13. Perseteruan

"Nima, diamlah!"

Teriakan Aaron menyuruh adik sambungnya diam, dia tidak ingin suasana jadi ribut dan membuat kakeknya kesal.

"Hmm, kalian ini. Meributkan sesuatu yang tidak penting, tapi apa yang kalian lakukan itu memang tidak penting. Dan memang seharusnya hartaku aku serahkan pada orang yang tepat, bukan pada kalian yang datang padaku hanya meributkan harta saja," ucap tuan Adiyaksa.

Semua diam, Nima masih tidak terima apa yang di katakan oleh Jordi. Dia ingin membalasnya, tapi tangannya di pegang oleh nyonya Ratih agar diam tidak membuat keributan lagi.

"Ayolah pa, apa yang ingin papa bicarakan sebenarnya. Sampai harus mengumpulkan kami, jika ingin membagikan warisan cepat katakan saja," ucap Jerry tidak sabar.

"Baiklah, karena kalian memiliki kesibukan masing-masing. Sebaiknya kalian pulang saja, aku batalkan rapat keluarga kali ini. Silakan kalian pulang, aku juga ingin istirahat," ucap tuan Adiyaksa.

Semua terkejut, begitu juga dengan Aaron dan juga pak Gun. Laki-laki tua itu berdiri, menatap anak dan cucunya secara bergantian lalu hendak melangkah pergi.

"Papa apa-apaan sih? Kenapa jadi seperti anak kecil?" tanya tuan Jerry ikut berdiri dan menghampiri papanya.

Tangannya ingin meraih pundak laki-laki tua yang memunggunginya, tapi di tepis oleh Aaron.

"Om jangan kurang ajar, biarkan kakek istirahat malam ini. Memang percuma malam ini kalian datang, yang ada di pikiran kalian hanya harta dab warisan saja," ucap Aaron dengan ketus.

"Kamu jangan bicara sembarangan Aaron! Apa kamu pikir, dengan kuasa yang papa berikan sepenuhnya pada perusahaan DDA Group padamu, kamu berbuat seenaknya?!"

"Heh, jadi om masih saja menyangka kalau perusahaan itu warisan dari kakek? Itu adalah milik papaku, wajar aku memilikinya," ucap Aaron sengit.

"Heh, milik papamu? Jangan lupa ada saham papa dua puluh persen di perusahaan itu!"

"Saham kakek sudah aku beli tahun lalu, om. Jadi, tidak ada saham siapa pun di perusahaan itu. Jangan ungkit lagi masalah perusahaan DDA Group, itu adalah milik papaku dan sudah sah jadi milikku!"

"Milikmu? Apa kamu tidak berpikir ada adik dan mamamu yang di pojok sana? Hah?! Jangan serakah kamu Aaron!"

"Serakah? Aku sudah memberinya uang pada mereka."

"Uang itu tidak cukup, Aaron. Kamu hanya mengirimi kami sepuluh juta setiap bulan, mana ada cukup untuk kebutuhan rumah dan sehari-hari," nyonya Ratih menyambar dengan lantang.

"Heh, itu dariku. Bukan uang sisa harta peninggalan papa, ma. Harta papa sudah habis oleh mama dan anakmu itu, jangan di kira aku tidak tahu apa yang kalian lakukan selama ini. Salon dan butik milik mamaku kalian jual beberapa itu juga untuk kesenanganmu dan anakmu itu!" ucap Aaron.

Nyonya Ratih diam, dia kaget dengan ucapan anak sambungnya. Tangan perempuan itu mengepal, wajahnya memerah karena marah. Nima mendekati mamanya.

"Kak Aaron jangan mengungkit itu, bukankah dulu papa juga menyetujuinya. Jadi, mama tidak salah menjual beberapa salon itu untuk mama. Kenapa kakak mempermasalahkan salon itu," ucap Nima.

"Heh, anak sama ibu sama saja serakah," ucap Jerry sinis.

"Siapa yang serakah? Bukankah kamu juga mengharapkan vila dan hotel di Bali?" ucap nyonya Ratih membalas ucapan tuan Jerry.

"Ooh, jadi om Jerry menginginkan hotel dan vila di Bali?" kali ini Alex yang bicara.

"Jangan ikut campur, Alex! Kamu tidak memiliki kaitannya dengan warisan papa!" ucap Jerry.

"Kata siapa om? Apa karena aku anak sambung dari papa Daniel? Tentu saja aku mendapatkan warisan juga," ucap Alex.

"Kamu minta bagian warisan juga? Jangan mimpi kamu! Minta sana sama Aaron, kakakmu. Dia yang mendapatkan warisan lebih banyak dari papanya, dan warisan papaku hanya aku yang mendapatkannya lebih besar," ucap Jerry lagi.

"Diam kalian semua!"

Semuanya berseteru masalah harta warisan, tuan Adiyaksa menatap semua yang hadir di sana.. Tangannya mengepal kencang, tiba-tiba tubuhnya hendak jatuh. Tapi pak Gun langsung menahannya agar tidak terjatuh, Aaron kaget dengan keadaan kakeknya. Dia pun ikut menopang tubuh kakeknya yang sudah di tahan oleh pak Gun.

"Apa sebaiknya kakek istirahat saja? Tubuh kakek sepertinya lemah," ucap Aaron.

"Tidak usah, memang sebaiknya kakek bicarakan langsung masalah harta warisan kakek itu pada semuanya agar jelas dan mereka tidak lagi datang ke rumah ini. Mereka datang hanya ingin hartaku saja," ucap tuan Adiyaksa.

"Tapi kek, tubuh kakek lemah. Besok kita bicarakan lagi," ucap Aaron lagi.

"Benar tuan, anda sebaiknya istirahat saja. Ini juga sudah malam," ucap pak Gun.

"Heh, pak Gun! Biarkan papa bicara malam ini. Untuk apa kamu melarang papa bicara sekarang?"

"Tuan Jerry, tuan Besar butuh istirahat. Anda semua bisa datang lagi besok," ucap pak Gun.

"Jangan membantah ucapan papa pak Gun. Kamu bukan siapa-siapa dari keluarga kami!" ucap nyonya Ratih sengit.

"Iya, pak Gun cuma pelayan. Kenapa harus ikut-ikutan keputusan kakek," Nima menimpali.

Pak Gun diam, dia tidak bisa membantah. Laki-laki berpakaian rapi itu menoleh pada tuan Adiyaksa, dan majikannya itu hanya mengangguk sambil memegangi tangan pak Gun.

"Kalian duduklah, memang sebaiknya aku akan bicara pada kalian. Sebelum aku menghembuskan napas terakhir, aku harus membicarakannya," ucap tuan Adiyaksa.

"Kakek bicara apa? Kakek akan umur panjang, jadi kakek akan baik-baik saja," ucap Aaron.

"Iya tuan, anda akan baik-baik saja," kata pak Gun lagi.

"Sudahlah, jangan pedulikan dengan ucapanku. Sebaiknya kalian duduk dengan tenang, aku akan mengumumkan semuanya," ucap tuan Adiyaksa lagi.

"Ck, sejak tadi juga sudah di suruh cepat bicara. Tapi terlalu bertele-tele kakek ini," ucap Jordi dengan ketus.

"Diamlah Jordi! Kamu selalu saja sinis pada kakek," ucap Aaron.

"Kamu yang harus diam, Aaron. Mentang-mentang papa membelamu?!"

"Diam kalian semua!"

_

_

******

Terpopuler

Comments

Eemlaspanohan Ohan

Eemlaspanohan Ohan

lanjut sedikit banget up nya

2024-05-13

0

Aditya HP/bunda lia

Aditya HP/bunda lia

huuhh, .... harta harta dan harta ... tak peduli saling bunuh sama saudara

2024-05-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!