina Britania.

Lantai tiga ini memang dulunya dibuat khusus untuk Elizabeth dan Elina yang di desain oleh tangan Elena Wiranata, mommy dari dua kembar sejenis.

Kedua kamar Elizabeth dan Elina tidak memiliki kunci cadangan sama sekali.

Marvin dan Melvin dengan lancangnya menyuruh anak yang tanpa hubungan darah dengan keluarganya menginjakkan di lantai ini bahkan mengambil kamar yang

seharusnya itu adalah kamar Elizabeth.

Didalam kamar, aku menatap layar smartphone membaca tokoh yang berperan di dalam novel ini sambil mulut

memakan cemilan yang sudah aku siapkan.

Alaska Brylee Dalbert, putra tunggal dari keluarga Dalbert sekaligus tunangan Elizabeth yang asli.

Sifatnya arogan dan lumayan dingin, Ketua geng motor 'Sky'. Si protagonis pria.

Calvin Dralie Oliver, anggota geng motor Sky dan temannya Alaska. Sifatnya

seperti para wanita yaitu suka bergosip. Calvin hanya muncul beberapa kali saja di novel, jadi tokohnya tidak terlalu penting.

Marvin Ignatius Britania, anak laki laki pertama dari keluarga Brittania.

Kakak dari Melvin, Elizabeth, dan Elina.

Sifatnya tidak terlalu dijelaskan tapi tokohnya cukup penting di dalam novel bersama Melvin.

Melvin Loye Britania, anak laki laki kedua dari keluarga Britania. Sifatnya sangat mudah terpancing, terkadang Melvin mudah dihasut.

Marvin dan Melvin kembar beda 10 menit dan mereka berdua anggota geng motor Sky.

Vincent Wayne Klein, putra bungsu dari keluarganya.

Sifatnya playboy, suka main hati wanita dan suka bercanda.

Tokoh Vincent ini cukup berpengaruh karena Vincent nantinya dia akan membuat Elizabeth akan semakin dibenci

di dunia maya.

Mikayla Valencia, protagonis wanita didalam novel. Sifatnya yang tercantum di dalam novel polos, manis dan lainnya.

Mikayla adalah anak pelayan di keluarga Elizabeth.

Flower Cyra, teman Mikayla.

Karen Violin Hendita, sahabat Elizabeth. Karen sifatnya hampir sama seperti Jessica yaitu bar bar dan tidak takut.

Karen tokoh yang penting karena Karen dan Jessica selalu membela Elizabeth dari tuduhan yang tidak benar adanya.

Jessica Delcy Leonhard, sahabat Elizabeth. Jessica akan menjadi sahabat yang maju saat melihat salah satu sahabatnya terluka.

Tapi ada satu hal yang membuat Jessica tidak bisa membela Elizabeth lagi yaitu kakak laki lakinya, Xavier Archie Leonhard.

Xavier Archie Leonhard, tokoh antagonis yang berada didalam novel. Jatuh cinta pada pandangan pertama saat melihat Mikayla yang secara tidak sengaja tertidur di sebuah pohon besar yang ada di taman.

Xavier juga yang menjadi penyebab kematian Elizabeth karena Xavier seorang ketua mafia dan pewaris keluarga Leonhard yang memegang kendali para tokoh yang didalam novel.

"Aku harus menghindari pria ini"ucapku dengan yakin.

***

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!