Saat menemui temannya itu, cukup lama disana. Disitu temannya Aqi dari kampung ada yang sudah menetap dan menjadi warga di kampung tersebut. Termasuk sudah sukses. Terutama jika dibandingkan saat berangkat dari kampung. Yang semula hanya pemuda biasa, sekarang sudah punya rumah pekerjaan yang cocok, serta istri. Meskipun kalau di kota semua itu hanya biasa saja, tapi menurut masyarakat di sekitarnya merupakan hal yang mantap. Bisa dimintai tolong kalau habis libur panjang, maka anaknya yang lontang-lantung dibawa serta untuk memenuhi kota. Biar ada kenaikan taraf hidup.
Temannya senang dengan kedatangan rekan sekampung yang sama sama pernah bermain kala kecil.
Setelah cipika-cipiki, kangen-kangen. Maklum sudah cukup lama tak bertemu. Kali ini saat yang tepat untuk melepas rindu dendam.
Aqi bertanya kalau-kalau butuh pegawai, setelah lumayan lama ngobrol kesana-kemari akibat temu saudara di perantauan, akhirnya menyampaikan tujuan utama kedatangan mereka, yang sudah dijalani jauh-jauh dari kampung nun jauh di mato, hingga ke kota yang penuh janji ini. Mengharapkan adanya bantuan agar disini bisa bertahan, atau justru akan menemukan jalan bagi kehidupannya di masa mendatang.
Meskipun kerja seadanya yang tak memerlukan apapun. ijazah atau keterampilan. Asal mau saja, sudah jadi modal awal. Tapi berusaha untuk dapat bertahan tinggal di kota dan bisa mencari pengalaman baru buat Lilin.
Mereka kemudian kerja. Si Lilin amat senang. Baru kali ini dia bekerja yang sesungguhnya. Apalagi suasananya ramai. Banyak yang main di bianglala, kuda kuda sama roller coaster.
Sedangkan Aqi jenuh. Kerjanya mengamati Lilin terus. Berkali kali dia ditegur atasannya.
Ada yang mengamati. Orangnya ganteng. Banyak orang kalau mau kerja senengnya sama dia.
”Lilin.. ”
”Beni Setiano..”
”Kerja sini?”
”Iya. Manager es salju.”
”Hebat.”
”Rame loh disini. Banyak yang beli dan pasti untung kalau jualan.”
”Kamu sama siapa?” tiba-tiba Aqi datang mendekat.
”Teman.”
”Ga boleh.”
”Napa?”
”Pokoknya dilarang. Ganteng gitu. Bisa bisa kamu kecantol sama dia. Kan bisa gawat nantinya. Aku khawatir jadinya.”
”Eh mukanya tegang dan tak mau senyum. Senyum dong....”
Mereka berdua berkenalan dan terkadang menghindari aqi Firdaus kalau sedang asyik mengerjakan kerjaannya membersihkan ruangan tersebut. Apalagi sebagian karyawannya jorok jorok. Terkadang membuang tali sembarangan, membuang puntung rokok dan plastik bekas. Itu yang mesti dibersihkan.
Hubungan dengan si Ganteng tak mulus tentu saja akibat si Aqi terus memantau perkembangan si calon istri dan lebih banyak cemburunya gitu.
”Mau kerja lain?” tanya Beni.
”Ya lah. Banyak yang iri disini,” ujarnya sembari melirik si Aqi Firdaus.
”Apa!”
”Tau!”
”Itu saja jadi tukang jahit.”
”Eh aku belum bisa.”
“Bisa latihan dulu dari buang benang atau pengepakan kain. Lama lama nanti juga bisa sendiri.”
“Tapi....”
“Apa lagi?”
”Masih nunggu gaji.”
“Oh gitu. Biar saya mintakan.”
Beni Setiano lalu menemui atasan Lilin dan aqi guna meminta upah selama bekerja ditempat tersebut.
”Nih satu minggu,” kata bos yang menuruti permintaan temannya, meskipun biasanya seminggu ke depan biasanya baru dikasihkan buat karyawan lain.
”Dapet 300 lumayan...”
”Kan? Bisa buat jajan.”
”Begitulah buat bertahan.”
”Gaji pertama.”
”Terus?”
”Ya ditabung.”
Itulah hasil kerja selama satu minggu di tempat hiburan yang lagi ramai-ramainya, apalagi banyak orang yang tengah berlibur ditempat situ.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 171 Episodes
Comments
Tika
Makanya cari yang sejajar aja Qi. Jadi gak makan ati kalo calonmu di lirik cowok lain. wkwkkwk
2020-09-19
2
🐰F͢ɪ͋ᴄ͠ᴀ᪶ ࿐
Aqi di kacangin ..😂
2020-09-17
2