NO DIGAS ADIÓS (Jangan Katakan Selamat Tinggal)
Selenia membuka mata. Tatapannya menyipit melihat jam digital di atas nakas di samping tempat tidur.
01:06 AM
Kerongkongannya terasa begitu kering. Dengan mata setengah terpejam, tangannya meraba-raba nakas untuk mengambil air minum. Ketika tangannya tak juga menyentuh benda yang dia cari, dia pun tersadar bahwa malam ini dia lupa membawa minum ke kamar.
Arrghhh! Padahal dia ngantuk berat dan malas untuk ke dapur. Tapi mau bagaimana lagi? Di tengah rasa kantuknya, ada haus yang mendera.
Selenia Effendi
[Sederhana, supel, ramah dan pendiam.]
Tring!
Suara notif yang berasal dari ponselnya di samping bantal membuatnya reflek menoleh. Dia baru saja ingin beranjak dari ranjang.
Selenia menyunggingkan senyum membaca pesan tersebut. Malam ini usianya genap 18 tahun.
Selain itu ada beberapa pesan lain yang masuk ke ponselnya yang isinya rata-rata ucapan ulang tahun untuknya. Tak terkecuali juga dari Ayahnya yang saat ini sedang berada di Luar Negeri.
Selenia menghela napas panjang. Sudah tiga bulan lamanya dia tidak bertemu dengan sosok istimewa dalam hidupnya itu. Semenjak menekuni bisnis di UK, ayahnya memang lebih banyak tinggal di sana dan pulang ke Indonesia hanya beberapa bulan sekali. Sekalinya mudik, paling cuma dua minggu atau paling lama satu bulan di Indonesia.
Selenia kembali menyurukkan ponsel di tempat tidur dan melanjutkan niatnya untuk pergi ke dapur.
Jeglek!
Dia membuka pintu kamar dengan hati-hati. Suasana rumah begitu hening. Terang saja, ini kan dini hari. Saat melangkahkan kakinya keluar, dia merasakan kakinya seperti menendang sesuatu. Selenia melihat ke bawah dan seketika dahinya mengernyit melihat kotak berukuran sekitar 40×40 cm itu bergeser akibat tendangannya. Dia mengambil kotak itu dengan hati-hati, karena tahu betul apa isi di dalamnya. Kotak ini adalah kotak kemasan kue yang lumayan terkenal di daerah sini.
...Happy Birthday My Wife...
...Happy sweet eighteen. Love you ♥️...
Notes kecil yang terselip di dalam box kue itu membuat Selenia mengulum senyum. Matanya memandang takjub ke arah ukiran indah kue ulang tahun tersebut. Dia mencolek gumpalan gula warna-warni di atas kue itu untuk mencicipi rasanya. Manis, sempurna.
Ini adalah ulang tahun Selenia yang ke 18 sekaligus bulan ke 4 usia pernikahannya dengan Adam. Laki-laki yang sejak mereka sah menjadi suami-istri, tinggal satu atap dengannya.
Adam Lucas Prawira
[Bijaksana, Dewasa, dan cerdas. Begitu peduli pada Selenia meski sering diabaikan]
Menikah?
Mungkin itu semua terdengar aneh. Apalagi status Selenia masih anak sekolah. Saat ini dia tengah duduk di bangku kelas 12 SMA. Tapi memang itulah kenyataannya. Mereka berdua sudah menjadi sepasang suami-istri. Suaminya, yang bernama Adam usianya terpaut 10 tahun lebih tua.
Bagaimana hal itu bisa terjadi?
Lisa (ibunya Adam) dan Kalila (ibunya Selenia) telah bersahabat sejak kecil. Di masa muda, mereka sempat bercanda untuk menjodohkan anak-anak mereka. Candaan itu perlahan berubah menjadi harapan serius ketika keduanya menikah dan kemudian hamil. Pernikahan mereka hanya berselang satu tahun. Saat Adam lahir, Kalila baru saja menikah. Tak lama setelah itu, Kalila hamil dan dari hasil USG diketahui bahwa janin yang dikandungnya berjenis kelamin perempuan. Momen ini membuat kedua sahabat itu merasa seolah candaan mereka benar-benar dikabulkan Tuhan.
Namun, kebahagiaan itu tidak bertahan lama. Di usia kehamilan lima bulan, janin yang dikandung Kalila dinyatakan tidak berkembang dan harus dikuret. Peristiwa itu menjadi pukulan berat bagi Kalila. Program kehamilan yang dijalaninya setelah itu pun tidak mudah. Untungnya, Kalila memiliki suami yang sabar dan telaten serta sahabat seperti Lisa yang terus mendukungnya.
Waktu pun berlalu. Saat Adam menginjak usia 11 tahun, Kalila akhirnya dinyatakan hamil kembali. Janin yang dikandung kali ini kembali berjenis kelamin perempuan. Kedua ibu itu pun semakin yakin bahwa rencana perjodohan mereka telah direstui Tuhan. Bagi mereka, perbedaan usia bukanlah masalah karena akan tampak biasa saat anak-anak itu dewasa nanti.
Namun, mengapa Selenia harus menikah di usia muda?
Saat Selenia duduk di bangku kelas 2 SMP, Kalila mulai sakit-sakitan dan sering bolak-balik rumah sakit. Setelah serangkaian pemeriksaan, Kalila didiagnosis menderita berbagai komplikasi penyakit. Kondisinya semakin memburuk ketika Selenia berada di kelas 2 SMA. Sebelum akhirnya koma, Kalila mengutarakan permintaan terakhirnya di hadapan suami dan anak semata wayangnya: ia ingin melihat Selenia menikah, dan Adam adalah sosok yang ia percayakan untuk putrinya.
Permintaan itu sungguh berat bagi Selenia, namun dalam situasi genting dan penuh ketakutan akan kehilangan ibunya, dia hanya bisa mengangguk setuju. Pernikahan pun dipercepat.
Bukan hanya berat bagi Selenia, Adam pun merasakan. Dia tidak begitu mengenal Selenia, karena hubungan mereka tidak sedekat persahabatan ibu-ibu mereka. Namun, melihat kondisi Kalila yang sekarat, Adam tidak bisa menolak. Apalagi saat itu dia baru saja putus dari kekasihnya, Finna, yang memilih mengakhiri hubungan karena ingin fokus pada studinya di Amerika. Selain itu kekasih Adam itu tidak bisa terus-terusan menjalin hubungan jarak jauh. Jadi dia memberikan pilihan pada Adam. Susul aku, atau hubungan kita berakhir!
Singkatnya, pernikahan siri antara Adam dan Selenia dilangsungkan secara sederhana di rumah sakit, disaksikan dokter dan perawat yang sudah seperti keluarga. Dua hari setelah itu, Kalila meninggal dunia. Selenia sangat terpukul, meski di sisi lain dia merasa lega telah memenuhi permintaan terakhir sang ibu.
Pernikahan ini dirahasiakan dan hanya diketahui oleh orang-orang yang hadir saat itu. Alasan utamanya adalah, karena Selenia masih berstatus siswi SMA dan memiliki banyak cita-cita yang ingin digapai. Beruntung, keluarga mereka memiliki pandangan terbuka. Tak ada tuntutan soal keturunan atau peran sebagai istri, karena semua memahami kondisi dan usia mereka, juga kenapa pernikahan itu harus terjadi.
Adam sendiri dikenal sebagai sosok yang mandiri. Di usianya yang ke 24 tahun, dia sudah membeli rumah pribadinya di kawasan elit Jakarta. Jadi setelah menikah, Adam memutuskan untuk tinggal bersama Selenia di rumah tersebut. Meski awalnya orang tua mereka khawatir akan "hal-hal yang tidak diinginkan", pada akhirnya mereka merelakan keputusan itu dengan berbagai pertimbangan. Ayah Selenia, Pak Fendi, harus kembali ke UK untuk mengurus bisnisnya yang sempat terbengkalai. Sementara kedua orang tua Adam juga tidak mungkin meninggalkan rumah mereka untuk tinggal bersama hanya untuk sekedar mengawasi pasangan baru itu.
"Untuk apa diawasi sih Ma, Aku tahu batasannya kok," ujar Adam saat mamanya terus merengek supaya Adam tinggal bersama di rumah orang tuanya saja. "Mama nggak perlu khawatir berlebihan gitu..."
Lagipula Adam sendiri yakin tidak akan terjadi apa-apa, karena dia tahu Selenia tidak mencintainya. Gadis itu mau menikah, semata karena rasa hormatnya kepada Ibunya.
Di rumah besar itu mereka tidak hanya tinggal berdua. Ada Pak Tono, sopir yang secara khusus dipekerjakan Adam untuk mengantar jemput Selenia ke sekolah dan Bi Iyah yang setiap hari mempersiapkan kebutuhan mereka.
... - - -...
Sebuah suara langkah kaki terdengar menaiki tangga saat Selenia sedang asyik dengan kue di tangannya.
"Sel? Kok kamu bangun?" Adam muncul dari lantai bawah dengan sebotol air mineral di tangannya.
"Ee.. i-iya.. tadi aku mau ambil minum," Selenia gugup dan buru-buru menutup kue tersebut.
Adam menyunggingkan senyum lalu berjalan mendekati Selenia.
"Selamat ulang tahun ya," ucapnya. Satu tangannya terulur menyibakkan poni Selenia pelan. Istrinya ini memang.... cantik.
Tanpa sadar, Adam sudah mencondongkan tubuh hendak mencium kening perempuan itu, namun tiba-tiba dia merasa ada yang menahan dadanya. Bersamaan dengan Selenia yang bergerak mundur.
"Mas..."
"E... m-maaf, Sel," Adam berhenti.
Sampai saat ini Selenia masih merasa canggung setiap kali berhadapan dan bersentuhan dengan Adam. Rasanya aneh. Tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata saking anehnya.
"Makasih ya mas, udah repot-repot beliin aku kue ulang tahun," ucap Selenia lirih sembari menunduk.
Adam mengangguk. "Ya udah, kamu tidur gih. Ini masih malam."
"Aku mau ambil air minum dulu di dapur. Tadi lupa," Selenia berlalu melewati Adam.
Ternyata tidak semudah yang dia bayangkan untuk menaklukkan hati seorang Selenia. Padahal mereka berdua sudah tinggal bersama selama 4 bulan. Tapi sikap Selenia tetap tidak berubah. Dominan cuek dan malu.
Adam terdiam memandangi punggung Selenia hingga sosok gadis itu menghilang di balik tangga. Napas panjang meluncur dari bibirnya, seolah menjadi pelampiasan atas beban yang selama ini menetap di relung hatinya. Berat, nyatanya, menjalani hari-hari dalam ikatan tanpa perasaan cinta.
Namun dia tahu, satu hal yang harus terus dia genggam adalah kesabaran. Selenia, bagaimanapun sikap gadis itu, dia tetaplah istrinya—perempuan yang sah bersanding dengannya, apa pun alasan dan latar belakang pernikahan itu.
Ya, istrinya. Seorang istri yang hingga kini belum pernah sekalipun dia sentuh.
...🌹🌹🌹...
...To be continued 👋🏻...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
Navito Aditya Pradana
maakkk
2021-06-05
1
Nona Kos Anjani
🌹🌹🌹🌹🌹
2021-06-02
1
Nona Kos Anjani
mampir Thor
2021-06-02
1