Bab. 7.

“Suara siapa? orang jahat? Tapi suara itu sama seperti suara kemarin malam... suara yang minta diantar ke nusa tenggara...” Gumam Fatima di dalam hati.

DUG

DUG

DUG

DUG

DUG

Detak suara jantung Fatima sampai terdengar oleh telinganya sendiri, Fatima ingin bangkit dari tidurnya tetapi terasa otot otot di seluruh tubuhnya lemas tiada daya...

Sesaat terdengar lagi suara dari atas plafon..

“Aku Dewaaaa....” suara bariton itu terdengar menggema. Fatima tidak bisa melihat wujud dari pemilik suara itu. Keringat dingin dari tubuh Fatima semakin banyak, jari jari dan bibir Fatima pun hingga bergetar gemetar karena ketakutan. Wajah Fatima tampak pucat pasi.

“Sudah didoakan kenapa tidak pergi..” Gumam Fatima di dalam hati.

“Aku tidak akan pergi dari kehidupan kamu sebelum kamu mengantar aku kembali ke jasadku ha.... ha.... ha....ha....” suara bariton di atas plafon tertawa terbahak bahak dan masih menggema tetapi lama lama menghilang.

Air mata Fatima meleleh dari kedua ujung matanya.. bibir dan jari jemarinya masih gemetaran.

“Bagaimana aku bisa pergi ke Nusa Tenggara hiks.. hiks... hiks....hiks.... Buat bayar kost saja belum bisa hiks.. hiks.. hiks..” ucap Fatima sambil terisak isak menangis, dia benar benar telah menyesali karena permainan jailangkung nya yang kini membuat dia tidak bisa hidup tenang.

“Aku besok harus mengatakan ini pada Mas Pungki, siapa tahu dia bisa membantuku.” Ucap Fatima di dalam hati. Lama kelamaan hatinya pun kembali tenang. Tidak ada suara bariton di atas plafon yang memanggil manggil namanya atau pun tertawa terbahak bahak. Dan tidak ada suara ketukan pintu dan ketukan kaca jendela.

Fatima pun kini kerongkongan nya terasa kering, mungkin akibat tadi keringat yang keluar terlalu banyak. Dia pun mengangkat kepala dan punggungnya, bangkit berdiri untuk mengambil air minum yang sudah dia siapkan di atas meja di dalam kamarnya.

Akan tetapi betapa kagetnya Fatima di saat dia melihat gelas yang tadi sudah dia isi dengan air mineral kini kosong tidak tersisa.

“Sepertinya belum aku minum tadi, kenapa sudah habis...” Gumam Fatima di dalam hati.

Fatima pun melangkah ke luar dari pintu kamarnya. Hujan kini turun dengan deras. Fatima terus melangkah menuju ke dapur untuk mengambil air mineral. Jantung Fatima kembali berdetak lebih kencang karena suasana malam yang hujan deras semakin membuatnya terasa mencekam akan tetapi dia terus memberanikan diri karena kerongkongan sangat kering, dia takut dehitrasi. Sebab dia pernah mengalami pusing kepala gara gara dehidrasi.

Sementara itu di lain tempat, di rumah Pak Hasto Dewo Broto. Dia juga belum bisa tidur, namun bukan karena diteror oleh roh Dewa, tetapi diteror oleh mantan istrinya. Dia terus ditanya apa sudah mulai mencari Dewa.

Hananta pun juga tidak bisa tidur karena dia tidak boleh pulang dan harus menemani Pak Hasto sebagai hukumannya karena belum mendapatkan informasi bagaimana cara mencari orang tersesat di kerajaan jin.

“Pak, bilang saja ke Ibu untuk mengiklaskan kepergian Mas Dewa. Susah Pak saya tidak punya kenalan yang bisa mencari orang tersesat di kerajaan jin, dan katanya ya itu kalau bisa kembali jadi gila...” ucap Hananta sambil menatap Pak Hasto.

“Tadi Mamanya Dewa bilang yang kembali jadi gila itu kalau orang orang yang memiliki sifat jahat, berandai berandal macam gitu.” Ucap Pak Hasto sambil sibuk mengusap usap layar hand phone miliknya.

“Dewa anak baik ...” Gumam Pak Hasto dan tidak berlanjut kalimatnya dia benar benar sangat menyesali karena sudah khilaf tergoda pada Angela pacar nya Dewa.

“Bapak mulai percaya jika Mas Dewa belum meninggal?” tanya Hananta

“Hmm kalau aku pikir pikir ya Dewa itu sudah meninggal, tetapi yang jadi masalah itu tidak ada bukti jasad Dewa ditemukan. Polisi juga tidak bisa menemukan.”

“Barang barang Dewa masih berada di dalam tenda. Kecuali baju yang dia pakai saat itu dan hand phone dia. Hand phone mati, dan dari pelacakan posisi terakhir dia berada di dekat danau itu.” Ucap Pak Hasto lagi masih tanpa menatap Hananta.

“Ya mungkin Mas Dewa dimakan buaya Pak, baju dan hand phone juga masuk ke dalam tubuh buaya itu.” Gumam Hananta yang di dengar oleh Pak Hasto.

“Hmmm aku sudah bilang ke Mamanya Dewa begitu, Dia minta aku untuk menangkap buaya itu dan membuka tubuhnya untuk mencari baju dan hand phone Dewa di dalam perut buaya. Entah siapa yang pertama menghembuskan berita kalau Dewa tersesat di kerajaan jin. Hingga Mama nya Dewa menyuruh aku mencarinya lagi..” ucap Pak Hasto yang kini geleng geleng kepala karena bingung.

“Aku mungkin akan pergi ke sana lagi. Dan aku akan ikut mencari Dewa, untuk menebus kesalahan yang sudah aku buat.” Ucap Pak Hasto selanjutnya dengan nada serius. Dia kembali sibuk mengusap usap layar hand phone miliknya.

“Pak, Bapak akan naik ke gunung itu?” tanya Hananta dengan nada dan ekspresi wajah kaget. Sebab waktu pencarian dulu Pak Hasto hanya menunggu di desa di bawah kaki gunung yang masih terjangkau oleh kendaraan.

“Iya.” Jawab Pak Hasto tanpa menatap Hananta.

“Pak ingat kesehatan Pak.”

“Hmmm...” gumam Pak Hasto masih sibuk mengusap usap layar hand phone miliknya. Dia mencari cari informasi tentang orang tersesat di kerajaan jin. Dan beberapa saat kemudian, ekspresi wajah Pak Hasto tampak berubah, ujung bibirnya melengkung membentuk sebuah senyuman..

“Han, lihat ini ada artikel suatu kesaksian orang tersesat di dalam kerajaan di jin suatu hutan di Kalimantan.” Ucap Pak Hasto dengan penuh bersemangat, matanya masih menatap layar hand phone karena masih melanjutkan membaca....

“Dia bisa keluar dari kerjaan jin itu Han, tetapi dimensi waktu berbeda Han. Dia merasa hanya sebentar tersesat di kerajaan jin tetapi setelah keluar ternyata dia hilang sudah lima belas tahun lamanya.. “ gumam Pak Hasto setelah selesai membaca artikel di layar hand phone miliknya.

“Hmmm bagaimana makan dan minum dia selama lima belas tahun itu... benar benar otak ku tidak nyampai.. Kalau yang lima belas tahun saja bisa selamat apalagi Dewa yang belum ada satu tahun.. Aku harus cepat cepat mencari Dewa anakku...” ucap Pak Hasto dengan penuh bersemangat sedangkan Hananta yang mendengar hanya tersenyum miring. Namun Pak Hasto tidak melihat senyuman di bibir Hananto, pandangan dan jari jari Pak Hasto masih sibuk dengan layar hand phone miliknya, dia masih mencari cari tentang informasi orang tersesat di dalam kerajaan jin. Harapan yang pernah pupus pun kini bersemi kembali untuk menemukan anak laki lakinya.

Terpopuler

Comments

YuniSetyowati 1999

YuniSetyowati 1999

Aku kok curigasen yak sama Hananta.Asyik ni.

2024-12-18

0

FiaNasa

FiaNasa

fatima bilang m.dewa klau disuruh antar roh nya ke ntb sana suruh kasih uang m.kamu buat biaya transpot gitu

2024-06-23

2

🎐Tsubaki

🎐Tsubaki

nih setan Dewa nyusahin aja luh, klo mau neror mbok y neror bokap luh sono yg udah ngerebut pacar luh /Angry/

2024-05-17

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!