Bab 2 : TPSO

Setelah mengirim pesan pada papanya, Karin menjatuhkan dirinya terlentang diatas ranjang berukuran besar milik Dhea. Ya, malam ini dia akan menginap di rumah Dhea untuk menghindari pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanyakan oleh papa dan tantenya dirumah. Dua orang tua itu pasti masih penasaran dengan sosok pria yang Karin kenalkan tadi siang.

"Gila!!" decak Dhea tak percaya. Hanya kata itu yang pas untuk menggambarkan tentang apa yang baru saja dia dengar dari cerita Karin.

Karin membalikkan tubuhnya hingga posisi dia tengkurap di atas ranjang. Menatap Dhea yang berjalan mendekat lalu berdiri di sisi ranjang dengan menyilangkan kedua tangannya didada. Tatapan wanita itu begitu mengintimidasi.

"Gimana kalau yang kamu kenalkan ternyata adalah suami orang, Rin?" Dhea menggeleng-gelengkan kepalanya tak percaya. Dia tidak habis pikir bagaimana bisa Karin tega membohongi papanya sendiri dengan melibatkan orang yang Karin sendiri tidak kenal dengan mengakuinya sebagai pacar.

"Aku tidak berfikir sampai sejauh itu, Dhe. Yang penting aku lepas dulu dari rencana perjodohan!" jawab Karin.

Karin menempelkan dagunya pada kedua tangannya yang saling menumpuk. Matanya langsung berbinar mengingat wajah tampan pria yang dia akui sebagai pacarnya tadi siang.

"Tapi... Dia sangat tampan, dan aroma tubuhnya itu...." Karin memejamkan kedua matanya. Dia menghirup udara dalam-dalam, membayangkan seolah sedang mencium wangi tubuh Alvaro yang seperti candu baginya.

Kedua mata Karin kembali terbuka lebar. Pikirannya menerawang jauh, membayangkan sosok Alvaro yang begitu mempesona. Mungkinkah dia jatuh cinta pada pandangan pertama dengan pria itu?

Dhea menghembuskan nafas kasar melihat Karin yang sedang senyum-senyum sendiri. Lalu dia duduk di tepi ranjang menghadap ke arah Karin yang masih tengkurap.

"Rin, jangan memimpikan sesuatu yang belum pasti. Apa salahnya kamu mencoba dulu menerima rencana perjodohan itu. Siapa tau kalian cocok?" Dhea mengutarakan kekhawatirannya, dia hanya tidak ingin Karin sampai patah hati jika sampai salah memilih pasangan.

"Kamu sama aja kayak tante Lidia. Cerewet!" Karin bergegas bangun dan duduk dengan menghadap ke arah Dhea.

"Biarin aja aku cerewet. Anggap saja aku ini seorang ibu yang sedang memberikan nasehat-nasehat pada putrinya," ujar Dhea terkekeh kecil.

Wajah Karin mendadak menjadi muram setelah mendengar perkataan Dhea. Tiba-tiba dia teringat seseorang yang mampu membuat matanya berkaca-kaca.

"Aku kangen sama mamaku, Dhe. Lima belas tahun beliau tidak pernah datang walau hanya sekedar untuk melihatku. Kenapa mama dan papaku harus bercerai, Dhe? Tidak bisakah mereka mempertahankan pernikahan mereka demi aku?" air mata Karin lolos tanpa permisi. Dia memang tidak pernah mengetahui alasan perceraian kedua orang tuanya. Ardi selalu menutupi semua kebenarannya dari Karin.

Dhea mendekatkan tubuhnya dan memeluk Karin dengan erat. Dia ikut merasa sedih setiap kali melihat Karin menangis karena merindukan mamanya.

"Mamaku tidak pernah menyayangi aku. Dia tidak pernah memperdulikan aku. Dia hanya mencintai dirinya sendiri!" tangis Karin semakin keras. Dadanya begitu sesak setiap mengingat lima belas tahun ini dia hidup dengan merindukan sosok seorang ibu.

"Jangan bicara seperti itu, Rin. Mama kamu pasti punya alasan kuat kenapa dia tidak pernah hadir dalam hidupmu lagi." Dhea melepaskan pelukannya dan menatap wajah Karin. Diusapnya air mata yang membasahi wajah sahabatnya itu.

Karin tidak sanggup untuk berkata-kata lagi. Dia kembali memeluk tubuh Dhea. Hanya dihadapkan sahabatnya itu, Karin mau terbuka tentang banyak hal yang terjadi dalam hidupnya. Hanya Dhea yang bisa mengerti dan memahami Karin.

...💝💝💝💝💝...

Suara langkah kaki memasuki sebuah unit apartemen mewah. Pandangan seorang pria mengedar ke segala penjuru ruangan. Berharap ada seseorang yang menyambut kehadirannya di dalam ruangan itu.

"Kemana lagi dia?" gumam Alvaro saat lagi-lagi dia tidak melihat Maya menyambutnya pulang.

Alvaro merogoh ponselnya disaku celananya. Dia mencari kontak seseorang dan mencoba menghubunginya.

"Halo sayang," terdengar suara seorang wanita dari balik sambungan telefon. Itu adalah suara Maya, istri Alvaro.

"Dimana kamu, May?" tanya Alvaro sambil melihat jam ditangannya yang sudah menunjukkan pukul 10 malam.

"Sayang apa kamu tidak membaca pesanku? Hari ini Tania ulang tahun dan aku sedang datang ke pesta ulang tahunnya. Malam ini aku nginep di rumah Tania ya? Aku janji, aku akan pulang sebelum kamu berangkat ke kantor," jelas Maya panjang lebar.

"Tapi May...." Alvaro tidak melanjutkan kata-katanya saat panggilan telefon diputus sepihak oleh Maya.

Alvaro hanya mampu menatap layar ponselnya sembari menghembuskan nafas kasar. Dia membuka pesan dari Maya yang memang belum sempat dia baca karena seharian ini dia disibukkan dengan kegiatan kantor.

Alvaro melangkahkan kakinya menuju kamar. Dibukanya pintu ruangan yang sudah dia tempati bersama dengan Maya selama hampir dua tahun ini. Tatapannya tertuju pada ranjang berukuran besar yang biasa dia tiduri bersama sang istri. Diatas ranjang besar itu mereka biasanya mereka memadu cinta dan saling bertukar peluh keringat.

Namun, sudah beberapa bulan terakhir ini sikap Maya mulai berubah. Entah Maya atau Alvaro duluan yang mulai menjauh. Kesibukan kantor membuat Alvaro jarang menyempatkan waktu berdua dengan Maya. Sementara Maya sendiri mulai menyibukkan diri dengan pergi keluar dengan teman-temannya.

Tak ingin kecewa berkepanjangan, Alvaro memilih untuk pergi mandi dan menyejukkan tubuhnya dengan guyuran air shower. Tak bisa dibohongi, hati dan pikirannya tetap tertuju pada Maya. Bisa saja dia pergi menyusul Maya ke rumah Tania. Tapi, Maya pasti akan marah dan menganggap dirinya tidak percaya pada sang istri.

Keesokan paginya...

Sesuai janjinya, pagi ini Maya pulang ke apartemen sebelum suaminya berangkat ke kantor. Maya baru saja selesai mandi dan sekarang dia sedang berdiri di depan cermin sambil menyisir rambutnya.

Hanya dengan menggunakan celana pendek yang menutupi bagian bawahnya, Alvaro melingkarkan tangannya di pinggang Maya dari arah belakang. Mencium wangi rambut wanita yang sudah hampir dua tahun ini menjadi istrinya.

"Mama dan papa meminta kita untuk mengunjungi mereka dirumah. Bagaimana jika malam ini?"

Mendengar ucapan suaminya, wajah Maya langsung berubah menjadi muram. Dia meletakkan sisir ditangannya ke atas meja rias dan mengalihkan pandangannya dari pantulan cermin.

Maya tau apa yang akan menjadi pembahasan dirumah mertuanya. Setiap kali dia datang berkunjung kesana pasti dirinya akan ditanya tentang anak.

"Minggu depan saja, ya? Aku sudah ada janji dengan teman-temanku minggu ini." Maya membalikkan tubuhnya dan melingkarkan kedua tangannya dileher Alvaro. Diciumnya sekilas bibir prianya.

"Apa teman-temanmu itu lebih penting?" tanya Alvaro dengan raut wajah kecewa.

"Bukan penting, hanya saja kami sudah membuat janji. Aku...."

"Tapi kita juga sudah lama tidak mengunjungi kediaman orang tuaku. Kenapa harus orang luar dulu yang kamu utamakan?" Alvaro melonggarkan pelukannya, memalingkan wajahnya kesamping. Menatap foto pernikahannya dengan Maya yang tergantung di dinding kamar.

"Ayolah, Al. Aku tidak bermaksud seperti itu, Sayang." kedua tangan Maya menangkup wajah Alvaro supaya pria itu mau menatapnya kembali.

"May, apa kamu tidak berniat memiliki anak denganku?" tanya Alvaro. Wajah Maya langsung menunduk, dia menurunkan kedua tangannya dari wajah suaminya.

"Al... Kita sudah janji untuk tidak membahas tentang hal ini. Aku masih belum siap untuk memiliki seorang anak." Maya melangkahkan kakinya ke arah ranjang dan mendudukkan dirinya disana.

Alvaro menatap Maya dengan tatapan penuh kekecewaan. Dia menghembuskan nafas panjang, selalu saja jawaban yang sama yang harus dia dengar dari bibir Maya setiap kali membicarakan tentang anak.

"Terserah kamu saja. Aku mau mandi dulu!"

Maya hanya diam menatap punggung Alvaro, sampai bayangan suaminya itu menghilang bersamaan dengan pintu kamar mandi yang tertutup rapat. Sebuah perasaan bersalah langsung menyelimuti hati Maya.

"Maafkan aku, Al..."

...💝💝💝💝💝...

Terpopuler

Comments

nobita

nobita

ooh begono ceritanya... mungkin Maya punya PIL di luar sana

2025-02-06

1

sherly

sherly

hmmm ada apa dgn Maya...

2024-08-12

1

𓆉︎ᵐᵈˡ𝘚𝘜𝘍𝘐♥𝘡𝘜𝘓🍁❣️

𓆉︎ᵐᵈˡ𝘚𝘜𝘍𝘐♥𝘡𝘜𝘓🍁❣️

wahh ada yg lagi masalah nie rumah tangganya, maya kok gitu sih ngapain nikah kalau ngak mau punya anak terus lebih utamakan teman2 nya lagi aneh.

2024-08-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!