Episode 12

Tengah malam, para warga di hebohkan dengan kebakaran rumah Samsul. Anehnya, mereka tidak bisa mendekati rumah tersebut.

Seperti ada yang menghalangi mereka. Mereka hendak memadamkan kobaran api tersebut, namun tidak bisa.

Pak Kosim dan Bu Ratna menjerit histeris saat mendapati rumah yang Samsul tempati dilalap si jago merah.

"Cepat padamkan api itu, anak dan menantu ku ada didalam!" jerit pak Kosim.

Bu Ratna sudah pingsan saat ini, karena tidak kuat melihat kobaran api yang semakin membesar.

"Maaf Pak, kami tidak bisa masuk, seolah ada yang menghalangi kami," ucap salah satu warga.

"Bagaimana mungkin?" tanya pak Kosim.

"Benar Pak, jika Bapak tidak percaya coba saja," jawab salah satu warga yang lain.

Pak Kosim mencoba untuk mendekati rumah tersebut. Dan benar saja, ia seperti menabrak pembatas.

Pak Kosim tidak putus asa, dan ia mencoba lagi. Namun hasilnya tetap sama. Sementara Bu Ratna sudah dibawa kembali ke rumahnya oleh warga.

Dan dijaga oleh ibu-ibu warga sini. Para warga juga heran, mengapa rumah yang ditempati Samsul tiba-tiba terbakar?

Setelah beberapa jam, kobaran api pun mulai padam, dan mereka pun bisa mendekati rumah tersebut.

Sekali lagi mereka dibuat heran, padahal tadi jelas-jelas tidak bisa mendekat. Namun saat api sudah padam, merekapun bisa mendekat.

"Aneh banget ya?" tanya tanya salah satu warga.

"Iya ya, aku juga heran," jawab yang satunya.

Karena suasana malam hari dan hanya diterangi cahaya bulan purnama, jadi mereka tidak bisa melihat dengan jelas.

Meskipun mereka membawa obor sebagai penerangan. Karena listrik juga padam saat ini. Kebetulan atau apa? Mereka juga tidak tahu.

Hingga pagi menjelang, para warga baru bisa melihat dengan jelas keadaan rumah tersebut.

Ternyata semuanya hangus terbakar, apalagi hanya rumah kayu. Beberapa warga pun menyingkirkan seng yang tidak terbakar oleh api.

Bu Ratna yang sudah siuman pun kembali ke tempat kejadian. Sekali lagi ia pingsan saat melihat rumah tersebut tidak ada yang tersisa.

Pak Kosim pun meminta warga untuk menggotong tubuh istrinya. Karena dia sendiri tidak bisa.

"Bagaimana Pak? Anak dan menantu Bapak pasti sudah ...." Pria yang bernama Udin tidak dapat meneruskan ucapannya.

"Mungkin sudah takdirnya harus seperti ini, aku cuma bisa ikhlas meskipun itu sulit," ucap Pak Kosim.

Para warga pun berkumpul di rumah Pak Kosim, mereka semua berduka atas musibah yang menimpa keluarga Pak Kosim.

....

Sementara disisi lain ...

"Dimana ini?" gumam Samsul yang baru saja tersadar. Didekat nya banyak tumpukan uang dan juga tas ransel miliknya yang juga berisi uang.

Kini hidupnya semakin kaya, Samsul menoleh ke segala arah. Ternyata ia di dekat TPU, Samsul menyimpan uangnya dan segera pergi dari situ.

Ternyata Samsul berada di kota saat ini. Samsul melambaikan tangannya berharap ada kendaraan yang mau memberikan tumpangan.

Samsul ingin membeli mobil dan rumah untuk tempat tinggalnya. Terlihat ada sebuah mobil yang datang kearah nya.

"Pak, bisa antar ke dealer mobil?" tanya Samsul.

"Bisa Mas, bisa," jawab pria itu dengan senang hati. Kebetulan ia belum mendapatkan tumpangan.

Samsul pun masuk, dan mobil pun mulai bergerak menuju dealer mobil. Nanti ia juga akan membeli ponsel.

Samsul bisa mengemudi, karena ia juga pernah bekerja mengantar barang menggunakan truk.

"Terima kasih Pak, berapa Pak?" tanya Samsul saat tiba di tempat yang di tuju.

"50 ribu Mas," jawab supir taksi tersebut.

Samsul membayar satu lembar uang merah, dan meminta supir itu untuk mengambil kembalian nya.

Supir taksi tentu saja senang. Kemudian supir taksi itupun pergi setelah Samsul keluar dari mobil.

Samsul berjalan dengan santai memasuki dealer mobil tersebut. Kemudian iapun melihat-lihat mobil yang ada disitu.

Para sales hanya memperhatikan Samsul, tidak ada niat untuk melayaninya. Karena penampilan Samsul tentunya.

Jika yang datang berpakaian rapi atau formal, pasti akan dilayani dengan sangat baik. Samsul melihat-lihat, hingga ia menemukan satu mobil mewah yang menurutnya sangat bagus.

"Jangan sentuh!" tegur seorang wanita yang berkerja sebagai sales.

"Saya mau beli ini mbak," kata Samsul.

"Lihat dirimu! Apa kamu mampu membeli mobil mahal seperti ini? Ini harganya miliaran tau gak?" Dengan angkuhnya wanita itu berkata.

"Tapi saya punya uang," jawab Samsul.

Wanita itu mencibir. "Sok-sokan punya uang, lihat tampangnya saja sudah tau jika kamu orang tidak mampu," kata wanita itu.

"Panggil manager kalian, aku ingin membeli mobil ini," pinta Samsul.

"Buat apa? Bikin malu saja, kamu kira disini jual gorengan?"

"Manager kami tidak mungkin ingin menemui orang sepertimu, paling tidak yang berdasi, itu baru selevel," ucap wanita satunya.

Samsul membuka tas ranselnya, lalu mengambil uang segepok dan melemparnya ke muka wanita sombong itu.

"Kalian bisa sombong, aku lebih sombong," ucap Samsul dengan nada marah.

Kedua wanita itu terdiam ditempatnya. Uang yang Samsul lempar ke muka wanita itu cukup membuat wajah salah satu dari wanita itu memerah.

Bagaimana tidak, uang segepok dilempar, terasa terkena tamparan. Kemudian wanita satunya segera melayani Samsul.

"Silahkan Tuan, maafkan kami, kami lalai dalam melayani pelanggan," ucap wanita itu.

Sedangkan wanita satunya masih shock dengan lemparan uang ke wajahnya. Samsul pun meminta managernya untuk melayani nya.

Karena ia sudah muak dengan tingkah wanita tersebut. Yang hanya memandang rendah orang saja.

"Ada yang bisa saya bantu, Tuan?" tanya sangat manager.

"Saya mau mobil ini, tapi sepertinya tidak di jual," jawab Samsul.

"Oh, ini di jual Tuan, maafkan jika pelayanan kami kurang memuaskan Anda," kata manager.

"Kalian, buatkan minuman untuk pelanggan kita!" perintah manager.

"Baik Pak manager," jawab wanita itu.

"Silahkan Tuan," ucap manager tersebut.

Samsul pun akhirnya membeli mobil tersebut, manager tercengang melihat uang yang dibawa oleh Samsul.

Setelah selesai melakukan pembayaran, manager pun meminta untuk menunggu sebentar. Karena ia ingin mengurus surat menyurat nya terlebih dahulu.

Tidak lama, hanya dua jam kurang lebih begitu. Wanita tadi mendekati Samsul, karena Samsul membawa banyak uang.

"Bang, silahkan di minum airnya," ucap wanita itu dengan nada di buat-buat.

Samsul tidak peduli sama sekali, Bahkan tidak menyentuh minuman itu sama sekali.

Hingga sang manager sudah selesai dan menyerahkan surat-surat tersebut kepada Samsul.

"Tuan, pelayan disini sangat buruk, sebaiknya ganti pegawai lain saja," ucap Samsul sebelum meninggalkan tempat tersebut.

Samsul mempunyai SIM C, jadi dia akan mengajukan untuk membuat SIM lagi nantinya.

Samsul ingin membeli ponsel, setelah itu baru mencari rumah yang lebih besar, agar memudahkan nya untuk mencari tumbal berikutnya.

Terpopuler

Comments

FiaNasa

FiaNasa

bukan hanya crita karngan kalau masalah dihina begitu,,di dunia nyata juga banyak yg begitu..memandang rendah orang lain hanya karna penampilan

2024-06-25

1

kaylla salsabella

kaylla salsabella

lanjut thor

2024-05-20

1

Anjellita

Anjellita

kamu rayu seles sombong itu aja sul buat jadi tumbal selanjutnya,kalo yang gitu tu bisa banget buat jadi tumbal biar ngurangin polusi manusia🤣🤣

2024-05-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!