Bab. 10.

Fatima segera meraih hand phone dari dalam tasnya. Saat dilihat layar hand phone miliknya tertera kontak nama Bapak yang melakukan panggilan suara. Fatima pun cepat cepat menggeser tombol hijau. Sebab Sang Bapak akan menghubungi diri nya jika ada hal yang benar benar penting.

“Bapak...” ucap Fatima setelah menggeser tombol hijau,

“Fat, ada kabar buruk. Tadi pagi bapak ke sawah, padi padi yang sudah masak susu hancur karena serangan hama.. jadi kemungkinan panen musim ini gagal, paling hanya cukup buat makan saja. Aku sudah lapor ke Pak Kades tentang masalah ini. Jadi bayar kost kamu ditunda dulu. Tidak musim panen ini.” Suara sang bapak di balik hand phone milik Fatima.

“Tapi Pak aku tidak enak dengan Mbak Ningrum...”

“Kamu bilang saja apa adanya. Pak Kades sudah mengizinkan kita bayar kost nunggu kalau panen musim berikutnya. Kita berdoa semoga panen musim berikutnya banyak, aman dari serangan hama, penyakit dan bencana...”

“Aamiiiinnnn...” ucap Fatima mengamini harapan Sang Bapak sambil memejamkan mata, dia pun juga berharap seperti itu , sebab dia paham betul di dunia pertanian sangat banyak resiko yang datang tidak terduga.

“Terus Fat, bapak juga belum bisa kirim uang buat keperluan harian kamu. Kamu pinjam mbak Ningrum dulu ya...” suara sang bapak lagi di balik hand phone milik Fatima.

“Bapak tuh gimana sih, sudah ga bisa bayar kost malah masih utang lagi... malu Pak..”

“Ya gimana lagi Fat, hasil panen kali ini untuk bayar utang koperasi pinjam saprodi kemarin saja pasti masih kurang..” suara sang bapak dengan nada serius. Bapaknya Fatima memang selalu meminjam saprodi (sarana produki pertanian : benih, pupuk , obat obatan) di koperasi saat awal musim tanam dan dibayar setelah panen.

“Ayamku dijual saja Pak, kan sudah banyak ..” ucap Fatima memberi usul.

“Haduh Fat, ayam kamu itu yang membantu untuk tambal sulam buat mencukupi kebutuhan. Kalau masalah bahan makan bisa ambil dari hasil kebun. Tapi bayar listrik, beli gas, minyak, gula.. pulsa, kuota buat adik adik mu.. apalagi kalau banyak sumbangan.. . Ya sudah bapak jual sebagian ayam kamu dan telurnya , tapi tidak dijual semua Fat...” suara bapaknya Fatima

“Ya sudah nanti Bapak usaha lagi...” suara bapaknya Fatima lagi lalu sambungan telepon diakhirinya.

Fatima menaruh hand phone di dekat bantal nya. Rasa kantuk yang tadi teramat sangat dirasa oleh matanya. Kini sudah hilang tanpa sisa, setelah mendengar kabar gagal panen. Kepala Fatima pun kini terasa pusing.

Fatima membaringkan tubuhnya. Mata nya berkedap kedip, harapan mendapat kiriman uang dari Bapaknya sirna seketika karena kabar gagal panen. Bahkan sebagian ayamnya pun sudah dijual oleh Bapaknya.

“Apa aku cari pekerjaan ya.. “ gumam Fatima di dalam hati. Fatima pun terus berpikir pikir bagaimana caranya bisa mendapatkan uang.

Kepala Fatima benar benar terasa pusing. Dia memijit mijit Kepala nya.

Dan di dalam kamar itu, ada satu sosok yang tidak dilihat oleh Fatima terus mendengarkan percakapan Fatima dengan Bapaknya tadi. Sosok itu ada rasa iba pada keluarga Fatima, sebab dia tidak pernah mengalami kesulitan ekonomi. Sosok itu pun terus memperhatikan Fatima...

Fatima memejamkan mata sambil terus memijit mijit kepalanya, namun dia tidak bisa tidur. Beberapa saat kemudian terdengar suara ketukan di pintu kamar Fatima.

TOK

TOK

TOK

“Hmmm apa dia mengganggu lagi...” gumam Fatima yang masih enggan membuka mata apalagi bangkit berdiri.

“Fat....” suara Ningrum di balik pintu kamar Fatima.

“Mbak Ningrum. “ ucap Fatima lalu segera membuka mata dan bangkit dari tidurnya.

Fatima pun segera melangkah menuju ke pintu untuk membukakan pintu buat Ningrum. Dan saat pintu dibuka. Tampak sosok Ningrum dan Andien di belakang Ningrum sambil membawa satu piring nasi lengkap dengan sayur juga lauk nya dan satu gelas air minum.

“Makan dulu Fat, kata Andien kamu tadi belum makan..” ucap Ningrum.

“Mbak, maaf belum bisa bayar kost.. panen bapak gagal musim ini...” ucap Fatima, kedua matanya yang memerah karena pusing kini pun berkaca kaca karena sedih.

“Iya tidak apa apa Bapak ku tadi sudah bilang ke aku. Sawah di desa kita memang banyak yang terserang hama tiba tiba katanya migrasi hama dari sawah desa lain yang sudah selesai panen, di sana tidak ada makanan langsung terbang ke sawah sawah desa kita. Dan kebetulan sawah Bapak kamu di daerah batas desa jadi yang paling parah sawah Bapak kamu. Sabar ya...” ucap Ningrum dengan nada dan ekspresi wajah sedih karena turut prihatin dengan permasalahan petani di desanya.

“Mbak aku akan cari pekerjaan, selama belum dapat pekerjaan. Bagaimana kalau aku saja yang bersih bersih rumah ini Mbak?” ucap Fatima lirih..

“Aku tidak kuat memberi gaji Fat...” ucap Ningrum sambil menatap Fatima

“Apalagi aku Fat.” Saut Andien.

“Tidak usah digaji mbak, dapat makan saja cukup...” ucap Fatima masih dengan suara lirih.

“Baiklah.. sekarang kamu makan dulu, biar tidak sakit.” Ucap Ningrum. Fatima pun akhirnya menerima piring nasi dan gelas minum dari Andien. Dia pun memakannya dengan penuh syukur.

Setelah selesai makan, Fatima pun segera memulai pekerjaan pertamanya. Dia ke dapur untuk mencuci piring dan gelas. Dan juga sekalian membersihkan dapur itu. Setelahnya dia membersihkan lantai seluruh ruang di dalam rumah itu. Sebelumnya dalam urusan bersih bersih rumah itu, sesempat penghuni kost yang ada waktu.

Dalam waktu yang tidak lama lantai di dalam rumah itu pun sudah bersih kinclong... Setelah selesai membersihkan lantai rumah. Fatima segera ke luar rumah untuk menyapu teras dan halaman rumah. Akan tetapi di saat dia sedang menyapu teras....

WUUUSSSSS

Suara hembusan angin. Angin bertiup tidak keras dan justru membuat halaman rumah itu menjadi bersih, daun daun yang jatuh terbawa oleh angin dan terkumpul di bawah pohon.

Fatima menatap ke arah halaman sambil tersenyum..

“Hmmm alam membantu pekerjaan ku, nanti tinggal diserok dimasukkan tenpat sampah.” Gumam Fatima di dalam hati. Setelah selesai membersihkan lantai teras. Fatima pun segera menaruh daun daun ke dalam tempat sampah.

“Hmmm ternyata cepat juga ya...” gumam Fatima di dalam hati sambil tersenyum saat halaman rumah itu pun juga sudah terlihat bersih. Dia tidak tahu jika sejak tadi ada sosok yang selalu menemani dan membantunya dalam bekerja. Andien dan Ningrum pun tampak heran dengan hasil kerja Fatima yang sangat cepat.

“Dia sudah terbiasa melakukan di rumah nya, Ndien...” ucap Ningrum yang berdiri di depan pintu bersama Andien. Mereka berdua pun tidak melihat sosok yang membantu pekerjaan Fatima.

Terpopuler

Comments

Sarita

Sarita

dulu pernah saya berhayal bisa ketemu hantu baik hati dan mau memberikan nomer togel supaya hidup ga susah terus 🤣🤣🤣🤣

2024-12-10

0

⍣⃝ꉣ M𝒂𝒕𝒂 P𝒆𝒏𝒂_✒️

⍣⃝ꉣ M𝒂𝒕𝒂 P𝒆𝒏𝒂_✒️

baru tau ada demit yg bisa pegang sapu..

2024-06-28

1

FiaNasa

FiaNasa

ternyata dewa membantunya

2024-06-23

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!