NDA -9-

Ponsel Selenia berdering bersamaan dengan bunyi bel istirahat. Kondisi Selenia sudah jauh lebih baik. Dia sudah tidak merasakan pusing lagi. Tapi dia masih berada di UKS dengan Cia.

Saat melihat siapa yang menghubunginya melalui sambungan video call, Selenia langsung buru-buru merapihkan rambutnya yang acak-acakan karena kelamaan berbaring. Panggilan itu berasal dari nomor Pak Fendi, Ayahnya. Jadi Selenia tidak mau Ayahnya tahu keberadaan dia yang akan membuatnya berpikir yang tidak-tidak. Apalagi di ruangan ini banyak banget gambar yang berhubungan dengan kesehatan--UKS yang hampir menyerupai rumah sakit.

...Naufal Effendi (Ayah Selenia)...

...[Satu-satunya orang tua Selenia. Tidak pernah punya keinginan untuk menikah lagi sepeninggal istrinya. Tinggal di UK karena memiliki bisnis di sana]...

Selenia beranjak dari tempat tidur dan duduk di sudut ruangan. Tempat itu lumayan meyakinkan untuk tidak membuat Ayahnya berpikir dia sedang berada di UKS.

"Halo Ayah," sapa Selenia seriang mungkin.

"Halo sayang. Sudah istirahat kan?"

"Iya ni Yah. Ayah tumben video call jam segini?"

"Iya, kebetulan Ayah lagi nggak sibuk. Ayah cuma mau mengabarkan kalau sebentar lagi Ayah mau pulang."

"Ayah serius??!!" mata Selenia berbinar. Dia senang mendengar kabar itu.

"Iya, mumpung pekerjaan rada sedikit longgar. Cuma Ayah belum bisa memastikan kapan harinya. Nanti deh kalau Ayah sudah booking tiket, Ayah kabarin lagi," ujar Pak Fendi. "Oh ya, denger-denger orang tua Adam mau ke New York?" lanjutnya.

Selenia mengernyitkan kening mendengar pertanyaan Ayahnya soal itu. New York? Mama sama Papa mau ke New York? Kok aku nggak tahu apa-apa soal ini? Pikir Selenia.

"New York?" Selenia menggeleng. "Ngapain Yah?"

"Acara fashion weeks gitu katanya. Ayah juga kurang tau," Pak Fendi mengangkat bahu. "Dan katanya Adam juga baru keluar dari rumah sakit? Dia sakit apa Sel? Kok kamu nggak ngabarin Ayah soal ini? Hubungan kalian baik-baik saja kan? Ingat ya sama pesen Ayah, kalian tetap tidur di kamar masing-masing kan?"

Sudah jadi kebiasaan Pak Fendi kalau bertanya sesuatu selalu secara beruntun, membuat Selenia bingung harus menjawab yang mana dulu. Cia yang duduk tidak jauh dari situ terkikik mendengarnya. Selenia bergeming dan kemudian menceritakan ke Ayahnya itu kenapa Adam bisa masuk rumah sakit.

Obrolan Ayah dan anak itu berakhir saat Selenia mengeluh lapar dan pengen segera pergi ke kantin. Padahal itu alasan Selenia saja karena Pak Fendi mulai mengoceh ulang tentang aturan mereka yang tidak boleh dilakukan selama Selenia masih sekolah--meskipun mereka sudah berstatus sebagai suami istri. Lagipula menurut Selenia, hal itu tidak perlu diingatkan ratusan kali, toh dia sendiri juga sama sekali nggak pernah punya niatan untuk menerobos masuk ke kamar suaminya.

"Tadi ada WhatsApp dari Adam tuh," kata Cia begitu obrolan ayah dan anak itu berakhir.

"Heh?" Selenia mengernyit. Dia kemudian mengecek ponselnya dan benar, disitu ada pesan WhatsApp masuk dari Adam yang belum di buka. "Kok lo tahu kalo ada WA dari Adam?"

"Jangan neting deh," sahut Cia ketus. "Tadi pas lo masih pingsan, itu ponsel bunyi. Ada notif pop up muncul. Ponsel di depan mata gue ya jelas gue tau lah," cerocosnya ngedumel. Khas Cia banget.

Selenia tersenyum dan mencubit pipi Cia gemas. Dia tahu Cia tidak akan selancang itu buka-buka ponselnya.

Selenia membaca pesan itu beberapa kali. Antara percaya dan tidak percaya dengan isi pesannya.

Kok tumben tiba-tiba Adam bertanya seperti itu, pikirnya. Apa dia ngerasa kalau hari ini ada sesuatu terjadi pada dirinya?

Ah, nggak...nggak...nggak! Selenia menepis pertanyaan-pertanyaan itu. Nggak mungkin. Jangan GR kamu Sel.

Baru kali ini Selenia tersenyum membaca balasan pesan love emoticon dari Adam. Adam memang seperti itu. Ini bukan yang pertama kalinya dia mengirimkan pesan berisi emoticon love. Tapi kali ini tiba-tiba seperti ada yang membuncah di dalam dadanya. Dia baru saja ingin membalas pesan itu namun...

"Ih lama banget sih balesin pesan gitu doang! Buruan ayok ke kantin, laper niii!" gerutu Cia sambil memegangi perutnya.

"Hmmh," Selenia bergeming mendengar rengekan Cia. Niatnya untuk membalas pesan pun menguap terbawa angin. Dia kemudian melemparkan ponselnya ke dalam tas dan berdiri.

"Ayok."

Selenia dan Cia baru saja mau membuka pintu UKS saat tiba-tiba pintu itu terbuka karena seseorang mendorongnya dari luar. Tony, dengan kantong plastik berisi 3 porsi makanan yang dibungkus menggunakan box sterofoam dan 3 cup minuman, tersenyum lebar ke arah mereka berdua.

"Syukurlah kalau kamu udah baikan," Dia meletakkan bawaannya itu di atas meja. "Aku sengaja bawain kalian semua ini, karena tadinya aku pikir Selenia masih sakit dan kalian nggak pergi ke kantin."

"Ya ampun, nggak perlu repot-repot kali Ton. Kita baru aja mau ke kantin," sahut Cia jaim.

"Nggak repot kok. Orang tinggal beli aja," Tony terkekeh. "Ya udah makan yuk. Keburu bel masuk lagi."

Cia dan Selenia saling lirik. Selenia mengedipkan matanya pada Cia, sebagai isyarat bahwa dia mengiyakan ajakan tersebut. Tidak etis rasanya menolak kebaikan seseorang. Apalagi kelihatannya Tony benar-benar telah menyesali perbuatannya yang tidak disengaja pagi tadi.

...🌺🌺🌺...

Rumah sepi ketika Selenia pulang. Dia mengecek ruang tengah, tempat dimana 'keluarga'-nya biasa berkumpul, tapi kosong. Di ruang belakang juga tidak ada siapa-siapa. Dapur pun sama heningnya. Biasanya selalu ada aroma masakan yang menyambutnya setiap dia pulang sekolah. Bibik kemana ya?

"Biiik...!" teriak Selenia lantang.

Tidak ada jawaban. Selenia menyusuri ruangan demi ruangan di lantai bawah dan tidak menemukan siapa-siapa. Kamar yang biasa ditempati mertuanya setiap kali menginap di sini juga kosong.

"Pada kemana sih?" gerutu Selenia. Dia melemparkan tasnya ke sofa dan menghempaskan tubuhnya di sana.

"Bibik keluar sama Papa dan Mama Sel, belanja kebutuhan bulanan gitu katanya," Adam sudah berdiri di tengah-tengah tangga dengan kedua tangan tersembunyi di dalam saku jogernya.

Selenia mendongak ke arah sumber suara. "Ooh..." Dia kembali meraih tasnya kemudian berjalan menghampiri Adam. Niatnya sih bukan menghampiri dia, tapi kamarnya kan ada di lantai dua.

"Oh iya tadi Ayah aku nelfon, Ayah bilang katanya Mama sama Papa mau ke New York. Urusan apa?" tanya Selenia penuh selidik. Dia berhenti tepat di depan Adam.

"Ada undangan untuk menghadiri acara NY fashion weeks. Kamu mau ikut? Sekalian liburan mungkin?" tanya Adam menggoda meskipun dia tahu itu tidak mungkin. Jadwal libur sekolah Selenia masih lama. Apalagi dia sudah kelas 3 sekarang. Nggak bisa seenaknya dikit-dikit bolos sekolah.

"Hmmm," Selenia mencibir. "Nggak mungkin lah."

Adam menyunggingkan senyum melihat gelagat Selenia. Menggemaskan sekali tingkah istrinya itu. Ciri khas ABG banget. Dia menatap mata Selenia dalam dan lama. Mencoba memperhatikan Selenia lebih dekat. Dan anehnya Selenia pun juga melakukan hal yang sama. Dia memberanikan diri membalas tatapan suaminya. Posisinya yang berbeda satu anak tangga dengan Adam, ditambah postur tubuh Adam yang memang aslinya sudah tinggi, membuatnya harus mendongakkan kepala untuk membalas tatapan tersebut. Wajah Adam sudah tidak pucat lagi. Bibirnya juga sudah berwarna merah merekah. Dia terlihat lebih fresh dan... gemoy. Benar apa yang dibilang Bu Lisa pagi itu. Adam memang terlihat sedikit gemuk. Selain karena memang dia diharuskan makan banyak dan teratur, mungkin juga pengaruh infus selama di rawat di rumah sakit beberapa hari kemarin.

Sementara di mata Adam, Selenia terlihat imut. Padahal selama ini dia sudah biasa melihat Selenia memakai seragam SMA. Tapi sekarang, hal itu terlihat lain di matanya. Istriku masih sekolah. Suatu peristiwa yang tidak pernah dia bayangkan seumur hidupnya.

"Adam," ucap Selenia membuyarkan adegan saling pandang tersebut.

"Oh... Eh..." Adam gugup. Dia mengeluarkan kedua tangannya dari dalam saku dan mengusap-usap wajahnya sendiri.

"Kamu kenapa sih ngeliatin aku kaya gitu?" bibir Selenia mengerucut.

Adam terkekeh mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut Selenia. "Memangnya nggak boleh kalau aku ngeliatin istriku sendiri?"

Selenia ter-skak mendengar jawaban itu. Entah kenapa kalimat 'istriku sendiri' begitu manis menghampiri telinganya. Dia tersipu dan menunduk untuk menyembunyikan senyum yang mencoba dia tahan.

"Kalau mau senyum jangan ditahan. Senyum aja. Nanti malah jadi kentut lho," goda Adam lagi.

"Ih apaan sih Adaaam...." Jantung Selenia berdegup tidak karuan. "Sudah minum obat?" tanya Selenia kemudian dengan kalem mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Sudah. Baru aja."

"Kalau gitu, aku ke kamar dulu ya."

Selenia berlalu tanpa menunggu Adam mengiyakan. Dia ingin secepatnya menyembunyikan diri dari rasa aneh yang membuat jantungnya hampir meloncat keluar itu, di dalam kamarnya.

...🌹🌹🌹...

...To be continued 👋🏻...

Terpopuler

Comments

lalalalalalal

lalalalalalal

lucu deh bang adam.. kalem kalem ternyata bs ngelawak 🤣😂

2020-09-20

0

lihat semua
Episodes
1 1. MENIKAH
2 2. RAHASIA BESAR
3 3. SEDIKIT PERHATIAN
4 4. RUMAH SAKIT
5 5. BACK TO SCHOOL
6 6. TAWARAN KE LUAR NEGERI
7 NDA -7-
8 NDA -8-
9 NDA -9-
10 NDA -10-
11 NDA -11-
12 NDA -12-
13 NDA -13
14 NDA -14-
15 NDA -15-
16 NDA -16-
17 NDA -17-
18 NDA -18-
19 NDA -19-
20 NDA -20-
21 NDA -21-
22 NDA -22-
23 NDA -23-
24 NDA -24-
25 NDA -25-
26 NDA -26-
27 NDA -27-
28 NDA -28-
29 NDA -29-
30 NDA -30-
31 NDA -31-
32 NDA -32-
33 NDA -33-
34 NDA -34-
35 NDA -35-
36 NDA -36-
37 NDA -37-
38 NDA -38-
39 NDA -39-
40 NDA -40-
41 NDA -41-
42 NDA -42-
43 NDA -43-
44 NDA -44-
45 NDA -45-
46 NDA -46-
47 NDA -47-
48 NDA -48-
49 NDA -49-
50 NDA -50-
51 NDA -51-
52 NDA -52-
53 NDA -53-
54 NDA -54-
55 NDA -55-
56 NDA -56-
57 NDA -57-
58 NDA -58-
59 NDA -59-
60 NDA -60-
61 NDA -61-
62 NDA -62-
63 NDA -63-
64 NDA -64-
65 NDA -65-
66 NDA -66-
67 NDA -67-
68 NDA -68-
69 NDA -69-
70 NDA -70-
71 NDA -71-
72 NDA -72-
73 NDA -73-
74 NDA -74-
75 NDA -75-
76 NDA -76-
77 NDA -77-
78 NDA -78-
79 NDA -79-
80 NDA -80-
81 NDA -81-
82 NDA -82-
83 NDA -83-
84 NDA -84
85 NDA -85-
86 NDA -86-
87 NDA -87-
88 NDA -88-
89 NDA -89-
90 NDA -90-
91 NDA -91-
92 NDA -92-
93 NDA -93-
94 NDA -94-
95 NDA -95-
96 NDA -96-
97 NDA -97-
98 NDA -98-
99 NDA -99-
100 NDA -100-
101 NDA -101-
102 NDA -102-
103 NDA -103-
104 NDA -104-
105 NDA -105-
106 NDA -106-
107 NDA -107-
108 NDA -108-
109 NDA -109-
110 NDA -110-
111 NDA -111-
112 NDA -112-
113 NDA -113-
114 NDA -114-
115 NDA -115-
116 NDA -116-
117 NDA -117-
118 NDA -118-
119 NDA -119-
120 NDA -120-
121 NDA -121-
122 NDA -122-
123 NDA -123-
124 NDA -124-
125 NDA -125-
126 NDA -126-
127 NDA -127-
128 FOR YOUR INFORMATION
129 DILEMA
130 NDA -128-
131 NDA -129-
132 NDA -130-
133 NDA -131-
134 NDA -132-
135 NDA -133-
136 NDA -134-
137 NDA -135-
138 NDA -136-
139 HE'S BACK!!
140 HOLA!!
141 TARA!!
142 My Husband is MINE
143 BERITA DUKA
Episodes

Updated 143 Episodes

1
1. MENIKAH
2
2. RAHASIA BESAR
3
3. SEDIKIT PERHATIAN
4
4. RUMAH SAKIT
5
5. BACK TO SCHOOL
6
6. TAWARAN KE LUAR NEGERI
7
NDA -7-
8
NDA -8-
9
NDA -9-
10
NDA -10-
11
NDA -11-
12
NDA -12-
13
NDA -13
14
NDA -14-
15
NDA -15-
16
NDA -16-
17
NDA -17-
18
NDA -18-
19
NDA -19-
20
NDA -20-
21
NDA -21-
22
NDA -22-
23
NDA -23-
24
NDA -24-
25
NDA -25-
26
NDA -26-
27
NDA -27-
28
NDA -28-
29
NDA -29-
30
NDA -30-
31
NDA -31-
32
NDA -32-
33
NDA -33-
34
NDA -34-
35
NDA -35-
36
NDA -36-
37
NDA -37-
38
NDA -38-
39
NDA -39-
40
NDA -40-
41
NDA -41-
42
NDA -42-
43
NDA -43-
44
NDA -44-
45
NDA -45-
46
NDA -46-
47
NDA -47-
48
NDA -48-
49
NDA -49-
50
NDA -50-
51
NDA -51-
52
NDA -52-
53
NDA -53-
54
NDA -54-
55
NDA -55-
56
NDA -56-
57
NDA -57-
58
NDA -58-
59
NDA -59-
60
NDA -60-
61
NDA -61-
62
NDA -62-
63
NDA -63-
64
NDA -64-
65
NDA -65-
66
NDA -66-
67
NDA -67-
68
NDA -68-
69
NDA -69-
70
NDA -70-
71
NDA -71-
72
NDA -72-
73
NDA -73-
74
NDA -74-
75
NDA -75-
76
NDA -76-
77
NDA -77-
78
NDA -78-
79
NDA -79-
80
NDA -80-
81
NDA -81-
82
NDA -82-
83
NDA -83-
84
NDA -84
85
NDA -85-
86
NDA -86-
87
NDA -87-
88
NDA -88-
89
NDA -89-
90
NDA -90-
91
NDA -91-
92
NDA -92-
93
NDA -93-
94
NDA -94-
95
NDA -95-
96
NDA -96-
97
NDA -97-
98
NDA -98-
99
NDA -99-
100
NDA -100-
101
NDA -101-
102
NDA -102-
103
NDA -103-
104
NDA -104-
105
NDA -105-
106
NDA -106-
107
NDA -107-
108
NDA -108-
109
NDA -109-
110
NDA -110-
111
NDA -111-
112
NDA -112-
113
NDA -113-
114
NDA -114-
115
NDA -115-
116
NDA -116-
117
NDA -117-
118
NDA -118-
119
NDA -119-
120
NDA -120-
121
NDA -121-
122
NDA -122-
123
NDA -123-
124
NDA -124-
125
NDA -125-
126
NDA -126-
127
NDA -127-
128
FOR YOUR INFORMATION
129
DILEMA
130
NDA -128-
131
NDA -129-
132
NDA -130-
133
NDA -131-
134
NDA -132-
135
NDA -133-
136
NDA -134-
137
NDA -135-
138
NDA -136-
139
HE'S BACK!!
140
HOLA!!
141
TARA!!
142
My Husband is MINE
143
BERITA DUKA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!