Waktu terus berlalu, kini Samsul sudah resmi mendirikan usahanya dan memperkerjakan belasan orang pegawai laki-laki dan perempuan.
Usaha yang yang digelutinya tidak terlepas dari bantuan Mbah Sukmo itu. Setiap orang yang lewat di situ akan tertarik dan mampir.
Samsul sekarang hanya tinggal menikmati hasilnya. Sebab uang masuk begitu banyak ke rekeningnya.
Samsul juga membuat kartu ATM dan kartu kredit sebagai pembayaran. Samsul duduk dikursi kebesarannya didalam ruangannya.
Seperti layaknya seorang boss dengan pakaian formal dan cara duduk nya pun berbeda.
Samsul keluar dari ruangan kerjanya dan tidak sengaja bertabrakan dengan seorang gadis yang sedang masuk ke tokonya.
"Ah maaf, maafkan saya," ucap Samsul.
Gadis itu menoleh dan terpesona dengan ketampanan Samsul. Samsul berlalu begitu saja setelah meminta maaf.
Namun gadis itu mengejarnya. "Tunggu!"
Samsul menghentikan langkahnya dan menoleh. "Ada apa, saya sudah meminta maaf. Saya benar-benar tidak sengaja."
"Bukan begitu, namaku Erika, kamu?"
"Samsul," jawabnya.
Samsul seolah tidak peduli, tanpa sadar gadis itu sudah terhipnotis oleh pesona Samsul karena ilmu pemikat dan pengasih nya.
"Tampan sekali," ucap Erika kagum.
Mereka yang terkena pengaruh ilmu itu akan melihat lawan jenisnya terlihat sempurna dari segi apapun.
Samsul memang tampan untuk ukuran seorang pria. Jika dia menjadi aktor, mungkin akan menjadi idola.
Samsul masuk kedalam mobil nya tanpa menoleh ke Erika yang masih memandangi nya.
Setelah Samsul pergi, barulah Erika masuk kedalam toko sambil tersenyum. Pegawai toko langsung menghampirinya.
"Selamat siang Nona, ada yang bisa saya bantu," ucap pegawai toko dengan ramah.
"Saya mau lihat-lihat dulu mbak, oya mbak, itu tadi cowok yang baru keluar apakah juga pembeli?"
"Bukan mbak, dia adalah boss kami. Orang nya baik dan tampan."
Erika tersenyum. "Mbak juga tertarik padanya?"
"Mana mungkin Nona, saya sudah punya suami."
Erika manggut-manggut mendengar perkataan pegawai toko itu. Ia berpikir akan berpeluang untuk mendekati Samsul.
Sementara Samsul sedang berada disebuah restoran yang tidak jauh dari toko miliknya. Mungkin sekitar 10 menit jika berkendara.
"Silahkan Tuan," ucap pelayan restoran.
"Saya mau ini dan ini. Oya mbak, disini bisa dibungkus gak?" tanya Samsul.
"Bisa Tuan, dan kami juga menyediakan jasa antar makanan jika ada yang pesan," jawab pelayan restoran.
"Kalau begitu, bungkus menu yang sama untuk 16 porsi. Dan pesanan untuk saya, akan dimakan disini."
"Baik Tuan." pelayan menunduk hormat sebelum pergi dari situ untuk menyiapkan pesanan.
Tidak berapa lama pesanan Samsul pun tiba. "Terima kasih," ucap Samsul.
Pelayan pun mengangguk dan segera berlalu, karena masih banyak pengunjung yang harus di layani.
Setelah selesai makan, Samsul pun memanggil kembali pelayan tersebut. Pelayan datang dengan membawa pesanan Samsul yang di bungkus tadi.
Samsul memberikan kartunya sebagai pembayaran dan segera digesek. pelayan pun mengucapkan terima kasih lalu memberikan kartu itu kembali.
Samsul kembali ke toko miliknya. "Ini untuk kalian," ucap Samsul saat memberikan kotak makanan tersebut.
Pegawai toko pun sangat senang, karena mereka sudah beberapa kali dapat makanan gratis dari boss mereka.
Merekapun istirahat dengan menutup toko untuk sementara. Karena Samsul tidak ingin istirahat mereka terganggu.
Jadi selama istirahat siang, toko harus ditutup terlebih dahulu. Dan akan dibuka setelah jam istirahat habis.
Sore hari ...
Samsul pulang, sementara pegawainya masih bekerja hingga jam 6 sore. Samsul mempercayakan kepada mereka untuk memegang kunci toko.
Ya salah satu dari mereka memegang kunci toko tersebut. Agar tidak lagi menunggu Samsul.
Tiba di rumah, dua pelayan terlihat pucat. Karena mereka baru menyaksikan dengan mata kepala sendiri saat kursi di dapur bergerak sendiri.
"Ada apa? Mengapa kalian seperti ketakutan?" tanya Samsul.
"Ada hantu, Tuan. Tadi kami melihat kursi itu gerak sendiri," jawab Mirah.
"Sudah, tidak perlu takut. Semakin kalian takut maka semakin sering ia mengganggu," jawab Samsul.
"Tapi Tuan ...."
"Sudah, gak akan terjadi apa-apa. Paling dia cuma iseng saja," ucap Samsul memotong pembicaraan Hamidah.
Samsul pun berlalu setelah menasehati kedua pelayan nya agar tidak takut. Kedua pelayan itu hanya mengangguk.
"Mir, bukankah setelah kamu baca ayat, kursi itu tidak lagi bergerak?" tanya Hamidah.
"Iya ya, aku baru kepikiran tentang itu," jawab Mirah.
Jam 7 malam, Samsul keluar dari kamarnya. Para pelayan sedang mandi di kamar mereka. Dengan santai Samsul duduk di kursi meja makan.
"Bik, tolong bikinkan kopi," pinta Samsul.
"Baik Tuan," jawab Hamidah.
Samsul belum menyadari jika itu bukan Hamidah. Samsul masih asik dengan ponselnya.
Tidak berapa lama kopi yang dipinta pun siap. Saat Samsul tidak sengaja menyentuh tangan orang itu Samsul pun heran.
"Kok tangan Bibik dingin?" tanya Samsul.
"Saya baru habis pegang es, Tuan," jawab orang itu.
Samsul pun mengangguk, ia masih belum menyadari semuanya. Saat Samsul hendak meneguk kopi. Samsul tidak jadi, karena bau kopi tersebut sangat amis.
"Darah?" Samsul pun tidak jadi meminum nya. Samsul menoleh ke belakang ternyata Hamidah sudah tidak ada lagi.
"Bik ... Bibik!" panggil Samsul.
"Iya Tuan, maaf kami baru selesai mandi," jawab Hamidah dan Mirah bersamaan.
"Loh, bukannya tadi Bik Hamidah pakai baju putih?" tanya Samsul.
"Tidak Tuan, saya memang menggunakan pakaian ini sejak habis mandi," jawab Hamidah bingung.
Samsul melihat gelas yang tadi berisi kopi, ternyata memang kopi beneran. Kemudian Samsul memperhatikan kedua pelayan nya itu. Dan menyentuh tangan mereka satu persatu.
"Tadi tangan Bibik sangat dingin, sekarang malah hangat. Aku tidak sengaja bersentuhan saat Bibik menyodorkan segelas kopi," kata Samsul.
"Tidak Tuan, saya tidak ada membuat kopi untuk Tuan," kata Hamidah.
"Ini buktinya, kopi nya pun masih mengepulkan asap," ucap Samsul.
Keduanya menggeleng kuat, karena memang tidak membuat kan kopi untuk Tuan mereka.
"Apa jangan-jangan ...." ucap Mirah terpotong.
"Sudahlah, hidangkan makan malam untukku," pinta Samsul.
Saat keduanya ingin menghidangkan makanan, ternyata makanan yang baru mereka masak sudah basi.
Mirah dan Hamidah saling pandang. Bagaimana mereka ingin menghilangkan makanan basi? Padahal baru beberapa menit yang lalu mereka masak.
"Aneh, kenapa bisa basi?" tanya Mirah.
"Hii ..." Hamidah bergidik. Kemudian mereka melapor jika makanan yang mereka masak basi.
"Kok bisa? Kapan kalian masak? Jika aku tidak pulang siang hari, kalian masak untuk kalian saja. Ini kan jadi basi, siapa yang mau memakannya?"
"Maaf Tuan, padahal makanan ini baru saja beberapa menit di masak. Dan kami tinggal mandi ternyata sudah basi," jawab Mirah.
Terpaksa mereka masak lagi, capek sebenarnya, namun apa boleh buat. makanan basi tidak bisa untuk dimakan.
Keduanya pun kembali sibuk di dapur untuk menyiapkan makan malam untuk Samsul dan juga mereka berdua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
kaylla salsabella
lanjut thor
2024-05-22
1
sabil abdullah
ngeri eeeii
duh duh mana tenang kalo kerja kayak gtu
2024-05-22
1