Marah banget si Aqi. Masa si Lilin pacaran terus. Banyak kenalannya lagi. Kalau tidak sama Saefudin Purwanto sama si Beni Setiano. Payah banget. Hal ini membuat kecemburuannya membuncah. Ingin dia meluapkannya dengan sesuka hati. Nanti kalau pulang bakalan dia cakar-cakar pakai kuku penggaruk rumput. Atau pakai sekop berujung runcing. Tapi dia ingat. Calon istrinya itu sangat cantik. Terutama buat dia yang teramat jelek. Sudah gundul dan sedikit tua. Serta rasa kasihnya yang sangat besar ini yang membuat dia mesti bersabar. Belum lagi pengalamannya dalam perjalanan jauh dari kampung demi sang pujaan hati, membuat perjuangan ke depan mesti lebih kuat lagi. Hingga teguh kukuh lapis baja.
Daripada suasana batinnya terus kacau, mending mencari angin, jalan-jalan melihat situasi di seputar rumah kontrakannya itu. Sepanjang waktu, meskipun daerah ini tepian kota, namun suasana masih sangat ramai dan selalu hidup.
“Eh cewek,“ ujarnya saat melihat seseorang dengan baju anggun dan langkah lenggangnya sembari melenggak-lenggokkan pantatnya yang semok.
“Apa!“ ujarnya galak. Tak suka dengan orang dengan tatapan aneh. Apalagi kali ini. Tak ada ingin-inginnya.
Kecut juga si Aqi. Melihat cewek garang begitu. “Aku paling kaya di kampung lo.“
“Masa?“ Cewek itu tak percaya. Masa ada orang paling kaya, sementara jalan saja sempoyongan, macam bebek kena obat keras. Atau paling kaya tapi cuma kaya omong saja. Yang tak bisa menunjukkan kenyataannya.
“Jelas.“
“Terus?“
“Kenalan dong.“
“Lu sapa?“
“Aqi.“
“Gua Dewi.“
“Dewi sapa?“
“Dewi Monika Rini.“
“Punya apa?“
“Ah cuma punya Lamb gold.“
“Apaan?“
“Gak tahu? “
“Enggak.“
“Kalau kampung ya kuda lah. Disini mah sejenis sedan gitu. Dengan harga sekitar sebelas milyar lebih beberapa juta perak .“
“Gua punyanya kol pick up,“ ucap Aqi. Dia ungkap semua harta kekayaan yang dimiliki dan sering membuat orang terpana kala mendengar kekayaannya itu. Benda semacam itu sudah sangat mewah kalau di daerahnya. Tak ada yang punya. Yang nggak punya lah banyak. Makanya dia sangat bangga dengan kendaraan yang begitu membantu dalam segala pekerjaan yang dijalani tiap harinya.
“Yeah....“
“Tapi juragan gula lo.“
“Punya duit?“
“Adalah. Dua juta,“ ujar Aqi sembari terus meraba raba kantong belakangnya yang takut uangnya nyerimpet entah kemana maklum sedikit pelupa.
“E buat beli mendoan dapet banyak tuh. Bisa kenalan ya?“
“Boleh, gua juga lagi seneng sama yang unik-unik.“
“Emang ayahmu apa?“
“Ah cuma letnan.“
“Letnan dua.“
“Letnan jendral.“
“Wii....“
“Iyalah rumahnya cuma empat. Punya ternak sama kebon luas. Juga sering nyalon.“
“Wii.... lurah?“
“Dewan, kalo enggak pimpinan.”
“Terus perusahaan di luar Jawa sama pesawat, tapi.......“
“Apa....“
“Helikopter.“
“G...Go.. Gua kagak jadi ya?“
“Napa?“
“Minder... “
“Hehe.... “ si Dewi Cuma tertawa melihat lawan bicaranya sudah kehilangan cakap dalam hal membual sama adu harta kekayaan yang dimiliki dinasty nya.
“Ayo ikut,“ ajak Dewi.
“Kemana sih...“
“Cepetan.“
“Apaan sih....“
“Udah cepetan....“
“Kita kemana?“
“Nonton konser.“
“Dimana? “
“Simpang monas.“
“Oke....“
“Mereka keluar dari simpang lima Semper.“
“Terus jalan di Koja. “
“Hingga cempaka mas“
“Dan pasar senen“
“Macet“
“Gua beli es cendol di pinggir jalan ya, haus.“
“Ih. Minum saja ini air karbonasi. “
“Ehh pahit..."
“Dasar kampungan.“
“Memang.“
“Nah nonton kita.“
“Bayar enggak.“
“Tidak, bayar parkir saja. “
Artisnya populer, D’terongs band.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 171 Episodes
Comments
🐰F͢ɪ͋ᴄ͠ᴀ᪶ ࿐
air karbonasi dsruh di minum🤣🤣🤣
2020-09-18
1