Bab 9 : TPSO

Sejak pulang dari rumah sakit tadi siang, Karin tidak mau keluar dari kamarnya. Kenzo adalah orang yang sudah mengantarkan Karin bersama papa dan tantenya pulang. Kenzo memang tampan, tapi Karin tidak memiliki perasaan apapun terhadapnya. Hati Karin sudah tertaut pada Alvaro.

Karin benar-benar sudah dibuat menggila, pesona Alvaro membuat Karin tidak bisa melupakan wajah pria itu walaupun hanya sedetik saja dari pikirannya. Hanya dengan membayangkan wajahnya saja bisa membuat Karin tersenyum dan hatinya merasa berbunga-bunga.

Karin mendudukkan dirinya ditepi ranjang, matanya memandang ke arah jas milik Alvaro yang dia gantungkan didinding kamarnya. Sepertinya Karin tidak berniat mengembalikan jas itu kepada pemiliknya.

Sebenarnya bukan hanya jas-nya saja yang ingin Karin lihat, tapi orangnya juga. Sayangnya dia tidak memiliki nomor telefon Alvaro. Jika punya, Karin pasti sudah menelfonnya setiap hari, mengganggunya, tanpa peduli jika dirinya akan disebut sebagai wanita gila oleh Alvaro.

"Al... Apa yang sedang kamu lakukan sekarang?" Karin bertanya pada dirinya sendiri, mencoba menebak-nebak apa yang sedang dilakukan oleh pujaan hatinya malam ini.

Baru saja Karin ingin berdiri untuk menghampiri jas milik Alvaro, suara ketukan pintu terdengar, Ardi membuka pintu kamar putrinya setelah mendapatkan sahutan dari sang anak. Langkah kaki Ardi menuju ke arah ranjang berukuran sedang itu. Dia mendudukkan dirinya di samping Karin.

Dengan hilangnya Karin semalam, dan Dhea juga memberitahukan jika Karin tidak menginap di rumahnya, membuat Ardi yakin jika putrinya itu sudah mendengar percakapan dirinya dengan Lidia semalam. Itulah sebabnya Ardi datang ke kamar Karin, dia ingin menceritakan semuanya tentang mama kandung Karin.

"Nak, Papa ingin minta maaf sama kamu. Selama ini Papa tidak pernah jujur tentang mama kamu," ujar Ardi membuat Karin menoleh ke arahnya.

Karin hanya mampu terdiam, sebenarnya banyak sekali yang ingin dia tanyakan pada papanya. Namun, dia sangat takut mendengar kebenaran itu secara langsung.

"Sebenarnya mama kamu pergi karena dia lebih memilih pria lain ketimbang papa. Kami memutuskan untuk bercerai karena sudah tidak mungkin mempertahankan hubungan yang memang sudah tidak sehat lagi."

Penjelasan Ardi membuat hati Karin kembali bergemuruh hebat, genangan air mata mulai nampak dikedua bola matanya.

Ardi mengusap rambut Karin dengan air mata tertahan. "Maafkan Papa, Nak. Papa sudah gagal untuk mempertahankan mama kamu. Maafkan Papa..."

Tangis Karin pun pecah seketika itu juga. Ardi membawa tubuh putrinya ke dalam pelukannya, membiarkan Karin menangis sepuasnya hingga baju Ardi basah oleh air mata Karin. Memang sudah waktunya Karin mengetahui tentang alasan perceraian kedua orang tuanya.

Meskipun sudah mengetahui semuanya, Ardi tetap berharap supaya Karin tidak membenci mamanya. Cukup dirinya saja yang terluka atas pengkhianatan Anita. Ardi ingin Karin tetap menjadi anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya, terutama pada ibu yang sudah mengandung dan melahirkannya.

...🍁🍁🍁🍁🍁...

Pagi-pagi sekali Karin sudah berada di dapur bersama dengan tantenya. Karin memang suka sekali membantu tantenya memasak, hingga dia bisa memasak berbagai masakan rumahan sederhana. Seperti sekarang ini mereka sedang memasak tumis buncis udang, sayur asem, oseng tempe dan telur dadar.

Karin memang merasa masih sangat sedih setelah mendengar cerita dari papanya semalam. Namun, Karin tak ingin terus larut dalam kesedihannya, dia harus tetap semangat untuk papanya yang sudah dengan tulus merawat dan menyayanginya setelah bercerai dari mamanya.

Apalagi sekarang ada Alvaro yang mampu mengalihkan dunianya Karin. Hanya dengan membayangkan wajah Alvaro saja sudah membuat Karin merasa sangat bahagia sekali, apalagi jika sampai dia bisa menggapai cinta pria itu. Tapi apakah Alvaro mau dengannya?

Tok... Tok... Tok...

Terdengar suara pintu depan diketuk oleh seseorang, membuat Karin dan Lidia saling menatap.

"Siapa yang bertamu pagi-pagi begini?" Lidia mengambil alih mangkuk ditangan Karin. "Kamu buka dulu pintunya, biar tante yang lanjutin masak."

Karin menganggukkan kepalanya, dia berjalan meninggalkan dapur menuju ruang tamu. Dibukanya pintu yang masih tertutup rapat itu. Mata Karin semakin terbuka lebar saat melihat siapa yang datang berkunjung ke rumahnya.

"Al....." ucap Karin dengan lirih saat melihat sosok Alvaro yang sedang berdiri dihadapannya sekarang.

Alvaro bisa melihat Karin cukup terkejut dengan kehadirannya disana. Tidak sulit bagi Alvaro untuk menemukan rumah Karin. Dia tinggal bertanya saja pada asistennya yang dia suruh untuk mengantarkan Karin kemarin lusa.

"Al, kamu...."

"Aku datang untuk mengajakmu keluar, ada yang ingin aku bicarakan berdua denganmu," ucap Alvaro memotong ucapan Karin.

Semalaman Alvaro tidak bisa tidur karena terus teringat ucapan papa Karin. Dia hanya berpura-pura tidur saat Maya masuk ke kamar dan mencoba mengajaknya ngobrol. Hingga akhirnya istrinya itu memilih untuk ikut tidur disampingnya karena mengira Alvaro sudah benar-benar tidur.

Dan pagi ini Alvaro sampai meninggalkan rumah orang tuanya sebelum Maya sempat bangun dari tidurnya. Dia hanya berpamitan pada mamanya dengan berbohong jika ada sedikit pekerjaan yang harus dia urus dikantor. Alvaro meminta mamanya untuk menyampaikannya pada Maya dan meminta Maya untuk menunggu sampai dia kembali.

"Siapa yang datang, Rin?" terdengar suara Lidia dari arah belakang Karin dengan diikuti oleh Ardi dibelakangnya. Mereka ingin melihat siapa yang tengah datang bertamu.

"Nak Alvaro?" Ardi nampak sumringah sekali saat melihat ternyata calon menantunya yang datang berkunjung.

Dua orang tua itu datang mendekat ke arah Karin dan Alvaro yang masih berdiri di pintu. Wajah Karin nampak memucat dan kedua tangannya saling mengepal. Perasaan takut mulai menyelimuti diri Karin. Bagaimana jika Alvaro datang untuk bicara jujur tentang hubungan mereka yang tidak pernah nyata?

"Mari masuk, Nak," ajak Ardi mempersilahkan Alvaro untuk masuk ke dalam rumahnya.

"Terimakasih, Om. Kedatangan saya kemari ingin mengajak Karin keluar sebentar. Itu juga jika Om mengijinkan," padahal Alvaro bisa saja mengatakan kejujurannya pada keluarga Karin sekarang. Namun dia memilih untuk tidak melakukannya. Alvaro ingin bicara berdua dengan Karin lebih dulu.

"Tentu saja, Nak. Tentu saja boleh," jawab Ardi.

Alvaro menatap Karin yang masih berdiri didepannya. Wanita itu hanya diam tertunduk dan tidak berkata sepatah katapun. Karin pasti merasa takut jika Alvaro akan berkata jujur tentang kebohongan Karin pada keluarganya.

Setelah mendapatkan ijin, Alvaro membawa Karin dengan menaiki mobilnya. Sepanjang perjalanan mereka hanya terdiam dan saling bergulat dengan pikiran mereka masing-masing. Setelah cukup jauh dari rumah Karin, Alvaro segera menghentikan mobilnya ditempat yang cukup sepi, dekat area perkebunan.

Alvaro menatap Karin yang duduk di sampingnya.

"Kapan kamu siap untuk mengatakan kejujurannya pada papa kamu? Aku akan membantu kamu untuk itu," ucap Alvaro membuat Karin menoleh menatapnya.

"Jadi kamu membawaku pergi hanya untuk mengatakan ini?" Karin merasa sangat kecewa dengan ucapan Alvaro barusan. Harusnya dia memang tidak pernah berharap lebih pada pria seperti Alvaro.

"Karin..."

"Al, tanpa bantuanmu pun aku bisa mengatakan sendiri pada keluargaku tentang kebohonganku. Kamu tidak perlu khawatir tentang itu. Lebih baik kamu pulang dan tidak perlu memperdulikan aku lagi. Aku minta maaf karena sudah membawamu masuk kedalam masalahku." Karin membuka pintu mobil dan memilih keluar dari dalam mobil.

Melihat wajah sedih Karin membuat hati Alvaro merasa tidak tega. Papa Karin pasti akan marah besar jika sampai mengetahui kebohongan yang sudah diciptakan oleh Karin. Bagaimana jika papa Karin kembali mengalami serangan jantung setelah Karin berkata jujur nanti? Alvaro merasa sangat frustasi memikirkan semua itu. Padahal ini bukan urusannya, tapi pikirannya tidak bisa berhenti untuk memikirkan semua hal itu.

"Karin, tunggu!!" Alvaro ikut keluar dari mobil dan berlari mengejar Karin yang sudah berjalan cukup jauh dari tempat mobilnya berhenti.

"Karin, tunggu Karin!!" Diraihnya lengan wanita yang bukan siapa-siapanya itu. Mata yang merah dan wajah yang basah karena air mata nampak diwajah Karin, membuat hati Alvaro seperti teriris melihatnya.

"Lepaskan, Al!" Karin mencoba menarik tangannya, namun Alvaro memeganginya dengan semakin kuat hingga tubuh Karin terdorong kedepan. Sekarang jarak mereka menjadi sangat dekat sekali.

Dua pasang mata itu kembali bertemu dan saling menatap dalam. Bahkan jantung Alvaro yang awalnya berdetak normal kini berdetak lebih kencang.

"Aku memang sudah berbohong tentang hubungan kita." Karin menjeda ucapannya, matanya menjelajahi mata milik Alvaro. "Tapi, aku tidak berbohong tentang perasaanku, Al. Aku mencintai kamu, Al. Aku sudah jatuh cinta sejak pandangan pertama padamu."

Alvaro nampak terkejut mendengar pengakuan Karin padanya. Dia sampai tidak bergeming dari tempatnya berdiri sekarang. Pegangan tangan Alvaro semakin melemah, dia melepaskan tangan Karin dari pegangannya.

Alvaro mengarahkan pandangannya ke arah lain, rasanya dia tidak sanggup menatap mata wanita dihadapannya itu lebih lama lagi. Dia tidak boleh jatuh cinta pada Karin, karena cintanya hanya untuk Maya.

Alvaro kembali menatap Karin. Lebih baik sekarang dia jujur tentang statusnya sebelum perasaan Karin semakin dalam padanya.

"Jangan jatuh cinta padaku karena aku sudah men...." ucap Alvaro terpotong saat merasakan bibir Karin menyentuh bibirnya. Kedua mata Karin terpejam dan dua tangannya mencengkram kuat jaket yang dipakai oleh Alvaro.

...🔥🔥🔥🔥🔥...

Terpopuler

Comments

nobita

nobita

Karin Karin kamu tuh main sosor aja... Al kan suami orang...

2025-02-06

1

𓆉︎ᵐᵈˡ𝘚𝘜𝘍𝘐♥𝘡𝘜𝘓🍁❣️

𓆉︎ᵐᵈˡ𝘚𝘜𝘍𝘐♥𝘡𝘜𝘓🍁❣️

selalu potong bicara org ginii jadi nya org itu suami org karin ngapain nyosor adeh

2024-08-03

2

🌞MentariSenja🌞

🌞MentariSenja🌞

𝚜𝚞𝚔𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚙𝚊𝚍𝚊 𝚖𝚎𝚖𝚘𝚝𝚘𝚗𝚐 𝚙𝚎𝚗𝚋𝚒𝚌𝚊𝚛𝚊𝚊𝚗 𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚗𝚒𝚑.

2024-06-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!