4. RUMAH SAKIT

Di kamarnya, perasaan Selenia tidak tenang. Dia berbaring, bangkit, kemudian mondar-mandir. Yakin dengan kondisi suaminya tidak baik-baik saja membuatnya cemas. Adam tidak pernah terlihat seloyo hari ini. Apalagi jelas sekali terasa kalau suhu tubuhnya tadi terasa panas.

Selenia berdiri di tepi jendela kamar sembari menggigit bibirnya. Apa ini yang disebut dengan perasaan-seorang-istri? Kekhawatiran yang tak bisa hilang begitu saja saat tahu sang suami sedang tidak baik-baik saja.

Apa gue telfon mama aja ya? Pikirnya. Dia menyambar ponsel dan mulai mencari nomor Bu Lisa. Namun sesaat kemudian keinginan itu urung. Gimana kalau dia sudah terlanjur mengabarkan kondisi Adam, terus pas Bu Lisa kesini Adam malah baik-baik saja? Apa nggak malah dia yang malu nantinya?

Selenia menggeleng. Nggak mau dia terlihat seperhatian itu di mata Adam. Takut dikira aneh-aneh.

Ah udahlah... Mas Adam pasti cuma kecapekan biasa. Mungkin emang pekerjaan dia lagi banyak akhir-akhir ini. Pulang juga selalu lebih lambat kan? Batinnya kemudian mencoba menenangkan diri sendiri.

Selenia berbalik hendak mendekati tempat tidur saat matanya melihat bingkisan berwarna pink di atas meja rias dan seketika dia tepok jidat. Itu kado dari Mas Adam yang belum sempat dia buka pagi tadi karena harus segera berangkat sekolah. Dia menghampiri meja rias seraya menyambar tas di tepian tempat tidur. Sebelum membuka kado dari suaminya, Selenia ingin membuka kado dari Cia dulu. Dia penasaran, sahabatnya itu memberi hadiah apa ya kira-kira.

"Waaaah...." mata Selenia berbinar melihat case lucu di tangannya.

Cia tahu banget apa yang Selenia ingin. Case ini pernah dilihat Selenia di mall beberapa hari yang lalu dan harganya lumayan mahal, jadi dia menunda untuk membeli. Ditambah lagi ini barang limited edition. Hanya ada tiga buah saja di sana dan sekarang dia memiliki salah satunya. Segera dia mengganti case lamanya dengan case hadiah dari Cia.

Dengan senyum mengembang Selenia berdiri di depan cermin, melakukan mirror selfie, dan mengirimkan foto itu pada Cia.

[Thank you bestie! 🥰]

Tulisnya pada keterangan foto yang dikirim.

"Makan siangnya sudah siap, Non," Bi Iyah memanggil dari luar kamar.

"Iya bik, bentar lagi aku turun," sahut Selenia.

Setelah berganti pakaian, Selenia keluar. Saat itulah dia melihat pintu kamar Adam sedikit terbuka.

Kok tumben? Kening Selenia mengernyit. Adam biasanya selalu menutup rapat pintu kamarnya. Tapi ini kok...

Selenia melangkah pelan dan hati-hati mendekati pintu kamar suaminya. Dia mencoba mengintip dari celah pintu yang terbuka sedikit. Di dalam kamar itu Adam terlihat masih berbaring sambil memijit-mijit kepalanya. Sesekali dia tampak berguling ke kiri dan kanan seperti tidak nyaman.

Melihat hal itu, perasaan khawatir Selenia kian menjadi. Dia yakin ada yang tidak beres dengan kondisi suaminya. Tangan Selenia sudah memegang handle pintu saat tiba-tiba Bi Iyah datang mengejutkannya.

"Bik," ucap Selenia gugup, melepas kembali handle pintu tersebut.

"Non," Bi Iyah menyunggingkan senyum. "Makan siangnya sudah siap di bawah."

"Itu..." Selenia menunjuk semua yang dibawa Bi Iyah.

"Iya Non. Pak Adam minta supaya makan siangnya di bawa ke kamar gitu katanya."

"Mas Adam baik-baik aja kan bik?" tanya Selenia cemas. Keningnya mengerut dalam-dalam.

"Mmm... anu non... Iya, Pak Adam bilang dia cuma kecapekan dan butuh istirahat," jawab Bi Iyah terbata. Dia terpaksa berbohong karena tadi majikan laki-lakinya itu berpesan supaya dia tidak mengatakan apapun tentang kondisinya pada Selenia. Adam sebenarnya mengeluh kalau seluruh tubuhnya sakit semua. Dia juga merasa sangat lemas dan pusing.

Meski dia tahu selama ini Selenia selalu bersikap cuek dan dingin padanya, tapi hari ini Adam melihat pancaran kekhawatiran di mata perempuan itu saat tahu dia pulang lebih awal.

Selenia tidak puas mendengar jawaban Bi Iyah. Entah kenapa dia terus khawatir. Namun belum sempat bertanya lebih lanjut, Bi Iyah sudah keburu masuk ke kamar Adam. Selenia ingin menyusul ke dalam, tapi kemudian berhenti.

Dia malu. Bagaimana kalau Adam malah bertanya 'kenapa, ada apa, dll'. Akhirnya Selenia pun memilih untuk berbalik arah dan langsung pergi ke ruang makan.

...🌺🌺🌺...

Kekhawatiran Selenia menjadi kenyataan. Selepas solat Isya' saat dia baru saja akan membuka kado dari Adam, terdengar teriakan Bi Iyah yang memanggil-manggil Selenia dari kamar Adam. Dengan tergesa Selenia segera mendatangi kamar Adam. Selenia syok dan kaget banget melihat Adam tidak berdaya. Tubuhnya lemas dan panasnya tinggi. Selenia mencoba menghubungi mertuanya tapi tidak kunjung mendapat jawaban. Maka tanpa pikir panjang dia langsung meminta Pak Tono untuk mengantarkan mereka ke rumah sakit.

Dokter mengatakan, Adam menderita demam tifoid. Jadi dia harus di rawat sampai keadaannya benar-benar pulih. Tekanan darahnya sangat rendah, suhu tubuhnya tinggi, dan dia sempat muntah satu kali saat baru tiba di rumah sakit tadi. Selenia memandangi tubuh adam yang terbaring lemah dengan selang infus yang terhubung di tubuhnya.

Kekhawatiran Selenia semakin menjadi. Dia takut Adam kenapa-kenapa. Sudah dua jam lebih Adam ada di sini, tapi matanya masih terus terpejam.

Selain itu, dokter juga mengatakan, penyebab kondisi Adam menjadi drop karena dipicu faktor kelelahan dan stress.

"Pak Adam bukan hanya kelelahan secara fisik, tapi pikirannya juga lelah."

Lelah fikiran? Apa yang membuatnya seperti itu?

Apa ada hal lain yang Adam pikir selain pekerjaannya? Tentang kehidupan yang mereka jalani sekarang ini? Atau.... apa?

Pertanyaan demi pertanyaan bersliweran di kepala Selenia. Ada perasaan bersalah menyerang dirinya. Dia merasa selama ini terlalu egois. Sebagai seorang istri, bukankah seharusnya dia bisa menjadi tempat untuk bertukar pikiran, tempat untuk mencurahkan segala keluh kesah, sehingga suaminya itu tidak harus memikirkan semuanya sendirian--begitu juga sebaliknya. Paling tidak kalaupun dia belum bisa 'melayani' suaminya, dia bisa sedikit saja menganggap keberadaannya.

Tidak peduli bagaimana status pernikahan mereka, suami istri tetaplah suami istri. Bukankah seharusnya begitu?

Kejadian ini membuat Selenia sadar betapa selama ini dia seabai itu menjadi orang. Adam lah yang selama ini lebih banyak mengalah dan peduli padanya. Dia lah yang paling menghargai Selenia melalui hal-hal kecil yang menurut Selenia biasa saja--meminta izin sebelum berangkat kerja, memberikan kejutan di hari ulang tahun. Bahkan saat waktu luang, dia selalu menanyakan kabar Selenia di sekolah. Tapi Selenia selalu menanggapinya dengan dingin. Membalas pesan-pesan Adam dengan jawaban singkat tanpa pernah mau tahu kembali keadaan suaminya.

Tak terasa air mata Selenia menitik. Dia berharap Adam segera membuka matanya kembali.

"Bangun, Dam..." Selenia menggenggam tangan Adam erat. Belum pernah dia merasa setakut ini melihat kondisi Adam.

Orang Tua Adam tiba di rumah sakit dan meminta maaf pada Selenia karena tidak mendengar saat Selenia menelfon. Saat itu Bu Lisa sedang sibuk. Maklum Dia mengelola sendiri bisnis dan usaha butiknya yang sudah memiliki dua cabang di kota ini.

...Edwin Prawira (Ayah Adam)...

...Lisa Prawira (Mama Adam)...

Selenia langsung menghambur ke pelukan Bu Lisa, begitu kedua orang tua itu masuk ke kamar tempat Adam dirawat.

"Mas Adam belum bangun Ma dari tadi," Selenia terisak.

"Sabar sayang. Adam pasti bisa melewati semua ini," ujar Bu Lisa menenangkan. Satu tangannya terulur meraba kening anak semata wayangnya itu yang ternyata masih panas.

Di tengah rasa sedih itu terselip sekeping kebahagiaan di hati Bu Lisa saat melihat perhatian Selenia pada putranya yang selama ini tidak pernah dia lihat. Dia melihat kekhawatiran yang tulus dari matanya.

Sebenarnya baik Pak Edwin (Ayah Adam) maupun Bu Lisa tidak tahan melihat pernikahan yang terjadi pada keduanya. Tidak ada yang berubah dari awal mereka menikah sampai sekarang. Adam dan Selenia seperti orang yang tidak saling mengenal. Tapi jika ingat wasiat Kalila sebelum meninggal, dia dan suaminya tidak berani membuat keputusan untuk memisahkan mereka. Apalagi selama ini Adam tidak pernah mengeluhkan tentang pernikahan ini.

Hanya saja sebagai seorang Ibu, Bu Lisa kasihan melihat keduanya. Kasihan melihat anaknya, mempunyai istri tapi seperti tidak mempunyai istri. Kasihan melihat Selenia. Menjadi istri sekaligus remaja SMA dalam waktu yang bersamaan. Biar bagaimanapun Bu Lisa tetap berpikir bahwa posisi Adam lebih aman daripada Selenia. Jika suatu hari nanti ada orang lain yang tahu bahwa ternyata Adam sudah menikah, itu tidak akan menjadi masalah serius. Orang-orang akan memaklumi dan mengatakan itu wajar. Tapi tidak bagi Selenia. Jika suatu saat hal ini terbongkar pada saat Selenia belum lulus. Sekolah pasti langsung mengeluarkan dirinya jika tahu siswinya itu sudah bersuami. Masa depan Selenia taruhannya.

Itulah kenapa orang tua Adam tidak pernah menuntut apapun dari Selenia. Melihat Selenia memberikan perhatian pada Adam, saat ini sudah lebih dari cukup.

...🌺🌺🌺...

Adam terbangun sekitar pukul 4 pagi. Sebenarnya dia sudah siuman dari tengah malam. Tapi saat melihat kedua orang tuanya di ranjang pendamping pasien dan juga Selenia yang tertidur pulas sambil duduk di sofa, dia tidak sampai hati untuk membangunkan mereka.

"Kamu hari ini sekolah kan Sel? Kamu pulang aja nggak pa-pa. Biar Mama sama Papa temenin aku di sini," kata Adam pagi itu saat Selenia baru keluar dari toilet.

Selenia melihat Bu Lisa dan Pak Edwin bergantian. Kemudian dia menatap Adam dan tersenyum simpul.

"Aku udah nitip surat izin ke Cia kok mas. Hari ini aku nggak masuk sekolah."

"Lho, kenapa?" tanya Pak Edwin dan Bu Lisa hampir bersamaan.

Adam menahan senyum mendengar keduanya. Kemudian dia mengirimkan isyarat dengan kedipan mata supaya kedua orang tuanya tidak terus bertanya pada Selenia. Dia tahu istrinya itu bingung harus memberi jawaban apa.

"Ya sudah, kalau begitu biar Papa sama Mama aja yang pulang ya," sahut Bu Lisa sembari beranjak. "Sekalian Mama mau bawain baju ganti untuk kalian."

Saat Pak Edwin dan Bu Lisa meninggalkan kamar rawat Adam, Selenia cuma bisa menatap kepergian mereka tanpa ngomong apapun.

"Makasih ya Sel," kata Adam saat Selenia masih bengong menatap pintu.

"Eh.. a-apa?" Selenia tergagap.

"Hmmmpffhh..." Adam terkekeh. "Terimakasih, karena sudah mau nemenin aku di sini," Dia menggenggam tangan Selenia dan mengusapnya lembut.

Ada getaran sekaligus perasaan aneh di hati Selenia saat kedua tangan itu saling bersentuhan. Selenia hanya tersenyum dan menunduk. Dia tidak mampu membalas tatapan Adam yang memandangnya dengan pandangan yang tidak bisa dia deskripsikan.

Dari genggaman tangan itu Selenia bisa merasakan suhu tubuh Adam yang sudah menurun dari semalam. Ini lebih normal. Dia merasa lega karena Adam sudah membaik.

...🌹🌹🌹...

...To be continued 👋🏻...

Terpopuler

Comments

re

re

semoga menjadi awal yang baik

2021-05-07

0

Cathy

Cathy

Selena jangan cuek terus
berubah lah

2021-05-01

1

ARSY ALFAZZA

ARSY ALFAZZA

like😇

2021-02-22

2

lihat semua
Episodes
1 1. MENIKAH
2 2. RAHASIA BESAR
3 3. SEDIKIT PERHATIAN
4 4. RUMAH SAKIT
5 5. BACK TO SCHOOL
6 6. TAWARAN KE LUAR NEGERI
7 NDA -7-
8 NDA -8-
9 NDA -9-
10 NDA -10-
11 NDA -11-
12 NDA -12-
13 NDA -13
14 NDA -14-
15 NDA -15-
16 NDA -16-
17 NDA -17-
18 NDA -18-
19 NDA -19-
20 NDA -20-
21 NDA -21-
22 NDA -22-
23 NDA -23-
24 NDA -24-
25 NDA -25-
26 NDA -26-
27 NDA -27-
28 NDA -28-
29 NDA -29-
30 NDA -30-
31 NDA -31-
32 NDA -32-
33 NDA -33-
34 NDA -34-
35 NDA -35-
36 NDA -36-
37 NDA -37-
38 NDA -38-
39 NDA -39-
40 NDA -40-
41 NDA -41-
42 NDA -42-
43 NDA -43-
44 NDA -44-
45 NDA -45-
46 NDA -46-
47 NDA -47-
48 NDA -48-
49 NDA -49-
50 NDA -50-
51 NDA -51-
52 NDA -52-
53 NDA -53-
54 NDA -54-
55 NDA -55-
56 NDA -56-
57 NDA -57-
58 NDA -58-
59 NDA -59-
60 NDA -60-
61 NDA -61-
62 NDA -62-
63 NDA -63-
64 NDA -64-
65 NDA -65-
66 NDA -66-
67 NDA -67-
68 NDA -68-
69 NDA -69-
70 NDA -70-
71 NDA -71-
72 NDA -72-
73 NDA -73-
74 NDA -74-
75 NDA -75-
76 NDA -76-
77 NDA -77-
78 NDA -78-
79 NDA -79-
80 NDA -80-
81 NDA -81-
82 NDA -82-
83 NDA -83-
84 NDA -84
85 NDA -85-
86 NDA -86-
87 NDA -87-
88 NDA -88-
89 NDA -89-
90 NDA -90-
91 NDA -91-
92 NDA -92-
93 NDA -93-
94 NDA -94-
95 NDA -95-
96 NDA -96-
97 NDA -97-
98 NDA -98-
99 NDA -99-
100 NDA -100-
101 NDA -101-
102 NDA -102-
103 NDA -103-
104 NDA -104-
105 NDA -105-
106 NDA -106-
107 NDA -107-
108 NDA -108-
109 NDA -109-
110 NDA -110-
111 NDA -111-
112 NDA -112-
113 NDA -113-
114 NDA -114-
115 NDA -115-
116 NDA -116-
117 NDA -117-
118 NDA -118-
119 NDA -119-
120 NDA -120-
121 NDA -121-
122 NDA -122-
123 NDA -123-
124 NDA -124-
125 NDA -125-
126 NDA -126-
127 NDA -127-
128 FOR YOUR INFORMATION
129 DILEMA
130 NDA -128-
131 NDA -129-
132 NDA -130-
133 NDA -131-
134 NDA -132-
135 NDA -133-
136 NDA -134-
137 NDA -135-
138 NDA -136-
139 HE'S BACK!!
140 HOLA!!
141 TARA!!
142 My Husband is MINE
143 BERITA DUKA
Episodes

Updated 143 Episodes

1
1. MENIKAH
2
2. RAHASIA BESAR
3
3. SEDIKIT PERHATIAN
4
4. RUMAH SAKIT
5
5. BACK TO SCHOOL
6
6. TAWARAN KE LUAR NEGERI
7
NDA -7-
8
NDA -8-
9
NDA -9-
10
NDA -10-
11
NDA -11-
12
NDA -12-
13
NDA -13
14
NDA -14-
15
NDA -15-
16
NDA -16-
17
NDA -17-
18
NDA -18-
19
NDA -19-
20
NDA -20-
21
NDA -21-
22
NDA -22-
23
NDA -23-
24
NDA -24-
25
NDA -25-
26
NDA -26-
27
NDA -27-
28
NDA -28-
29
NDA -29-
30
NDA -30-
31
NDA -31-
32
NDA -32-
33
NDA -33-
34
NDA -34-
35
NDA -35-
36
NDA -36-
37
NDA -37-
38
NDA -38-
39
NDA -39-
40
NDA -40-
41
NDA -41-
42
NDA -42-
43
NDA -43-
44
NDA -44-
45
NDA -45-
46
NDA -46-
47
NDA -47-
48
NDA -48-
49
NDA -49-
50
NDA -50-
51
NDA -51-
52
NDA -52-
53
NDA -53-
54
NDA -54-
55
NDA -55-
56
NDA -56-
57
NDA -57-
58
NDA -58-
59
NDA -59-
60
NDA -60-
61
NDA -61-
62
NDA -62-
63
NDA -63-
64
NDA -64-
65
NDA -65-
66
NDA -66-
67
NDA -67-
68
NDA -68-
69
NDA -69-
70
NDA -70-
71
NDA -71-
72
NDA -72-
73
NDA -73-
74
NDA -74-
75
NDA -75-
76
NDA -76-
77
NDA -77-
78
NDA -78-
79
NDA -79-
80
NDA -80-
81
NDA -81-
82
NDA -82-
83
NDA -83-
84
NDA -84
85
NDA -85-
86
NDA -86-
87
NDA -87-
88
NDA -88-
89
NDA -89-
90
NDA -90-
91
NDA -91-
92
NDA -92-
93
NDA -93-
94
NDA -94-
95
NDA -95-
96
NDA -96-
97
NDA -97-
98
NDA -98-
99
NDA -99-
100
NDA -100-
101
NDA -101-
102
NDA -102-
103
NDA -103-
104
NDA -104-
105
NDA -105-
106
NDA -106-
107
NDA -107-
108
NDA -108-
109
NDA -109-
110
NDA -110-
111
NDA -111-
112
NDA -112-
113
NDA -113-
114
NDA -114-
115
NDA -115-
116
NDA -116-
117
NDA -117-
118
NDA -118-
119
NDA -119-
120
NDA -120-
121
NDA -121-
122
NDA -122-
123
NDA -123-
124
NDA -124-
125
NDA -125-
126
NDA -126-
127
NDA -127-
128
FOR YOUR INFORMATION
129
DILEMA
130
NDA -128-
131
NDA -129-
132
NDA -130-
133
NDA -131-
134
NDA -132-
135
NDA -133-
136
NDA -134-
137
NDA -135-
138
NDA -136-
139
HE'S BACK!!
140
HOLA!!
141
TARA!!
142
My Husband is MINE
143
BERITA DUKA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!