Bab 3 : TPSO

Beberapa hari berlalu, dan sampai semalam pun Karin lebih memilih menginap di rumah Dhea. Setidaknya disana dia bisa lebih menenangkan hati dan pikirannya.

Alvaro, sosok itu telah mampu mengusik hati dan pikiran Karin. Membuat malam-malam Karin terjaga dengan hanya membayangkan wajah Alvaro. Seperti saat ini, Karin sedang duduk di kursi kerjanya sambil terbayang wajah tampan yang terus mengisi benaknya.

"Membayangkan doang tidak dosa kan?" gumam Karin pada dirinya sendiri.

"Membayangkan apa, Rin?" tanya sebuah suara yang membuat Karin kaget hingga pandangannya kini beralih pada sosok yang sedang berdiri tegak didepan meja kerjanya.

"Pak David, mengagetkan saja," keluh Karin saat melihat ternyata bosnya yang menegurnya.

David adalah atasan Karin ditempat dia bekerja. Sebagai atasan David bahkan memperlakukan Karin layaknya seorang teman hingga tidak ada kecanggungan diantara mereka.

"Kamu mau ikut saya makan siang? Saya mau makan siang dengan teman saya diluar," ajak David pada Karin.

"Tidak, Pak. Terimakasih. Saya makan di kantin bawah saja sama para staf lain," tolak Karin dengan halus.

"Sudahlah ayo ikut saja. Biar kamu tidak kuper dan bisa mengenal dunia luar," ucap David sedikit memaksa.

Satu tahun menjadi bos Karin membuat David memahami sosok seorang Karin Andhini. Dia bisa melihat jika Karin adalah wanita yang baik. Bahkan David tidak pernah melihat ada seorang pria yang datang untuk mengantar menjemput Karin ke kantor, wanita itu biasa datang dan pergi dengan menggunakan ojek online.

Dan kebetulan siang ini David ada janji makan siang dengan dua sahabatnya. Siapa tau dia bisa mendekatkan Karin dengan salah satu sahabatnya yang juga masih jomblo.

Karena terus dipaksa, akhirnya Karin ikut pergi dengan David. Dan sekarang mereka sudah berada di sebuah restauran. David melangkahkan kakinya masuk dengan diikuti oleh Karin yang mengekor dibelakangnya.

"Itu teman saya, ayo kita kesana," ucap David menunjuk ke arah seorang pria seusianya yang sedang duduk sendirian dengan pakaian formal.

"Saya permisi ke toilet dulu ya, Pak. Nanti saya menyusul kesana," ujar Karin berpamitan.

David menganggukkan kepalanya, kemudian dia berjalan menghampiri sahabatnya yang sedang duduk sendirian. Sementara Karin berjalan mencari arah toilet.

Karin membuka tasnya dan mencari-cari sesuatu didalamnya. Tanpa sengaja tubuhnya menabrak sesuatu yang begitu keras hingga membuat tubuhnya terhuyung kebelakang. Beruntung sebuah tangan kekar menangkap pinggangnya hingga Karin tidak jadi terjatuh.

Pandangan mata Karin langsung terkunci melihat siapa yang sedang berdiri dihadapannya sekarang. Sosok itu begitu nyata, sosok yang dia dambakan sejak pertemuan pertama mereka beberapa hari lalu.

"Dia... Apa dia kesini untuk menagih hutang tiga ratus ribu yang aku janjikan tempo hari?" batin Karin mengingat dia belum membayar hutang pada Alvaro sesuai janjinya waktu itu.

Alvaro segera melepaskan tangannya dari pinggang Karin. Dia menatap Karin sebentar lalu melangkahkan kakinya melewati Karin tanpa berkata sepatah katapun.

"Hei, tunggu!" panggil Karin membuat langkah kaki Alvaro terhenti.

Karin mengeluarkan dompetnya dari dalam tas. Dia mengeluarkan tiga lembar uang berwarna merah dari dalam dompet. Kemudian dia berjalan ke arah Alvaro dan berdiri di tepat dihadapan pria itu.

Karin menarik tangan Alvaro dan menaruh tiga lembar uang itu di telapak tangannya.

"Ini bayaranmu tempo hari. Terimakasih karena sudah membantuku." ucap Karin menatap kagum pada wajah datar Alvaro yang tetap nampak mempesona dimatanya. Jantungnya berdegup kencang sekali.

Belum sempat Alvaro bersuara, Karin lebih dulu berlari cepat masuk ke dalam toilet. Karin merasa sangat gugup sekali. Sementara Alvaro hanya bisa menarik nafas panjang dan menatap pada tiga lembar uang berwarna merah ditangannya.

Didalam toilet, Karin tengah berdiri di depan cermin dengan menatap dirinya di pantulan cermin. Dia mencoba mengatur degup jantungnya yang berdegup kencang saat bertatapan dengan Alvaro tadi. Karin tidak bisa berbohong jika dirinya sudah benar-benar jatuh cinta sejak pandangan pertama.

Hari ini adalah hari yang sangat membahagiakan bagi Karin. Karena dia bisa bertemu dengan Alvaro lagi. Seandainya saja mereka berjodoh dan dia bisa menjadi istri Alvaro, Karin pasti akan merasa menjadi wanita yang paling bahagia.

Merasa sudah cukup lama berada di dalam toilet, Karin buru-buru keluar karena tidak enak membuat David dan temannya menunggunya terlalu lama. Dia melangkahkan kakinya menuju meja dimana David dan temannya duduk.

"Maaf Pak, saya..." Karin tidak melanjutkan kata-katanya saat melihat tiga pria tampan sedang duduk dan kini sedang menatap pada dirinya.

Karin segera memalingkan wajahnya kesamping saat melihat Alvaro adalah salah satu dari tiga pria itu.

"Ba-bagaimana bisa dia...." batin Karin merasa sangat canggung sekaligus malu.

"Kenalkan, dia Karin. Karin ini adalah sekertarisku." David memperkenalkan Karin pada dua sahabatnya, Alvaro dan Kenzo.

Karin kembali menatap tiga pria itu dan melebarkan senyuman diwajahnya. Sebisa mungkin dia berusaha untuk tidak terlihat gugup dihadapan tiga pria tampan itu.

"Karin, mereka berdua ini adalah sahabatku, Alvaro dan Kenzo. Lebih akrabnya kamu bisa memanggil mereka Al dan Ken saja."

Karin mengangguk tersenyum, namun tatapannya lebih ke arah Alvaro. Pria itu nampak acuh dengan ekspresi datarnya.

"Silahkan duduk, Rin." David mempersilahkan Karin untuk duduk, wanita itu mengangguk dan segera mendudukkan dirinya di atas kursi.

David memanggil seorang waiters dan meminta buku menu untuk memesan makanan.

"Kamu mau makan apa, Rin?" tanya David menunjukkan buku menu pada Karin.

"A-apa saja, Pak. Sebaik-baik Bapak saja yang memesan." Karin mengembalikan buku menu itu kedepan David. Jangankan untuk memesan makan, untuk makan saja rasanya dia sudah tidak berselera. Dia merasa sangat gugup karena harus duduk satu meja dengan Alvaro.

"Wajah kamu pucat, Rin. Apa kamu sakit?" tanya David yang melihat wajah Karin seperti begitu tegang dan sedikit pucat.

Alvaro dan Ken yang mendengar ucapan David langsung menatap kearah Karin secara bersamaan. Membuat Karin merasa semakin bertambah gugup karena ditatap oleh tiga pria tampan.

Karin menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Ti-tidak saya baik-baik saja."

Karin menutup kedua matanya rapat dengan wajah sedikit menunduk. Seandainya dia bisa menghilang, mungkin sekarang dia akan menghilang dari hadapan tiga pria tampan dihadapannya. Apalagi setiap melihat tatapan Alvaro padanya, membuat jantung Karin seperti ingin lepas dari tempatnya.

Dan pada akhirnya David yang memesankan makanan untuk Karin dan untuk dirinya. Sekarang mereka sedang menikmati makan siang mereka. Sesekali Karin melirik ke arah Alvaro yang sedang makan dikursi samping Karin. Pesona pria itu tidak hilang dalam ekspresi apapun. Walaupun Kenzo juga tampan, namun hati Karin sudah terpikat pada Alvaro seorang.

"Ken, nanti tolong kamu antar balik Karin kekantor aku sekalian ya? Soalnya aku mau jemput Sisil dulu di salon," ujar David beralasan.

Sebenarnya David ingin mendekatkan Karin dengan Kenzo. Supaya dua orang itu tidak jomblo lagi. Diantara mereka bertiga memang hanya Kenzo yang masih jomblo dan belum menikah. David sendiri sudah memiliki istri dan seorang putri berusia 3 tahun.

"Memangnya tidak ada supir yang menjemput istri kamu itu?" tanya Kenzo berpura-pura bodoh. Dia tau maksud terselubung David memintanya untuk mengantarkan Karin.

Belum sempat David menjawab, Karin lebih dulu berbicara.

"Tidak perlu repot-repot, Pak. Biar saya balik kekantor dengan naik taksi saja. Permisi!'

Karin buru-buru bangun sebelum ada perdebatan lagi. Dia tidak berminat untuk pulang bersama dengan Kenzo. Sementara Alvaro lebih banyak diam dan tidak terlalu menanggapi apa yang terjadi disekitarnya.

Begitu membalikkan tubuhnya, Karin tidak sengaja menabrak seorang waiters yang sedang membawa nampan berisi minuman yang akan disuguhkan untuk pengunjung. Minuman itu tumpah hingga mengenai kemeja putih yang dikenakan oleh Karin.

"Ma-maaf, nona." ucap waiters itu merasa bersalah.

Karin tidak menjawab, dia mengusap-usap kemejanya yang basah dibagian dada. Karin tidak sadar jika kemeja yang dia kenakan sekarang tembus sampai ke dalam hingga memperlihatkan warna bra yang sedang dia pakai. Beberapa pengunjung pria yang melihat sampai menelan ludah mereka saat melihat pemandangan yang tidak biasa itu.

Pandangan Alvaro pun tertuju pada dada Karin, wanita itu sedang sibuk mengibas-ngibas bajunya yang basah dengan tangannya, hingga tidak menyadari jika dirinya sedang menjadi pusat perhatian para pengunjung disana.

Alvaro bergegas bangun dan membuka jas yang dia kenakan. Disampirkannya jas itu untuk menutupi bagian depan tubuh Karin. Pandangan mereka berdua pun saling bertemu.

David dan Kenzo ikut bangun dari duduknya.

"Kamu tidak apa-apa, Rin?" tanya David khawatir.

Karin dan Alvaro langsung menoleh ke arah David dan Kenzo.

"Tidak, Pak. Saya tidak apa-apa," jawab Karin.

Alvaro mengeluarkan tiga lembar uang berwarna merah dari kantong celananya, itu adalah uang yang diberikan oleh Karin tadi. Dia meraih tangan Karin dan menaruh uang itu di telapak tangan wanita itu.

"Ambil ini untuk membeli kemeja dan pakaian dalam. Sepertinya kamu lebih membutuhkannya," ucap Alvaro membuat Karin melongo.

Alvaro menatap pada dua sahabatnya. "Aku duluan."

Setelah berpamitan, Alvaro bergegas pergi meninggalkan restauran. Dia sempat menatap Karin sebentar sebelum pergi. Diam-diam Alvaro menyunggingkan senyum diwajahnya saat melihat ekspresi wajah Karin yang nampak seperti orang bingung.

...💖💖💖💖💖...

Terpopuler

Comments

nobita

nobita

tuh kan kamu malu sendiri Karin... Al itu udah kaya...

2025-02-06

1

sherly

sherly

awalnya aku agak gimana gitu Krn Al laki org tp Krn si Maya kayak ada yg dirahasiakan jdnya yaaa aku dukun deh Karin ngejar Al ...

2024-08-12

1

𓆉︎ᵐᵈˡ𝘚𝘜𝘍𝘐♥𝘡𝘜𝘓🍁❣️

𓆉︎ᵐᵈˡ𝘚𝘜𝘍𝘐♥𝘡𝘜𝘓🍁❣️

aduh rin laki org itu 🤭

2024-08-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!