“Lihat Fat siapa yang menghubungi kamu.” Ucap Ningrum penasaran dengan orang yang sedang menghubungi nomor hand phone Fatima, dia mengira ngira jika yang menghubungi nomor Dewantara sebab dia tidak mengetahui apa chat nya sudah centang dua sebab hand phone miliknya masih dipegang oleh Fatima.
Fatima pun melihat layar hand phone miliknya..
“Bapak.” Gumam Fatima lalu cepat cepat menggeser tombol hijau.. tampak Ningrum sedikit kecewa sebab yang diharapkan nomor Dewantara yang menghubung Fatima.
“Fat, mbak Ningrum menghubungi aku nagih uang kost apa ya? Kamu sudah bilang ke mbak Ningrum belum?” suara bapaknya Fatima di balik hand phone milik Fatima.
“Bapak tadi aku yang menghubungi bapak pinjam hand phone Mbak Ningrum. Hand phone kok mati mati terus...” ucap Fatima..
“Gimana Pak boleh kerja di hotel tidak?” tanya Fatima lagi.
“Fat kata Emak mu jangan kalau jadi tukang pijat untuk laki laki kalau tukang pijat untuk orang perempuan boleh.” Suara bapaknya Fatima di balik hand phone milik Fatima.
“Ooo iya Pak, nanti aku bilang ke Lani.”
“Iya, hati hati Fat...” suara bapaknya Fatima lalu panggilan suara pun berakhir.
“Diizinkan kalau mijat perempuan Ndien...” ucap Fatima sambil menatap Andien..
“Ooo ya tanya saja pada Lani, kalau bisa khusus perempuan ya baguslah, tapi kamu tetap hati hati Fat...” ucap Andien sambil menatap Fatima dengan serius.
“Iya Fat, tetap waspada lihat semua point point isi surat kontrak kerja, jangan sampai di ucapan saja khusus perempuan tetapi di surat kontrak tidak maka kamu tidak bisa apa apa jika disuruh mijit laki laki...” ucap Ningrum
“Iya Mbak..”
“Eh Fat kalau sudah dapat ilmu kasih tahu aku ya...” ucap Andien sambil tersenyum lebar..
“Kan untuk perempuan Ndien ga pakai petik mangga.....he... he...” ucap Fatima lalu dia melangkah menuju ke kamarnya.
“Ha.. ha...ha... awas kalau petik pepaya, petik semangka Fat.. rawan juga tuh sama kaum lagibete...” ucap Andien sambil tertawa dan Fatima hanya senyum sambil terus berlalu menuju ke kamarnya.
Sementara itu di kantor milik Pak Hasto Dewo Broto. Pak Hasto marah marah pada Hananta sebab Hananta belum juga mendapatkan informasi tentang orang yang bisa membantu mencari Dewa yang diperkirakan oleh mantan istrinya masih hidup dan tersesat di kerajaan jin.
“Kamu itu sebenarnya sudah mencari orang yang bisa mencari Dewa tidak sih Han?” tanya Pak Hasto dengan nada tinggi sambil menatap tajam wajah Hananta yang duduk di kursi di depannya tersekat meja kerja Pak Hasto.
“Sudah Pak..” jawab Hananta sambil tertunduk tidak berani menatap wajah Pak Hasto.
“Sudah sudah apa! Kalau sudah kok tidak ada hasil. Mamanya Dewa terus saja marah marah ke aku. Sekarang juga sana kamu cari dukun, orang para normal atau orang indigo yang bisa mencari orang tersesat di kerajaan jin sampai dapat!” Perintah Pak Hasto.
“Baik Pak.” Ucap Hananta lalu dia pamit untuk keluar dari ruang kerja Pak Hasto.
Pak Hasto pun menyandarkan punggungnya di sandaran kursi kerjanya sambil memijit mijit kepalanya. Dia yang tidak pernah berurusan dengan hal hal mistis memang tidak punya kenalan orang orang ahli spiritual. Relasi dan saudara saudaranya pun juga tidak memiliki informasi tentang itu.
“Hmmm Mamanya Dewa menyuruh nyuruh tetapi dia ditanya siapa yang bisa membantu mencari orang tersesat di kerajaan jin. Dia juga tidak tahu.” Gumam Pak Hasto masih memijit mijit kepalanya.
Waktu pun terus berlalu, Fatima sudah selesai bersih bersih rumah, makan malam untuk para penghuni kost pun sudah siap. Fatima sudah biasa beres beres rumah dan memasak di rumahnya. Karena Emaknya kadang sibuk membantu bekerja di sawah. Maka urusan rumah menjadi tanggung jawab Fatima sebelum berangkat ke sekolah dan sepulang sekolah.
“Hmmm sudah selesai, aku mandi dulu...” gumam Fatima di saat meja makan sudah tertata rapi.
Dan sejak tadi ada satu sosok yang terus mengikuti dan mengamati Fatima akan tetapi tidak diketahui oleh Fatima. Sosok itu senyum senyum mengagumi hasil kerja Fatima.
Sosok itu bukan Andien atau pun Ningrum. Mereka berdua pun tidak melihat sosok itu. Sosok itu terus mengikuti Fatima masuk ke dalam kamar.
Di saat Fatima sudah masuk ke dalam kamar mandi. Sosok itu akan mengikuti Fatima masuk ke dalam kamar mandi, akan tetapi akhirnya dia batalkan.
Beberapa menit kemudian Fatima sudah selesai mandi, tubuh Fatima yang segar habis mandi hanya terbalut handuk di batas dada dan paha... tiba tiba Fatima terlonjak kaget saat di telinga nya mendengar suara ...
“Fat....” suara bariton yang sudah sangat dikenal oleh Fatima, karena berkali kali suara itu hadir di telinga Fatima. Akan tetapi kini suara itu terdengar sangat lembut di telinga Fatima.
“Jangan ganggu aku. Aku sedang cari cara untuk bisa ke Nusa Tenggara. “ ucap Fatima lalu segera melangkah ke lemari pakaian.
Fatima cepat cepat mengambil baju ganti. Di saat dia akan melepas handuk yang membalut tubuhnya. Fatima merasa ada yang mengamati dirinya. Fatima pun mengedarkan pandangannya di seluruh kamar itu. Dan kini pandangan matanya tertuju ke arah jendela.
“Sudah kututup rapat gordennya.” Gumam Fatima di dalam hati.
“Lagian siapa juga yang mengintip.” Gumam Fatima lagi, namun kembali di saat dia akan melepas handuk yang masih melilit di tubuhnya, perasaan nya tidak nyaman seperti ada yang terus memperhatikan.
Fatima pun membawa baju gantinya dan kembali masuk ke dalam kamar mandi. Di saat Fatima baru saja membuka handuknya, tiba tiba telinganya mendengar suara bariton berdehem dehem..
“Ehem.. Ehmmm .. hmmm..” deheman suara bariton itu, mungkin jakunnya baru saja turun naik karena melihat sesuatu yang sangat indah.
Fatima pun terlonjak kaget dan cepat cepat menutup kembali tubuh polosnya dengan handuknya kembali..
“Hei.. kamu ya ternyata yang mengintip aku...” teriak Fatima sambil memegang handuk dengan kuat, dia takut jika tiba tiba handuk terlepas.
“Ehmmm maaf.. “ suara bariton itu penuh penyesalan.
“Keluar dan jangan mengintip aku!” teriak Fatima lagi.
“Iya.. maaf...” Suara bariton itu lagi dengan penuh penyesalan. Dia tidak ingin Fatima marah pada dirinya. Fatima pun selanjutnya kembali memakai baju dengan hati hati agar tubuh polosnya tidak lagi dilihat oleh sosok tanpa wujud itu.
Beberapa menit kemudian Fatima sudah selesai dan keluar dari kamar mandi sudah memakai pakaian nya. Telinganya kembali mendengar suara bariton..
“Cantik.” Suara bariton itu terdengar lembut dan penuh kekaguman. Entah mengapa pipi Fatima pun tiba tiba merona merah mendengar pujian dari suara bariton tanpa wujud itu.
Akan tetapi di saat Fatima masih tersipu sipu, dia mendengar suara dering hand phone di atas meja belajarnya. Fatima pun cepat cepat melangkah untuk mengambil hand phone nya.
“Mas Pungki.” Ucap Fatima dan segera menggeser tombol hijau.
“Fat... proposal tidak disetujui Fat. Langsung ditolak, karena pernah ada korban mahasiswa kampus kita di gunung itu, belum lama dan masih menjadi teka teki hilangnya. Katanya disuruh revisi tempat tujuan kegiatan..” Suara Pungki dengan penuh nada kecewa.
“Lah tujuan kita kan gunung itu, bagaimana mau direvisi Mas..” gumam Fatima dengan nada yang lebih kecewa dari Pungki.
“Coba saja direvisi tujuan kegiatan Mas, kita ada tujuan untuk mencari jasad Dewa siapa tahu disetujui ...” ucap Fatima dengan nada serius.
“Okey okey aku usahakan lagi, tetapi aku pesimis Fat... polisi saja gagal.” suara Pungki di balik hand phone milik Fatima.
“Coba lagi Mas.. tolong aku ya...” ucap Fatima dengan penuh permohonan.
“Iya Fat, aku coba lagi. Nanti aku share ke kamu proposal setelah aku revisi mungkin kamu bisa memberi tambahan.” Suara Pungki di balik hand phone milik Fatima, dan setelah Fatima menyetujui panggilan suara pun berakhir.
Sesaat kemudian ....
KRUCUK
KRUCUK
KRUCUK
Suara perut Fatima minta diisi, mungkin karena dia tiba tiba berpikir keras, hingga lambungnya terasa perih minta asupan..
Di saat Fatima melangkah dan sampai di pintu kamarnya tiba tiba telinga Fatima kembali mendengar suara bariton yang sudah tidak lagi asing baginya...
“Fattt.. aku akan membantumu...” suara bariton tanpa sosok itu kini terdengar sangat lembut di telinga Fatima.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
DIANA Mariana
ciiieee si hantu lg baik hati niihhh😁
2024-07-13
2
⍣⃝ꉣ M𝒂𝒕𝒂 P𝒆𝒏𝒂_✒️
ada jg y demit yg h0rn1..
2024-06-30
2
FiaNasa
apakah yg slalu mengikuti Fatimah itu dewa ya
2024-06-23
1