Episode 8

Pagi harinya, ramai pelayat berdatangan ke rumah wanita yang meninggal akibat gantung diri.

Dan polisi sudah melakukan penyelidikan, serta menangkap pria yang selalu bersama wanita itu.

Mengikut pengakuan pria itu, sebenarnya ia sebentar lagi akan menikah. Namun entah mengapa wanita itu seperti kehilangan akal sehatnya.

Pria itu akhirnya dinyatakan tidak bersalah, karena ia juga tidak tahu menahu tentang kematian wanita itu.

Malam kejadian, pria itu tidak ada di rumah korban, dia sedang berada di tempat lain bersama rekannya.

"Sumpah Pak, saya juga shock mendengar kematiannya yang tiba-tiba itu," ucap pria itu membela diri.

Polisi pun melakukan pemeriksaan, dan hasil otopsi tidak ada kekerasan fisik atau apapun. Pria itu juga mengatakan, jika beberapa hari ini sang kekasih selalu menghindar darinya.

Hari ini juga, wanita itu pun di kebumikan. Sebelumnya kemarin juga ada yang baru di kebumikan. Diduga tenggelam di sungai.

"Kamu jadi ke pasar?" tanya Sura.

"Jadi Bu, bahan makanan kita banyak yang habis, keperluan dapur juga banyak yang habis," jawab Suriani.

"Hati-hati ya, Nak. Ibu merasa akhir-akhir ini perasaan tidak tenang," kata Sura.

"Ibu jangan berpikiran negatif. Kita punya Allah yang akan melindungi kita," ujar Suriani.

Sura tidak lagi menjawab, putrinya lebih pintar, jadi dia kalah debat. Suriani pun pamit dan segera pergi dengan mengendarai motornya.

Tiba di pasar, orang sangat ramai. Karena yang datang bukan hanya dari desa tempat Suriani saja. melainkan dari desa lain juga.

Suriani melihat sosok seorang pria sangat mirip dengan Samsul. Iapun memanggilnya.

"Bang Samsul!" Suriani berlari kecil menghampiri pria itu. "Bang Samsul!" Panggil nya lagi.

Pria itu berhenti, Suriani tersenyum lalu menyentuh pundak pria itu. Pria itu menoleh, seketika senyum Suriani pudar.

"Maaf salah orang, kukira Bang Samsul," ucapnya malu. Kemudian tanpa menunggu jawaban pria itu, Suriani langsung pergi.

Beruntung ia sudah selesai berbelanja, jadi ia bisa langsung pulang. Suriani merasa ada yang dengannya.

"Mungkin aku terlalu memikirkan nya, sehingga orang lain pun aku kira dia," batin Suriani.

Untungnya pria itu tidak mengejar Suriani tadi. Jika pria itu mengejarnya, alangkah semakin malunya dia.

Dalam perjalanan pulang, Suriani menghentikan motornya dengan mendadak. Karena didepannya ada ular begitu besar.

"Firasat apa ini?" tanyanya dalam hati.

Ular itu seperti sengaja menghalangi perjalanannya. Suriani pun menunggu hingga ular itu pergi.

Namun setelah beberapa saat, ular itu tidak juga mau pergi. Lalu Suriani pun mencoba berbicara dengan ular tersebut.

"Siapapun kamu, berilah aku jalan untuk aku lewat," ucap Suriani.

Ular itu seolah mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Suriani. Perlahan-lahan ular itu pun merayap pergi.

Suriani pun bernafas lega, ia melanjutkan perjalanan nya. Dan tiba dirumah dengan selamat.

"Assalamualaikum Bu," ucap Suriani saat masuk kedalam rumah. meskipun tidak ada orang, Suriani tetap mengucapkan salam.

Suriani ingat jika ibunya masih belum pulang dari melayat. Jadi di rumah hanya dia sendiri.

Praaang ... suara benda jatuh. begitu nyaring, hingga Suriani pun menghampiri asal suara tersebut.

"Aneh, kok gak ada apa-apa? Perasaan tadi kudengar ada benda jatuh," batin Suriani.

Suriani mengamati sekeliling, semua barang masih utuh dan seperti tidak terjadi apa-apa.

Suriani pun kembali ke dapur. Ia belum selesai menyimpan barang belanjaan nya.

"Assalamualaikum," ucap Sura yang baru datang dari melayat.

"Wa'allaikum sallam," jawab Suriani. Kemudian ia keluar dari dapur.

"Sudah pulang? Ibu kira belum," tanya Sura.

"Baru saja sampai, Bu. Baru selesai menyimpan barang belanjaan," jawab Suriani.

Sura dan Suriani pun kembali ke dapur, mereka akan memasak untuk makan siang. Sebentar lagi ayahnya akan pulang.

Suriani pamit untuk sholat, karena tugasnya memasak sudah selesai. Begitulah Suriani, tidak pernah meninggalkan kewajibannya. kecuali kedatangan tamu bulanan.

Berbeda dengan ibunya yang bolong-bolong sholatnya. Dan sang ayah yang tidak pernah sholat.

....

Malam hari ...

Suriani sedang berbaring diatas tempat tidur, setelah sholat isya tentunya. Namun ia merasa hawa malam ini terasa beda.

"Ada apa ya? Rasanya kok merinding," batin Suriani.

Suriani bergegas bangun dan mengambil wudhu. Iapun membaca ayat-ayat Al Qur'an. Beruntung nya, Suriani sudah hafal ayat-ayat tersebut.

Jadi tanpa melihat Al Qur'an pun ia bisa membacanya dengan begitu baik. Hawa yang tadinya terasa lain, membuat bulu kuduk merinding pun seketika hilang.

Suriani pun akhirnya bisa tidur dengan tenang dan nyenyak. Hingga subuh pun menjelang, Suriani pun segera bangun sebelum suara adzan berkumandang.

....

Disisi lain ...

Samsul masih tertidur pulas, sudah beberapa hari ini ia merasa nyaman tidurnya. Tanpa merasa terganggu seperti kemarin-kemarin.

Bahkan mimpi tentang wanita itu lagi pun tidak. Hingga matahari mulai terbit dari ufuk timur, Samsul pun akhirnya terbangun.

Ia menggeliat kan tubuhnya, dan meregangkan otot-otot tubuhnya. Samsul pun mulai membuat sarapan untuk dirinya.

Setelah sarapan, Samsul mulai bekerja di kebun samping rumahnya. Terlihat tanaman nya sudah tumbuh subur. Samsul tersenyum melihatnya.

"Sebentar lagi akan berbuah nih," gumam Samsul saat melihat mentimun yang sudah berbunga.

Samsul merawat tanaman sayurnya dengan baik, sehingga hasilnya juga baik nantinya.

Ada sayur lain yang siap dipetik, seperti sawi dan bayam serta sayuran lainnya. Saat Samsul memetik sayur. Pak Kosim datang bersama istrinya.

"Wah sudah panen ya, Sam?" tanya Ratna istrinya Pak Kosim.

"Ehh, iya Bu, Pak," jawab Samsul.

Samsul mencuci sayuran tersebut dan memberikan nya kepada istri Pak Kosim. Ratna dengan senang hati menerimanya.

"Terima kasih banyak, jadi merepotkan," ucap Ratna.

"Gak kok Bu, mari masuk!" ajak Samsul.

"Diluar saja," jawab Pak Kosim.

Samsul tersenyum, kemudian ia masuk untuk membuat minuman. Tidak berapa lama Samsul keluar dengan membawa minuman dan cemilan.

"Silahkan Pak, Bu, cuma ini yang ada," kata Samsul.

"Ah Nak Sam, bikin repot-repot saja," ujar Bu Ratna. Samsul hanya tersenyum menanggapinya.

Samsul semakin akrab dengan warga sini, meskipun baru beberapa bulan ia tinggal di desa ini.

Samsul begitu baik pada warga, sehingga ia di sukai oleh warga. Baik tua maupun muda. Mereka tidak tahu jika Samsul bersekutu dengan setan.

Mereka sudah terhipnotis dengan sikap dan perilaku Samsul yang menurut mereka itu baik.

Memang Samsul orangnya ramah dan sopan, itulah yang membuat mereka menyukai Samsul.

"Nak Sam sudah punya kekasih atau istri?" tanya Bu Ratna.

Samsul tidak menjawab, ia hanya tersenyum menanggapi pertanyaan itu. Pak Kosim dan Bu Ratna saling pandang.

"Begini Nak, anak kami sebentar lagi akan kembali dari kota. Ia kuliah di kota. Rencana kami ingin memperkenalkan putri kami itu kepada Nak Sam," kata Pak Kosim.

Sam terdiam, ia seperti berpikir dan tidak langsung memberikan jawaban. Namun senyumannya seperti mengandung sesuatu maksud.

Terpopuler

Comments

Anjellita

Anjellita

beruntung nya kamu sam,itu tumbal mu datang sendiri

2024-05-15

1

jaran goyang

jaran goyang

𝑘𝑜𝑟𝑏𝑛

2024-05-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!