Kejaran para pencari yang kebanyakan laki-laki dan perkasa tak menyulitkan langkahnya hanya untuk mengejar wanita dengan kain ribet begitu.
Sehingga dengan mudahnya dapat menemukan calon pengantin untuk dibawa kembali ke pelaminan.
“Aku kan nggak mau pulang.“
“Terus mau kemana?“
“Sudah mantap mau pergi,“ ujarnya sembari mengibaskan tangan dan langsung pergi begitu saja.
“E... lari. Tangkap!“ perintah Aqi. Pengantin sudah keburu menjauh.
Tapi ketangkap lagi. Laki-laki pengejar dengan cepat menghalangi dari segala penjuru untuk mencegat sang pengantin wanita yang berusaha lari.
“Lepaskan!"
“Tidak akan.“
“Kamu akan kulaporkan sama pak polisi,“ ancam Aqi Firdaus supaya si calon istri bersedia menuruti kemauannya dengan tak perlu bersusah susah.
“Waduh..... Kenapa begitu?“
“Berusaha kabur. Kan orang tuamu sudah menyetujui perkawinan kita, demi melunasi hutang-hutangnya serta hubungan baik antar kami.“
“Waduh..“
“Makanya kamu nurut. “
Setelah tertangkap, si Lilin mau dipaksa untuk kembali ke pesta yang sudah susah-susah dibuat serta mengadakan undangan sedemikian banyaknya.
“Pak Aqi, aku kan nggak mau pulang,“ ujar Lilin terus berusaha berontak agar terlepas dari penangkapan orang-orang suruhannya juragan Aqi itu.
“Tapi kau tak boleh pergi. Kita kawin dulu,“ ujar Aqi.
“Aku masuk ke kali nih,“ ancam Lilin. Dia sudah siap memanjat tepian jembatan kecil untuk menjatuhkan diri pada sungai yang dalam dan berarus deras.
“Oke.. oke.. jangan lakukan.“ Aqi bertambah panik. Jangan sampai istri yang disayanginya itu justru didapatkan hanya berujud bangkai saja. Maka keinginannya akan musnah untuk menyandingkannya dan berbahagia bersama dalam menghadapi hidup.
“Aku mau pergi ke Jakarta mencari pengalaman hidup dulu,“ kata Lilin beralasan.
“Wah jauh.“
“Biarin.“
“Jangan gitu aku kan takut kehilanganmu. Atau aku akan ikut denganmu,“ ujar Aqi yang sudah ompong itu sangat khawatir kehilangan sang bidadari pujaan.
“Enak saja. Aku tak mau diikuti sama kamu yang tidak aku cintai.“
“Kalau tidak akan aku laporin,“ ujar Aqi mengancam lagi.
“Lo ya sana!“ kata Lilin sudah nekat.
Lilin sudah nekat. Daripada kehidupannya hancur. Mendingan dia minggat saja.
“Oke, oke kau boleh pergi, tapi aku ikut.“
“Mana mau aku!”
“Terserah.”
“Baik akan aku seret pulang dengan paksa.”
Aqi sekarang juga sudah kehilangan akal. Mau tidak mau dia akan memaksa si perempuan agar kembali ke pangkuan ayah bundanya. Nanti kalau sudah dipangku, kan ayah bunda tersebut akan memberikan padanya lagi.
“Baik, baik. Tapi bayarin ya.“
“Oke. Tak masalah kalau cuma untuk membayari 195 ribu saja kecil. Aku kan juragan gula paling kaya di desa kita ini,“ ujar Aqi Firdaus tak keberatan.
Akhirnya keduanya pergi bersama untuk menuju cita-cita dan mengkandaskan kepentingan pentingnya yang hanya dijalani sekali selama hidup.
“Jangan cepat cepat dong,“ ujar Aqi yang terus berusaha mengimbangi langkah si gadis yang tak merasa beban dengan tubuh langsingnya.
“Makanya jangan ikut.“
“Tapi...."
“Kenapa?“
“Khawatir."
“Atau aku bawa mobil mewahku saja?“
“Bak terbuka juga!“
“E....“
“Buat tempat gula kan?“
“Iyalah.“
“Tapi kan mewah. Ada AC sama TV nya juga lo,“ ujar Aqi sembari sedikit berpromosi, mumpung gratis katanya.
“Ngojek aja bagaimana?“
“Tidak.“
“Sebentar lagi ini.“
“Aku juga belum pegang duit.“
“Ada ATM ini.“
Keduanya tetap pergi dengan jalan kaki. Padahal jaraknya lebih dari tiga kilo meter yang cukup membuat kaki tua si Aqi rasanya mau copot saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 171 Episodes
Comments
Daliffa
mampir Thor
2024-05-20
1
Cendol Dawet
lucu jg ya😁
2023-03-22
1
munasih
bagus ceritanya
2020-12-15
4