Bab. 11.

Waktu terus berlalu malam harinya Fatima pun bisa tidur dengan nyenyak. Fatima membuat status di media sosial nya jika dia membutuhkan pekerja sampingan, dan ada satu temannya yang menawari lowongan pekerjaan. Itu pula yang membuat pikirannya sedikit tenang. Dan dia pun tidak mendapat gangguan roh Dewa sedikit pun di malam ini. Karena begitu nyenyaknya hingga dia tidak sempat memakai selimut. Padahal suhu udara malam ini terasa sangat dingin, tapi entah mengapa Fatima tidak merasa kedinginan, seperti ada yang memeluk tubuhnya memberikan kehangatan.

Sebelum adzan subuh Fatima sudah membuka kedua matanya...

“Hmmm aku ternyata hanya bermimpi... rasa rasanya tadi seperti bapak memeluk aku, sampai aku tidur sangat nyenyak tanpa selimut tapi tidak terasa dingin... bangun bangun malah terasa dingin.” gumam Fatima sambil bangkit dari tidurnya kini dia merasa dinginnya pagi. Fatima pun segera menjalankan rutinitas pagi harinya.

Setelah sembahyang Fatima segera menyapu halaman rumah dan menyapu lantai. Lalu menanak nasi dan memasak untuk sarapan mereka bertiga.

Kini ketiga gadis manis itu sudah duduk di meja makan, Fatima pun sudah tampil rapi..

“Fat kamu bangun jam berapa jam segini sudah selesai.” Ucap Ningrum saat melihat Fatima sudah tampil cantik dan meja makan sudah tersedia menu sarapan pagi.

“Iya padahal dingin banget tadi. Aku kalau ga ingat mau kuliah masih mau tidur aja, sembunyi di balik selimut ..” ucap Andien sambil geleng geleng kepala dan mengangkat kedua bahunya. Sebab masih merasa dinginnya suhu udara di pagi hari.

“Biasa aja mbak sebelum subuh. ” ucap Fatima sambil menatap Ningrum yang sedang mulai minum kopi nya.

“Aku mau ke kost Lani dulu Ndien sebelum ke kampus. Dia punya informasi lowongan pekerjaan.” Ucap Fatima selanjutnya yang kini beralih menatap wajah Andien.

“Lani?” tanya Andien sambil mengernyitkan keningnya, sebab dia pernah mendapat informasi negatif mengenai Lani.

“Iya Ndien.” Jawab Fatima.

“Lowongan kerja apa di mana?” tanya Ningrum dan Andien secara bersamaan.

“Katanya cuci piring di hotel tempat kerja Lani. “ jawab Fatima setelah menghabiskan sarapannya.

“Hati hati Fat..” ucap Andien sambil menatap tajam ke wajah polos Fatima.

“Iya Ndien, aku mau cari kerja yang halal.” Ucap Fatima dengan sungguh sungguh dari dalam lubuk hati.

“Ya sudah kalau kamu tergesa gesa bisa duluan. Piring dan gelas biar aku cuci.” Ucap Ningrum sambil menatap Fatima.

“Terima kasih mbak, piring dan gelas kotor ku biar ku cuci sendiri...” ucap Fatima lalu dia segera bangkit berdiri dan dia tetap mencuci piring dan gelasnya sendiri. Lalu dia segera mengambil tas dan pamit pada kedua teman kost nya untuk berangkat lebih dulu.

Saat sampai di garasi Fatima segera menyalakan mesin motor miliknya. Akan tetapi beberapa kali distarter tidak juga mau hidup mesin motornya. Kaki Fatima pun sampai terasa sakit karena pegel.

“Ih .. kenapa motor macet lagi.” Gumam Fatima dan hand phone di dalam tas nya pun berdering.. Fatima pun segera mengambil hand phone milik nya. Saat dilihat layar hand phone miliknya tampak kontak nama Lani sedang melakukan panggilan suara.

“Fat, jadi tidak?” suara Lani di balik hand phone milik Fatima.

“Jadi Lan, tapi ini motorku macet. “ ucap Fatima

“Ya sudah nanti habis kuliah kita ketemu di kantin gedung pusat ya.. . Ga enak aku kalau bicara masalah ini di kampus kita banyak telinga ingin mendengar.” Suara Lani lagi

“Iya Lan, maaf ya...” ucap Fatima dan sambungan panggilan suara pun diakhiri.

Tidak lama kemudian sosok Andien pun sudah berada di dalam garasi.

“Kok kamu masih di sini Fat?” tanya Andien sambil melangkah menuju ke motornya.

“Macet Ndien..” ucap Fatima lalu mencoba lagi menghidupkan mesin motornya.

“Sudah tinggal saja. Kamu bonceng aku. Nanti aku antar kamu ke kost Lani pulang kuliah.” Ucap Andien sambil mendudukkan pantatnya di jok motor dan segera menyalakan mesin motornya.

“Iya Ndien, aku nebeng kamu ya.. nanti ketemuan sama Lani di kantin kampus gedung pusat.”

“Okey nanti aku antar kamu. Es teler di kantin itu enak banget.” Ucap Andien.

“Iya Ndien tapi aku belum bisa nraktir kamu.” Gumam Fatima sambil mendudukkan pantatnya di jok di belakang tubuh Andien. Ekspresi Fatima tampak sedih, dia nanti di kantin pun tidak akan pesan apa apa, tujuannya hanya ingin menemui Lani.

“Aku yang traktir kamu Fat.. santai saja...” ucap Andien sambil terus melajukan motornya ke luar dari halaman rumah menuju ke kampus.

Detik berganti detik, menit berganti menit, jam berganti jam.. waktu kuliah mereka pun telah usai. Andien dengan setia mengantar Fatima ke kantin gedung pusat. Tempat yang sudah ditentukan Lani untuk membicarakan pekerjaan yang akan ditawarkan pada Fatima.

Sesampai di kantin gedung pusat. Tampak Lani sudah duduk di salah satu kursi dan di depannya sudah ada menu pesanannya di atas meja.

Fatima pun segera duduk di depan Lani tersekat oleh meja. Sedangkan Andien sedang memesan es teler kesukaannya. Dan Andien pun segera menyusul Fatima dan duduk di samping Fatima.

“Sorry Fat, kamu sudah terlambat. Lowongan untuk cuci piring sudah terisi. Yang masih lowongan tenaga untuk body massage. Nanti ada pelatihan dulu Fat.” Ucap Lani sambil menatap Fatima

“Fat pikir pikir dulu. Memang tidak semua tukang pijat di hotel melakukan hal mesum. Tapi rawan mesum.” Ucap lirih Andien sambil menoleh ke arah Fatima.

“Aku butuh uang Ndien. Aku bisa jaga diri.” Ucap Fatima dengan suara lirih pula.

“Ndien, sebaiknya kamu jangan ikut campur masalah pribadi teman. Itulah aku ga suka kalau membicarakan masalah pekerjaan ini di kampus. Banyak yang usil.” Ucap Lani sambil menatap tajam ke wajah Andien dengan ekspresi tidak suka.

“Sorry Lan, aku omong sama Fatima, aku hanya memberi saran untuk dipikir pikir dulu. Bukan melarang kan? Aku juga sudah bilang tidak semua tukang pijat di hotel itu berkonotasi negatif.” Saut Andien.

Di saat Fatima akan mengucapkan sesuatu tiba tiba hand phone di dalam tas nya berdering. Fatima pun segera mengambil hand phone milik nya. Karena dia berharap ada orang yang menawarkan pekerjaan karena dia sudah membuat status butuh pekerjaan sampingan.

Saat melihat layar hand phone miliknya ada sederet angka sedang melakukan panggilan suara.

“Siapa ya..” gumam Fatima dan segera menggeser tombol hijau, dia berharap ada orang yang menawarkan pekerjaan. Akan tetapi setelah Fatima menggeser tombol hijau hanya terdengar suara...

Tut...

Tut..

Tut...

Sambungan sudah terputus. Fatima mencoba telepon balik tetapi jawaban dari operator nomor yang anda tuju tidak terdaftar.

Fatima pun kembali memasukkan hand phone ke dalam tas nya.

“Gimana Fat? Aku buru buru mau pulang nih. Mau istirahat nanti sore aku kerja.” Ucap Lani.

“Nanti aku kabari lagi lewat hand phone ya Lan. Aku tanya Bapak ku dulu. Kemarin sih kalau cuci cuci piring diizinkan.” Ucap Fatima dengan nada serius.

Tiba tiba terdengar bunyi dering di hand phone milik Fatima lagi...

“Siapa sih Fat, sibuk banget hand phone mu?” tanya Andien penasaran..

Terpopuler

Comments

FiaNasa

FiaNasa

penelfon misterius kayaknya

2024-06-23

1

Tuxepos Jasmine

Tuxepos Jasmine

hadeuhhhh ..... smoga author nya cepet2 ksh update nya....soalnya penasaran bgt akutuhhhhh

2024-05-14

3

Tuxepos Jasmine

Tuxepos Jasmine

kaya nya itu dewa yg tlp...dia ga setuju pasti klo fatima kerja di hotel spa message....tar yg ada disrh message ++

2024-05-14

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!