"Begini pekerjaan kalian? masih pagi sudah duduk-duduk?" tanya Sarkan dengan suara lantang.
"Ehh boss, maaf kami hanya minum sebentar," jawab mereka serentak. Kemudian merekapun segera melanjutkan pekerjaannya masing-masing.
"Jika sekali lagi saya lihat kalian malas-malasan, saya tidak segan-segan memecat kalian!"
Mereka hanya tertunduk tanpa berani menatap boss mereka. Setelah Sarkan pergi, barulah mereka merasa lega.
....
Setelah selesai sholat isya, Suriani di kejutkan dengan jendela kamarnya yang tiba-tiba terbuka.
"Astaghfirullah, bikin kaget aja," batin Suriani sambil mengusap dadanya.
Kemudian ia membaca ayat-ayat suci, jendela kamar kamarnya pun kembali tertutup dengan sendirinya.
Sebelum tidur, Suriani tidak lupa berwudhu dan membaca doa, agar terhindar dari gangguan setan.
Namun baru saja ia memejamkan matanya, gelas yang ada di meja tiba-tiba jatuh. Hingga menimbulkan suara keras.
Pecahan gelas yang terbuat dari kaca itupun berserakan di lantai. Suriani bangun dan membersihkan pecahan gelas tersebut.
"Ya Allah lindungilah hamba dari perbuatan setan yang terkutuk," gumam Suriani.
Suriani kembali berbaring setelah selesai membuang pecahan gelas tersebut. Matanya masih enggan terpejam.
Ia mengingat beberapa kejadian dari subuh tadi hingga sekarang. "Apa yang terjadi sebenarnya?" tanyanya dalam hati.
Flashback ...
Suriani baru pulang dari desa sebelah, dengan mengendarai motornya. Namun saat di perjalanan, tiba-tiba saja ada kucing hitam melintas dan hendak menabrak ban motornya.
Suriani mendadak berhenti, beruntung ia bawa motor tidak terlalu laju. Jika tidak! Pasti akan celaka.
Suriani merasa ini pertanda tidak baik. Namun ia tetap berpikiran positif, ia percaya pertolongan Allah itu nyata.
Suriani melanjutkan perjalanan menuju pulang ke rumah. Dan ia bersyukur karena tidak terjadi apa-apa, sehingga ia tiba dirumahnya.
Flashback end ...
Sementara disisi lain ...
Dikediaman rumah Samsul terjadi kehebohan. Karena ada beberapa warga yang sedang ronda malam melihat sekelebat bayangan hitam di sekitar rumah itu.
Salah satu warga mengetuk pintu rumah yang ditempati Samsul. Perlahan Samsul membuka pintu.
"Assalamualaikum," ucap warga, mereka berjumlah 3 orang. Namun tidak dijawab oleh Samsul.
"Maaf Pak, ada apa ya?" tanya Samsul.
"Nak Sam tidak apa-apa? Eee ... Soalnya tadi, itu tadi ...." Pria itu tiba-tiba lidahnya kelu untuk mengatakan nya.
"Ada apa Pak? Bilang saja jika ada apa-apa?" tanya Samsul.
"Maaf Nak Sam, tadi kami melihat ada sekelebat bayangan hitam melintas di mari. Jadi kami menemui Nak Sam takut terjadi apa-apa?" kata pria satunya.
"Bapak-bapak semua tenang saja, aku baik-baik saja kok. Nih lihat, gak apa-apa, kan?"
Ketiganya pun mengangguk, setelah memastikan Samsul baik-baik saja, merekapun melanjutkan meronda.
"Apa kamu lihat yang aku lihat, Mat?" Tanya Sudin.
"Gimana ya, aku sebenarnya gak lihat apa-apa tadi, karena kalian ngajak ke rumah itu, aku ikut saja," jawab Mamat.
"Kalian kan tahu sendiri, rumah itu sudah lama kosong, tidak heran sih jika ada penghuninya, seperti makhluk halus gitu," ucap Dodo.
"Kalian ngerasa gak, jika si Sam itu agar aneh?" tanya Sudin.
"Aneh gimana maksudnya?" tanya Mamat balik.
"Ya, gimana ya? Aura nya itu loh, seperti ... ah sudahlah, susah mau jelasin ke kalian," ucap Sudin akhirnya.
Malam ini giliran mereka untuk melakukan keliling desa. Yang lainnya sedang menunggu di pos ronda.
Samsul kembali berbaring, namun kali ini ia bisa tidur dengan nyenyak. Tidak ada lagi mimpi yang selalu mengganggunya.
Hingga pagi menjelang, Samsul terbangun dengan perasaan segar karena sudah bisa tidur dengan nyenyak.
Samsul pun mulai memanfaatkan tanah di sekitar rumahnya untuk berkebun. Kemarin ia membeli bibit sayuran dan juga pupuk.
"Assalamualaikum Nak Sam," ucap Pak Kosim. Samsul menoleh dan tersenyum.
"Ehh Pak Kades, mari Pak!" Samsul mempersilahkan Pak Kosim masuk, namun Pak Kosim maunya di teras saja.
"Rajin sekali, Nak. Berkebun di samping rumah," kata Pak Kosim.
"Ya, Pak, daripada diam tidak melakukan apa-apa," ujar Samsul.
Keduanya pun mengobrol dengan ditemani kopi dan roti yang di beli di warung. Pak Kosim semakin mengeratkan duduk bersila nya.
Samsul juga dengan senang hati melayani Pak Kosim mengobrol. Hingga hari pun mulai siang, barulah Pak Kosim pulang.
Jika tidak ada kegiatan, Pak Kosim selalu mendatangi rumah Samsul hanya sekedar mengajaknya ngobrol.
Samsul juga dengan ramah menyambut para warga yang datang bertamu ke rumahnya.
Malam hari ...
Samsul seperti biasa berbaring diatas tempat tidurnya. Tiba-tiba angin berhembus kencang sehingga jendela terbuka.
"Jika ada perlu, tampakkan wujud mu," ucap Samsul.
Benar saja, setelah Samsul berkata seperti itu, muncul sosok yang sudah Samsul kenal.
"Mbah Sukmo!"
"Hahaha ... hahahaha." Tawa itu menggema, kemudian Mbah Sukmo berubah menjadi Jagira.
"Kamu harus dapat satu lagi gadis untukku, dan itu harus bertepatan di bulan purnama nanti."
"Bulan purnama? Berarti 2 minggu lagi" batin Samsul.
"Ya, 2 minggu lagi. Dan kamu harus mendapatkan nya, jika tidak kekasihmu yang akan jadi gantinya. Hahaha ... hahahaha."
Kemudian makhluk itupun menghilang. Samsul menghela nafas, dia harus mencari lagi gadis perawan sebagai tumbal.
Sebenarnya Samsul ingin berhenti dengan semua ini, ia sudah terjerumus jauh. Namun tidak bisa menghindar.
Mbah Sukmo atau Jagira tidak akan melepaskan nya begitu saja. Ada rasa penyesalan dalam diri Samsul.
Meskipun pada awalnya ia begitu terobsesi untuk menjadi kaya, namun kekayaan yang ia dapatkan tidak nyata. Maksudnya dengan cara yang salah.
"Maafkan aku Suri, aku terjebak dengan obsesi ku sendiri," ucap Samsul dalam hati.
Samsul membuka jendela kamarnya, tadi kembali tertutup setelah Mbah Sukmo itu pergi.
Samsul memandang kosong ke depan. Malam yang gelap segelap hatinya saat ini. Tiba-tiba ia melihat sekelebat bayangan putih.
Samsul berlari keluar, dan mengejar bayangan putih tersebut. Namun sudah saat ia tiba di tempat bayangan putih tersebut, bayangan itu tidak ada.
Samsul berbalik dan. "Ahhh...!" Samsul menjerit karena kaget. Ternyata bayangan putih yang ia lihat tadi berdiri didepannya.
"Siapa kamu?" tanya Samsul.
Makhluk itu tidak menjawab, ia hanya menangis dan kemudian menghilang. Samsul segera kembali ke rumah.
Besok ia akan pindah dari desa ini, dan akan ke kota demi menghindari semua ini. Samsul akan mencari tempat tinggal yang aman menurutnya.
"Aku harus pergi dari sini, aku harus menjauh," batin Samsul.
Baru saja selesai membatin, angin kencang kembali berhembus. membuat tubuh Samsul terpental ke lantai.
"Aaaah...!" Samsul menjerit sekuat-kuatnya. Rumah nya berguncang seperti ada gempa. Barang-barang miliknya berjatuhan.
Samsul pun mulai tidak sadarkan diri, ia masih tergeletak di lantai. Hingga pagi pun menjelang, Samsul pun tersadar.
Samsul menatap sekeliling rumahnya, rumah yang semalam berantakan kini kembali utuh seperti tidak terjadi apa-apa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
jaran goyang
𝑟𝑠𝑘𝑛 𝑙ℎ
2024-05-14
1
Anjellita
sekarang kamu merasakan punya uang tapi hidupmu tak tenang.
2024-05-14
1
kaylla salsabella
lanjut thor
2024-05-14
1