Episode 3

Samsul pun melakukan perjalanan tanpa tahu tujuan. Yang penting ia harus keluar dari desa ini.

Dengan Menaiki kendaraan umum, Samsul mulai berangkat. Sepanjang perjalanan, Samsul hanya terdiam.

Tiba di sebuah desa lain, bis yang ditumpangi Samsul pun berhenti, para penumpang ada yang naik dan ada yang turun.

"Boleh geser sedikit, Bang?" Samsul yang sedang memejamkan matanya segera membukanya saat mendengar suara lembut seorang gadis.

"Oh iya, silahkan," jawab Samsul tersenyum manis.

Sialnya, senyuman itu seperti menghipnotis gadis tersebut. Sehingga ia jatuh hati pada Samsul.

Keduanya pun mulai ngobrol dan saling berkenalan, Samsul menyebutkan namanya, begitu juga sebaliknya.

"Aku Susi Bang," jawabnya memperkenalkan namanya.

"Kamu begitu cantik," puji Samsul.

Setiap kata-kata yang diucapkan oleh Samsul, terdengar begitu manis ditelinga Susi.

Dan juga, dimata Susi, Samsul terlihat begitu tampan dan sempurna. Seperti tidak ada cacat sama sekali.

Samsul seolah mempunyai daya tarik tersendiri, yang mampu meluluhkan hati para gadis.

"Maukah kamu menikah denganku, Dek?" tanya Samsul.

Susi tanpa ragu pun mengangguk. "Iya, aku mau."

Tanpa sadar Susi sudah terkena pengaruh ilmu pengasih yang ada dalam diri Samsul. Samsul sendiri juga tidak mengetahui hal itu.

Yang ia inginkan hanya mencari tumbal untuk membuatnya semakin kaya nantinya.

Susi melupakan tujuan awalnya yang ingin belajar ke kota. Ia lebih memilih untuk menikah dengan Samsul. Seorang pria yang baru saja dikenalnya.

Keduanya pun tiba di kota, Samsul langsung mencari tempat tinggal, yaitu rumah sewaan. Kebetulan rumah tersebut sedikit jauh dari rumah yang lain. Samsul pun menyetujuinya.

"Kita akan tinggal di sini, dan besok kita akan menikah," kata Samsul.

Susi begitu senang, tanpa ragu ia memeluk Samsul. Di desanya, Susi paling anti laki-laki. Jangankan berpelukan, bersentuhan saja ia tidak mau.

"Kamu sangat cantik," puji Samsul lagi. Kata-kata itu semakin membuat Susi meleleh.

Ia tertunduk tersipu malu, Samsul pun tersenyum melihatnya.

Samsul menemui pemilik rumah itu kembali dan bertanya, "Pak, kalau ingin beli keperluan dapur dan sebagainya dimana ya?"

"Oh, kamu jalan kearah barat, di sana ada minimarket. Jika tidak ingin jalan kaki, kamu bisa naik ojek atau taksi. Disini ada yang bisa mengantar," jawab pria itu.

"Terima kasih Pak," ucap Samsul.

Samsul pun kembali ke rumah yang di sewanya. Dilihatnya Susi sedang beristirahat di kamar.

Samsul berlalu karena tidak ingin mengganggunya. Kemudian Samsul kembali keluar, ia ingin meminta bantuan para warga disekitar situ.

"Jadi kalian ingin menikah secepatnya?" tanya salah satu pemuka agama di tempat itu.

"Benar Pak, lebih cepat lebih baik," jawab Samsul.

Merekapun sependapat, karena jika tinggal satu atap tanpa ikatan, akan berdampak buruk bagi lingkungan. Begitu menurut mereka.

Keesokan harinya Samsul dan Susi pun resmi menikah. Dengan disaksikan oleh warga, keduanya sudah menjadi suami istri yang sah.

"Kalian sudah menjadi pasangan suami istri, jadi tidak perlu takut lagi akan fitnah walau tinggal serumah," ucap pemuka agama.

Samsul dan Susi pun tersenyum lalu mengangguk. Dimata mereka, Samsul adalah orang baik.

Karena Samsul memang tidak pernah menonjolkan sisi jahatnya. Dari dulu hingga sekarang.

"Terima kasih Pak dan semua warga disini, karena sudah menerima kami dengan baik," ucap Samsul membungkuk sedikit.

Kemudian Samsul memberikan amplop merah kepada mereka satu persatu. Para warga semakin senang.

Mereka tidak peduli uang itu darimana? Yang penting mereka diberi uang, itu sudah sangat membuat mereka senang.

Setelah acara makan-makan selesai, para warga pun kembali ke rumah masing-masing. Mereka ada yang sampai mencium amplop tersebut saking senangnya.

Saat dibuka, dua lembar uang merah muda di setiap amplop mereka masing-masing. Dan uang itu cukup untuk keperluan mereka dua hari. Bagi yang berhemat.

"Nanti malam siap-siap ya," pinta Samsul. Susi mengangguk, ia mengira jika Samsul akan meminta haknya.

Susi juga melupakan orang tuanya di desa, karena dia hanya berfokus pada Samsul saja.

Susi pun istirahat sore ini, karena ia akan memberikan haknya kepada sang suami. Dia benar-benar sudah tergoda dengan Samsul yang sekarang sudah menjadi suaminya.

Setiap kali melihat Samsul, rasa ketertarikan nya semakin mendalam. Pesona Samsul sungguh luar biasa baginya.

Susi tidak sadar jika itu adalah pengaruh ilmu pengasih yang ada pada diri Samsul untuk menggaet korbannya.

Malam hari ...

Setelah selesai makan malam, keduanya duduk berdua seperti orang pacaran pada umumnya.

Samsul selalu tersenyum dan itu membuat Susi semakin tidak berdaya dengan pesona Samsul.

"Masuk yuk!" ajak Samsul.

Samsul menggendong Susi membawanya masuk kedalam kamar. Susi diperlakukan seperti itu merasa sangat bahagia.

Perlahan Samsul membaringkan tubuh Susi ditempat tidur. Susi pun pasrah diperlakukan seperti itu.

Jam 12 malam, angin berhembus kencang, menerpa rumah mereka, sehingga jendela kamar pun terbuka.

Asap hitam pekat pun memenuhi kamar tersebut. Susi pun membuka matanya, anehnya, tubuhnya seperti ada yang mengendalikan.

Perlahan-lahan asap tersebut membentuk seperti makhluk hitam tinggi besar. Susi ingin berteriak, namun lidahnya kelu.

"Aaaaaaaa ... jangan ... jangan!" Namun itu hanya bisa diteriakkan dalam hati oleh Susi.

"Hahaha ... hahaha ... hahaha." Tawa itu menggema di kamar itu.

"Kau sudah menjadi persembahan buatku, aku adalah Jagira. Hahaha ... hahaha."

"Tidak! Tidak, jangan. Kamu setan, kamu setan!" teriak Susi. Anehnya suara itu hanya bisa ia katakan dalam hati.

Karena tubuh dan mulutnya terasa kaku, jangankan untuk bergerak, untuk berteriak saja Susi tidak sanggup.

Lalu makhluk itu perlahan-lahan merubah wujudnya seperti Samsul. Tampan dan gagah, lebih gagah dari Samsul yang asli.

Samsul? Samsul tidak tahu ia berada dimana? Yang ia tau, ia sedang berada disebuah ruangan gelap, yang hanya diterangi beberapa buah lilin.

Didepan nya terbaring sosok Susi yang terlihat transparan, karena yang ada didepan Samsul saat ini adalah roh Susi yang sudah diambil oleh Jagira, atau yang lebih di kenal Mbah Sukmo.

Samsul seperti melakukan semedi didepan roh Susi yang sudah terbaring di ranjang ruangan itu.

Samsul juga melakukan seperti ritual sesembahan pada Mbah Sukmo yang ada didepan roh Susi.

Sementara di tempat tubuh Susi yang asli. Jagira pun melakukan layaknya hubungan suami istri pada tubuh Susi yang asli.

Susi hanya bisa pasrah, karena didepan ini adalah wujud suaminya. Setelah semuanya selesai, Jagira tersenyum puas.

Di tempat Samsul, roh Susi pun menghilang dari tempatnya. Dan Samsul pun tak sadarkan diri.

Saat Samsul terbangun, ia sudah berada didalam kamarnya. Dan disampingnya banyak tumpukan uang kertas.

Samsul pun segera mengumpulkan uang tersebut dan menyimpannya dengan baik.

Terpopuler

Comments

Sani Srimulyani

Sani Srimulyani

ngeri juga.

2024-05-14

1

sabil abdullah

sabil abdullah

wah apa semua dukun gtu ya

2024-05-12

1

kaylla salsabella

kaylla salsabella

sungguh terlalu kamu Samsul

2024-05-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!