"Pak Gun, bacakan keputusan harta warisan dan pembagiannya. Aku tidak mau lagi mereka menuntut semua harta yang sudah di bagi-bagi itu sejak dulu. Mereka yang tidak memanfaatkan dengan baik, maka akan hilang dari ahli waris hartaku," ucap tuan Adiyaksa.
Pak Gun mengangguk, laki-laki itu mengambil map yang sudah di siapkan sebelumnya. Dia membuka map di tangannya dan membacakan surat pembagian warisan meski tuan Adiyaksa belum meninggal.
"Dengan ini saya atas nama Adiyaksa Daud memberikan warisan dan hibah kepada anak cucu dan menantu sesuai dengan ketentuan yang telah saya kehendaki. Berdasarkan peninggalan harta warisan dari Daniel Destawara ayah dari Aaron Dixon Destawara, tidak bisa di bagikan karena semua sudah jadi ketentuannya. Untuk itu, pembagian warisan sebelum saya Adiyaksa Daud kepada anak, cucu dan menantu sudah tersusun sesuai keterangan yang terlampir.
Ada pun hibah harta untuk pelayanku yang telah membantuku dalam kesembuhanku sama ini, juga terlampir di keterangan lain. Sekian surat wasiat dari warisan dari harta saya, atas nama Adiyaksa Daud."
Setelah pak Gun mengumumkan pembacaan surat wasiat dari tuan Adiyaksa, semua berbisik-bisik. Namun mereka belum berani bicara karena keterang terlampir berapa dan siapa saja yang mendapatkan warisan itu, meski ada kejanggalan dari benak masing-masing.
Pak Gun kemudian membacakan lagi surat terlampir kedua.
"Lampiran nama dan harta yang di bagikan sesuai keputusan dari saya, Adiyaksa Daud di antaranya adalah, satu Aaron Dixon Destawara mendapatkan saham di DDA Group milik saya sebesar lima belas persen beserta rumah yang di tempati, Jerry Andara mengelola dua hotel di Bali serta vila di Bali. Setelah berjalan dalam jangka dua tahun mendapatkan laba sebesar dua puluh persen, bisa menguasai sepenuhnya hotel dan vila tersebut. Ketiga, Ratih mendapatkan dua salon serta Nima mendapatkan butik di luar kota. Ada pun Alex dan istri mendapat lima persen saham di DDA Group dan yang terakhir Jordi mendapat saham di DDA Group sebesar sepuluh persen. Hal-hal lain seperti hibah pada pelayan khusus saya mendapatkan uang sebesar dua ratus juta dan Gunawan sebagai kepala rumah tangga me dapatkan uang sebesar lima ratus juta. Sekian surat keputusan dari saya, ada pun keputusan tidak bisa di ganggu gugat."
Pak Gun mengakhiri pembacaan surat wasiat dari warisan tuan Adiyaksa. Dia meletakkan lembaran surat wasiat di atas meja, tuan Jerry berdiri. Wajahnya kesal dan protes pada tuan Adiyaksa.
"Papa, kenapa pembagian warisan tidak adil begini? Apa papa sengaja semuanya akan berseteru? Memperebutkan warisan papa yang di bagikan secara tidak adil? Kenapa bagiku belum juga di serahkan secara sepenuhnya padaku hotel dan vila itu?" tanya tuan Jerry.
"Papa tahu selama ini sepak terjangmu Jerry, satu hotel hampir bangkrut gara-gara uang pemasukan kamu gunakan untuk foya-foyamu dan istrimu? Jangan kira papa tidak tahu apa yang kamu lakukan, Jerry!" teriak tuan Adiyaksa.
"Kakek, kenapa Aaron mendapatkan saham besar sekali? Bukankah aku dan Aaron sama-sama cucu kandung kakek?" kali ini Jordi yang protes.
"Jordi, kakek tidak membedakan kamu dengan Aaron, Aaron mengelola perusahaan itu dengan baik. Sampai dia membeli sebagian sahamku dan kini dia yang memegang sepenuhnya saham itu. Kamu tidak pernah mengelola dan bekerja di perusahaan, tapi milikmu lebih banyak dari Alex," ucap tuan Adiyaksa.
"Alex itu bukan cucu kandung kakek, lihat saja dia juga sama saja hanya ingin mendapatkan warisan dari kakek," ucap Jordi lagi.
"Jordi, bukankah kamu merasa pertemuan rapat ini tidak penting? Lalu kenapa kamu protes mendapatkan warisan saham yang kecil? Bahkan kamu tinggal menikmati hasilnya saja, tidak perlu lagi bekerja," ucap Aaron menimpali.
Jordi mendengus kesal, tatapan tajamnya terarah pada Aaron. Semua masih diam, tampak beberapa orang berpikir. Dan kali ini nyonya Ratih yang bicara.
"Maaf papa, aku dengar tadi dalam keputusan papa yang terlampir. Seorang pelayan khusus mendapatkan uang dua ratus juta, apa itu tidak berlebihan? Dapat dua ratus juta hanya bekerja dalam waktu kurang lebih tiga bulan saja, apa papa tidak salah? Apa kalian tidak salah dengar?" tanya nyonya Ratih pada mertuanya dan juga yang hadir di sana.
"Benar, papa berlebihan memberikan uang sebesar dua ratus juta pada pelayan? Heh, yang benar saja. Apakah gadis pelayan murahan itu merayu papa?"
"Jaga mulutmu Jerry!" teriak tuan Adiyaksa, dia sudah geram sekali pada anak laki-lakinya itu.
"Pa, benar apa yang di katakan oleh Jerry. Gadis itu hanya pelayan biasa, kenapa mendapatkan harta hibah dari papa? Bukankah lebih baik di berikan pada Nima, dia juga cucu papa," kata nyonya Ratih.
"Nima sudah mendapatkan dari Daniel dulu, juga butik itu. Apa masih belum cukup?" tanya tuan Adiyaksa.
"Ck, sebaik apa pelayan itu sampai dia di berikan harta hibah dari kakek. Apa dia adalah anak haram dari kakek?" tanya Alex sinis.
"Tuan Alex, anda tidak pantas bicara seperti itu," kata pak Gun ikut geram atas tuduhan demi tuduhan pada tuannya itu.
"Begini saja, papa batalkan itu harta hibah untuk gadis pelayan itu. Terlalu besar jika di berikan dua ratus juta, dia juga baru bekerja belum genap tiga bulan. Sebaiknya papa berikan dua puluh juta saja, itu sudah besar bagi seorang pelayan, dan sisanya berikan pada Nima atau Alex," ucap nyonya Ratih.
"Apa mama masih belum cukup uang yang telah mama terima dari papa? Rumah, mobil dan juga salon yang telah mama jual itu. Itu semua ada harganya dan tidak ada harga murah, itu semua jika di total semuanya hampir dua miliar. Apa masih merasa memiliki harta papa?" Aaron bertanya dengan sinis.
Suasana masih sangat panas di ruang keluarga itu, tuan Adiyaksa benar-benar di buat geram dan pusing dengan sikap dan tingkah anak serta cucunya. Memberikan saham pada Aaron lebih besar dan menjualnya sebagian pada Aaron itu adalah keputusan yang tepat baginya.
"Rapat keluarga sudah di tutup. Aku tidak mau ada yang protes, jika masih ada yang protes dengan keputusanku. Maka aku akan mengubah semuanya tanpa ada yang di berikan harta itu pada kalian semua, kecuali untuk Aaron."
"Apa?!"
_
_
********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Frando Wijaya
menanti bch tiri termaksud cucu tiri...gk ada bedany serakah
2024-07-11
0
Datu Zahra
mantu sambung bawa cucu tiri kok ngebet warisan, dasar gila
2024-06-26
0
Aditya HP/bunda lia
gemesssssss .....😬😬😬
2024-05-14
0