Tuan Adiyaksa tidak menggubris protesan demi protesan dari anak dan menantu serta cucunya. Laki-laki tua itu bangkit dari duduknya, pak Gun menuntunnya untuk keluar dari ruang keluarga.
Aaron hanya bisa menghela napas panjang, tentu saja banyak tatapan sengit dari Alex, Jerry dan juga nyonya Ratih.
"Enak yang jadi tuan muda, mendapatkan harta yang lebih banyak di bandingkan kita semua. Benar-benar kakek tidak adil," ucap Jordi sinis menatap pada Aaron.
"Terserah apa yang kamu katakan, tapi keputusan kakek sudah benar adanya. Aku tidak yakin kalian bisa mengelola harta yang di berikan kakek dengan baik. Karena hidup kalian hanya untuk foya-foya saja, jadi wajar saja kakek memberikan harta yang sesuai dengan kemampuan kalian dalam mengelola harta," ucap Aaron.
Setelah bicara seperti itu, dia bangkit dari duduknya dan melangkah pergi. Semua geram dengan ucapan Aaron itu. Cucu menantu hanya bisa diam, dan tentu saja ada rengekan manja dari istri Alex dan istri tuan Jerry.
Malam semakin larut, nyonya Ratih dan Nima menginap di kamar tamu. Sedangkan tuan Jerry serta istri pulang, begitu juga dengan Jordi. Alex dan istrinya pergi ke hotel untuk menginap, karena mereka tinggal di luar kota.
Aaron sendiri masuk ke dalam kamarnya, merebahkan tubuhnya yang penat akibat perseteruan serta kerjanya sejak pagi sampai sore. Pikirannya mengarah pada Alya yang di istimewakan oleh kakeknya.
"Padahal dia baru dua bulan lebih, kenapa dapat hibah uang sebesar itu? Apa kakek memang sengaja membuat mereka marah?" gumam Aaron.
Matanya kian lama kian mengantuk, dan akhirnya matanya pun terpejam. Aaron terlelap dalam lamunannya tentang kejadian di ruang keluarga.
Sementara itu, Alya sedang membereskan baju-bajunya dalam lemari. Baju yang baru selesai dia setrika, serta baju pelayan dia masukkan ke dalam keranjang. Merapikan satu persatu baju, tiba-tiba pintunya di gedor dari luar.
Alya menoleh ke arah pintu, suara gedoran itu semakin keras dan cepat. Dia berjalan mendekati pintu, membukanya pelan. Tapi di dorong kuat oleh gadis dan juga seorang ibu, tatapan keduanya nyalang. Nima, gadis itu mendorong kuat Alya sampai di ranjang dan terduduk.
"Hei, pelayan sialan. Kamu pelayan, kenapa kakek memberimu uang sebanyak itu hah?! Apa kamu mempengaruhi kakek untuk memberimu uang?!" teriak Nima dengan mata melotot.
"Saya tidak mengerti apa yang nona katakan," kata Alya heran.
Dia menepis tangan Nima di dadanya. Dari samping nyonya Ratih menarik rambut Alya yang di jepit sampai jepit rambut itu terlepas. Alya meringis kesakitan, dia tidak mengerti kenapa ibu dan anak itu marah padanya.
"Kamu mempengaruhi papa agar kamu dapat warisan, jangan mimpi kamu. Sampai kapan pun aku tidak akan terima kalau kamu mendapat uang sebanyak itu!" ucap nyonya Ratih.
"Nyonya, lepaskan tangannya. Kepalaku sakit, dan apa yang kalian katakan. Saya tidak pernah meminta uang apa pun dari tuan besar," ucap Alya.
"Halah, jangan bohong kamu! Cepat kamu katakan pada kakek, kalau kamu menolak uang warisan kakek itu!" ucap Nima dengan sengit.
Dia menarik kencang rambut Alya, begitu juga dengan nyonya Ratih. Tentu saja Alya menjerit kesakitan, dia tidak tahu apa kesalahannya hingga kedua anak dan ibu itu menyerangnya secara brutal.
"Nyonya, lepaskan Alya!" teriak seseorang dari arah pintu.
Keduanya menoleh, Titi berdiri di depan pintu. Mata nyonya Ratih dan Nima kembali menyalang, keduanya hendak kembali menyerang Alya. Tapi gadis itu langsung berdiri dan menghindar, menepis tangan keduanya.
"Saya tidak tahu apa kesalahan saya pada kalian berdua, tapi yang jelas saya bekerja sesuai dengan aturan yang telah di berikan dari tuan Aaron. Sebaiknya nyonya Ratih dan nona Nima kembali, sebelum saya laporkan sama tuan muda!" ucap Alya mengancam keduanya.
"Heh, kamu berani mengancam kami?! Lucu sekali, baiklah. Kami akan keluar, dan besok aku pastikan kamu tidak akan mendapatkan uang hibah dari kakek!" ucap Nima.
"Silakan saja, anda berdua tanyakan langsung sama tuan besar. Saya tidak tahu apa pun tentang warisan tuan besar," ucap Alya lagi.
Nima dan nyonya Ratih sangat geram sekali. Dia ingin kembali menyerang Alya, tapi Titi berteriak akan memanggil Aaron.
"Awas kamu pelayan sialan! Aku pastikan uang itu tidak akan kamu dapatkan!" ucap Nima lagi dengan mengancam.
Setelah itu dia keluar dari kamar Alya, di susul ibunya nyonya Ratih. Tatapan Titi dapatkan ketika keduanya melewatinya.
"Aku akan memecat kalian pelayan sialan!" umpat Nima.
Titi mendekat pada Alya, dia melihat gadis itu rambutnya acak-acakan.
"Kamu tidak apa-apa Alya?" tanya Titi.
"Tidak mbak, untung ada mbak Titi datang," kata Alya.
"Apa sih yang mereka ributkan Alya?" tanya Titi.
"Aku tidak tahu, tadi sih masalah warisan tuan besar. Setelah makan malam kan mereka rapat keluarga dan membicarakan warisan. Aneh, padahal tuan besar belum meninggal, kenapa malah membagikan warisan," ucap Alya.
"Tadi aku dengar kamu juga dapat Alya, mungkin itu yang membuat mereka marah," kata Titi lagi.
"Aku tidak tahu mbak, dan aku tidak mau tahu. Aku bekerja sesuai aturan yang di buat oleh pak Gun dan tuan Aaron," kata Alya.
"Hemm, mereka memang serakah Alya. Keluarga besar ini semuanya serakah, kecuali tuan Aaron," kata Titi.
"Aku sebenarnya mengantuk pengen tidur, tapi mereka datang langsung menyerang. Itu aneh sekali, kenapa tidak tanyakan sama tuan besat," kata Alya.
"Aku dengar warisan sudah di berikan sama masing-masing anak, cucu dan menantu."
"Sudahlah mbak, tidak usah mengurusi keluarga mereka. Tambah pusing, apa lagi di curigai dan di musuhi sama mereka," kata Alya.
"Tapi kamu ngga apa-apa kan?"
"Ngga apa-apa, jangan cemas," jawab Alya.
Titi memperhatikan wajah Alya, kasihan juga jika harus di musuhi Nima dan nyonya Ratih. Memang mereka seperti itu pada pelayan yang tidak menuruti kemauannya, apa lagi entah tadi terdengar masalah hibah uang.
Setelah Titi keluar dari kamar Alya, gadis itu menutup pintu karena dia akan segera beristirahat. Tapi lagi-lagi pintu tertahan oleh kaki seseorang, Alya terkejut.
"Mau apa tuan kesini?"
_
_
********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Kadek Bella
lanjut thoor
2024-05-14
0