“Nah sampai kan,“ ujar Lilin saat telah tiba di pool mobil atau stasiun kereta yang jaraknya memang tak terlalu jauh antara dua tempat tersebut. Perjalanan itu tak terlampau menyenangkan. Aqi tak suka pergi jauh, namun dia berusaha menyenangkan istrinya. Sedangkan Lilin inginnya hanya ingin bebas dari lelaki yang tak disukainya itu.
“Tapi capek tahu,“ ujar Aqi Firdaus dengan nafas megap-megap serasa mau putus di ujung leher saja, yang sebentar lagi mau hengkang.
“Katanya cinta.“
“Jadi... kalau cinta kenapa?“
“Tetap semangat dong.“
Mereka duduk di bangku panjang dekat pertigaan jalan yang sangat ramai. Mereka berusaha merilekskan diri agar tak terlalu capek nantinya.
“Beli baju dulu.“
“Kenapa.“
“Risih. Masa pakai baju pengantin begini. Jadi pusat perhatian orang kan,“ kata Lilin memperlihatkan bajunya yang bagus namun kotor akibat berlarian dikejar sama anak buah si Aqi.
“Ya sana.“ ujar Aqi. “Tapi. Gesek dulu ya.“
“Oke.“
Mereka kemudian masuk ke mini market buat nggesek kartu si Aqi yang uangnya belipet didalamnya. Tapi karena cuma boleh mengambil dua juta, maka uang itu yang dipakai.
Setelah mengambil duit yang ngepas itu, lalu ke toko pakaian yang sangat ramai dan kebetulan berada di satu tempat dengan adanya ATM itu.
Mereka beli baju. Cukup lama memilih. Mencari yang sangat pas dan nyaman namun tak terlampau mencolok.
“Ini saja bagus,“ ujar Aqi sembari memegang patung yang bodinya seksi sekali. Nampak sangat sesuai dengan pandangannya yang mendamba kalau gadis pujaannya ini memakai demi dirinya.
“Wah..“
“Ya kan.“
“Ogah. “
“Kenapa?“
“Ga cocok.“
Akhirnya mereka cuma membeli dua pasang pakaian buat Lilin sembari menggadaikan baju pengantinnya, dan Aqi kaya itu membeli sepasang. Katanya takut disana tidak cukup uangnya nanti.
“Terus minta tiket dong.“ Mereka menuju stasiun.
“Abis karcisnya.“
“Lo, lalu?“
“Naik bis paling kalau mau.“
Mereka kemudian jalan ke pool bis dan mencari tiket. “Mahal kan, Rp 195.000,00.“
“Kalau kereta api cuma 35 ribu rupiah.“
Merekapun membeli tiket bis dengan harga mahal namun fasilitasnya tak mengecewakan dengan armada baru yang cerah mengkilat. Dengan naik kendaraan itu terasa nyaman, hingga sampai tujuan, dibandingkan dengan bus murah lainnya yang pasti jauh dibawah, rasanya.
Mereka akhirnya naik bus. Membeli tiket dengan harga yang lumayan mahal. Ada AC dan sangat nyaman. Armadanya juga baru baru.
Berangkat tak lama kemudian. Terutama setelah penumpang penuh dan waktu menunjukkan pukul enam tepat sesuai agenda keberangkatan.
“Aku tidur dulu,“ kata Aqi Firdaus. Mereka duduk di bangku paling depan dari bus baru itu dengan warna menyala.
“Ya.“
Sesaat berikutnya terdengar dengkuran dari si Aqi yang langsung pulas. Sementara Lilin masih belum mampu terpejam. Kursi itu terasa sempit meskipun cukup lega sebenarnya.
“Lo kok main peluk saja,“ kata Lilin dengan risih nya pada kelakuan lelaki tua di dekatnya itu. Dia dorong kepala yang bersandar dibahu nya tanpa disadari.
“Ngantuk sih,“ ujar Aqi sembari mengusap muka dari peluh dan air liur.
“Eh toko bagaimana?“ tanya Lilin.
“Biar diurus sama keluargaku di kampung.“
“Nanti bangkrut lo.“
“Biar aku marahin mereka kalau begitu. Tenang saja mereka sudah berpengalaman.“
Kendaraan berjalan dengan lancar. Apalagi jalanan halus mulus mulai dari awal hingga ke kota ramai, Jakarta yang sangat gemerlap dengan suasana meriah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 171 Episodes
Comments
Cendol Dawet
gaslah..klo Aqi-nya nurut gitu kn enak😅
2023-03-22
1
Tika
Lah, kabur sama calon laki. Itu emak bapaknya gak kenapa2 apa ya? apa kabar acara kawinannya 😂
2020-09-19
2
🐰F͢ɪ͋ᴄ͠ᴀ᪶ ࿐
ngiler...aki aqi 🤣🤣🤣
2020-09-17
3