Di saat Ningrum akan mengatakan sesuatu, dan baru terbuka mulutnya belum juga keluar satu patah kata, tiba tiba mereka bertiga dikagetkan oleh suatu suara...
Tek
Tek
Tek
Tek
Ketiga gadis itu langsung terdiam dan menoleh ke arah sumber suara. Pada jendela kaca ruang depan itu yang berbunyi tek tek tek. Macam ada orang yang mengetuk ngetuk pelan kaca jendela itu.
“Siapa?” gumam Andien dan Ningrum secara bersamaan.
“Coba kamu lihat Fat!” ucap Andien sambil menatap Fatima.
Fatima yang posisi duduk nya paling dekat dengan jendela segera bangkit berdiri meski pun bulu kuduknya kembali berdiri mengingat suara ketukan di pintu kamarnya tadi.
Pelan pelan Fatima membuka tirai tebal yang menutupi jendela kaca itu. Dan benar tidak ada siapa siapa di balik jendela kaca.
“Tak ada siapa siapa. Mungkin ekor cicak bergerak gerak hingga menimbulkan suara.” Ucap Fatima sambil menutup tirai itu lagi.
“Hiii.. sudah ah ga usah lagi ngomongin Dewa.” Ucap Ningrum lalu bangkit berdiri, dan melangkah meninggalkan ruang depan itu.
“Mbak Ningrum, aku tidur di kamarmu ya. Itu mungkin hantu tek tek..” Teriak Andien sambil bangkit berdiri dan mengikuti langkah kaki Ningrum. Karena tiba tiba dia teringat cerita Sang Nenek tentang hantu tek tek, waktu dia kecil.
Tek
Tek
Tek
Suara jendela kaca diketuk ketuk lagi, dan suara nya masih terdengar di telinga Andien.
“Aaaaaaaaa...” teriak Andien sambil berlari kencang menuju ke kamar Ningrum, mendahului langkah kaki Ningrum.
Fatima mengangkat kedua bahunya, lalu dia melangkah meninggalkan ruang depan itu dan menuju ke dapur karena perutnya kini sudah berbunyi krucuk krucuk minta diisi.
Di saat sampai dapur dia membuka mejic com masih ada nasi. Fatima membuka kulkas dan mengambil satu butir telur, dia akan membuat telur goreng saja untuk lauk makan malam pengganjal perut.
Di saat butir telur itu masih ada di tangan. Betapa kagetnya Fatima karena tiba tiba saja jari jari tangannya terasa sakit bagai tertusuk tusuk. Ujung jari jari tangan yang sedang memegang telur, merasakan bagai kulit telur itu berduri duri tajam dan...
PYAARRRR
Telur pun terjatuh di lantai dan jelas saja pecah kulitnya..
“Kenapa sih ini tangan, mosok aku yang masih muda asam urat tinggi ..” gumam Fatima sambil melihat jarinya yang tadi tiba tiba merasa sakit.
“Sial, malah jatuh telurku yang tinggal satu, sayang banget telur sekarang mahal lagi.” Gumam Fatima lalu mengambil sendok dan mangkok kecil. Dia pun jongkok mengambil telur yang tumpah di lantai ditaruh di mangkok kecil. Kulit telur dia buang di tempat sampah. Telur akan tetap dia goreng untuk lauk.
“Kalau di rumah sih ada si blorok, si blirik, si putih, si hitam yang bisa disuruh bertelur. Di kost an harus beli, sayang kalau dibuang.” Gumam Fatima yang siap siap untuk menggoreng telur.
Fatima bukan anak orang kaya, dia hanya anak seorang petani. Mendapat bea siswa untuk biaya kuliahnya. Dan dia kost di rumah ini karena dia sudah kenal Ningrum, anak Pak Kades di desanya yang sangat baik hati, mengizinkan Fatima ikut di rumah kost nya. Bayarnya pada Ningrum jika orang tua Fatima panen hasil sawahnya. Karena Ningrum sudah membayar pada pemilik rumah itu selama tiga tahun di saat dia mulai awal masuk kuliah.
Se saat kemudian telur susah matang.
KLEK
Fatima mematikan api kompor, namun tiba tiba ...
PET
Ruang menjadi gelap gulita, lampu di seluruh rumah itu mati dan bersamaan dengan itu terdengar suara Andien menjerit jerit.
“Aaaaa.... mbak ... mbak Ningrum...”
“Mbak Ningrum kamu di mana? Gelap banget ini.” Teriak Andien yang takut akan kegelapan. Suara teriakannya sampai di telinga Fatima yang masih di dapur.
Di dalam kegelapan Fatima akan menaruh telur goreng di piring, tetapi sial lagi telur goreng itu malah jatuh lagi di lantai. Di saat Fatima akan mencari cari telur goreng yang jatuh malah telur itu terinjak oleh kaki nya sendiri yang tanpa alas kaki.
“Sial banget sih aku hari ini.” Gumam Fatima antara kesal dan sedih sambil jongkok di lantai mengambil telur gorengnya.
“Kenapa pakai mati listrik segala.” Gumam Fatima lagi.
Sesaat kemudian pintu dapur itu terdengar suara ketukan.
TOK
TOK
TOK
Bulu kuduk Fatima kembali meremang, ingat sudah dua kali mendengar suara ketukan dan dilihat tidak ada orang. Namun sesaat kemudian...
“Fat....” suara Ningrum di balik pintu dan membuat Fatima lega.
“Ya mbak..” teriak Fatima cepat cepat. Dan pintu dapur pun terbuka muncul sosok Ningrum dan Andien sambil membawa hand phone yang menyala lampu santernya.
“Yok temani keluar ngecek meteran listrik, aku lihat dari jendela lampu lampu tetangga tidak mati, hanya tempat kita yang mati..” ucap Ningrum sambil menatap Fatima yang masih jongkok di lantai sambil memegang piring berisi telur goreng.
“Bukan masalah bayar listrik kan mbak?” tanya Fatima sambil bangkit berdiri, dan memlangkah menuju ke pintu dapur.
“Tidak lah, aku paling rajin bayar tagihan tagihan, saat tagihan sudah keluar langsung aku bayar biar tidak lupa.” Jawab Ningrum, listrik yang ada di rumah itu memakai listrik sistem paska bayar.
Di saat Fatima sudah sampai pintu dapur tiba tiba...
BYAARRR
“Yeeeaaaa sudah nyala...” teriak Andien bahagia karena semua lampu sudah kembali menyala.
“Ini pasti ada yang mengganggu. Gangguan bukan dari PLN tapi gara gara kamu itu Fat tidak mau mandi di luar, pasti ada roh jai... hiii..” Ucap Andien lagi sambil cepat cepat merangkul tubuh Ningrum, karena dia takut dengan ucapan sendiri.
“Selama aku tinggal di sini, rumah ini tidak ada yang mengganggu. Apa ada orang iseng ya? Tadi pintu sudah kamu kunci kan NDien, Fat?” Ucap Ningrum berusaha berpikir secara logis.
“Sudah mbak, kita lihat saja rekaman CCTV nya.” Ucap Fatima.
“Ya sudah aku lihat rekaman CCTV, kamu makan dulu.” Ucap Ningrum, lalu dia dan Andien melangkah menuju ke kamarnya.
Fatima pun cepat cepat makan dengan nasi dan telur goreng yang sudah jatuh itu, dia bersihkan dulu dengan tisue debu debu yang mungkin nempel di telur gorengnya Setelah selesai dan membersihkan alat alat makan. Dia pun cepat cepat melangkah menuju ke kamar Ningrum untuk ikut melihat rekaman CCTV. Sebab bagi Fatima orang jahat lebih berbahaya dari pada roh roh atau arwah arwah yang masuk di permainan jailangkung nya. Selama ini mereka baik baik saja tidak ada yang mengganggu Fatima.
Di saat sudah sampai di kamar Ningrum dan melihat rekaman CCTV di layar lap top Ningrum. Hasilnya Fatima lah orang terakhir yang masuk ke dalam halaman dan rumah itu.
“Tidak ada siapa siapa di luar.” Ucap Ningrum. Andien yang selalu di dekat Ningrum ekspresi wajah Andien tampak semakin takut sambil menatap Fatima.
“Gara gara kamu.” Ucap Andien sambil menatap tajam ke arah wajah Fatima.
Fatima hanya berdiri diam terpaku, merasa bersalah pada kedua teman kost nya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
YuniSetyowati 1999
Oalah nasibmu jelek betul lur telur 😅
2024-12-18
0
Îen
klo gw di posisi mereka...udah pingsan kali gw😂😂😂😂😂😂😂😂
2024-05-14
2
Tuxepos Jasmine
kasian fatima di salahin😥😥😥😥😥😥😥
2024-05-14
2