Bab. 20

Byur...

"Aahhhkkk..." teriak salah satu pembantu rumah tangga keluarga Kevin saat mendapatkan perlakuan buruk dari Rebecca.

"Aku bilang buatkan aku teh hangat! bukan panas bodoh!" umpatnya pada wanita tersebut.

Dia tidak memiliki perasaan sedikitpun pada wanita itu, padahal di sini dia bekerja. Selama dia bekerja, keluarga yang tidak pernah memperlakukannya dengan buruk. Tapi lihatlah dengan apa yang wanita itu lakukan padanya. Dia benar-benar memperlakukannya dengan sangat buruk, bahkan tega menyiram tangannya dengan air teh yang baru saja dibuatnya.

"Maaf mbak, saya-"

"Kau pikir juga hanya karena maafmu saja bisa membuatku tidak kepanasan? aku sudah mengatakan padamu untuk membuatkan aku teh hangat, tapi kau malah membuatkan ku teh panas yang tidak bisa ku minum. Bahkan lidahku seperti terbakar ketika meminum teh itu! Dasar bodoh!" umpatnya lagi sambil mendorong kening wanita itu.

Sumpah demi apapun ini adalah pertama kalinya bagi dan mendapatkan perlakuan buruk dari keluarga ini. Selama Siska bekerja di sini dia tidak pernah mendapatkan perlakuan buruk dari keluarga ibu Rika. Tapi apa ini? wanita ini benar-benar memperlakukannya sangat buruk.

"Ada apa ini?" Sentak Ayah Brata saat mendengar keributan di ruang keluarga.

Begitu juga dengan ibu Rika yang merasa heran. Dia melihat Siska, salah satu pembantu di rumah mereka menangis seperti itu. Apa yang terjadi hingga membuat wanita itu menangis? Apa telah terjadi sesuatu di sini?

"Kenapa Siska? apa yang terjadi?" tanya ibu Rika ketika melihat salah satu pembantunya menangis. Bahkan dia bisa melihat jika saat ini Siska sedang memegangi tangannya.

"Astaghfirullah, kenapa tangan kamu Siska? apa yang terjadi?" tanya ibu Rika panik ketika melihat tangan pembantu itu sudah merah dan melepuh.

Ibu Rika langsung melihat ke arah Rebecca yang tidak peduli sama sekali. "Ada apa ini Rebecca? kenapa tangan Siska bisa seperti ini? Kamu apakah dia nak?" tanya ibu Rika pada menantunya itu.

Dia benar-benar tidak percaya jika Rebecca bisa melakukan hal itu pada pembantu mereka. Padahal selama ini mereka selalu memanusiakan manusia. Walau mereka sebagai pembantu dan pekerja di rumah ini, tapi tidak sepantasnya Rebecca melakukan hal seperti itu pada Siska.

"Kenapa mama marah? dia memang pantat mendapatkan hal itu karena dia telah salah. Dia membuat lidahku melepuh. Aku menyuruhnya untuk membuatkan ku teh hangat, tapi dia malah memberikanku teh panas hingga membuat ku lidahku melepuh." jawabnya tanpa rasa bersalah sedikitpun.

Mendengar jawaban dari Rebecca membuat ayah Brata hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya saja. Seperti inilah tabiat Rebecca yang sesungguhnya dan itu pula yang membuatnya tidak pernah menyukai wanita itu.

"Seharusnya kau tahu jika teh itu masih panas. seharusnya jika kau bisa membedakan mana yang namanya teh hangat dan mana yang namanya teh panas. Lagi pula jika kau meminta teh hangat, Kamu tidak akan pernah bisa disebut dengan baik karena teh itu harus diseduh di atas suhu 60 derajat." ucap ayah Brata yang membuatnya tidak peduli sama sekali. Dia masih berpegang teguh pada prinsipnya dan dia tidak akan mau kalah ataupun meminta maaf pada pelayanan itu.

"Tapi seharusnya dia memastikan lebih dulu apakah teh itu sudah hangat atau belum. Lalu kenapa dia malah membawanya padaku? Seharusnya-"

"Seharusnya apa? seharusnya kau yang keluar dari rumahku! kau pikir siapa dirimu bisa bersikap sesuka hatimu disini! Aku buat melihatmu berada di sini! lebih baik kau pergi dari sini dan kembali kepada keluargamu!" usirnya pada Rebecca.

Ayah Brata benar-benar sudah tidak sanggup lagi berhadapan dengan Rebecca yang begitu arogan. Dia bersikap seolah-olah dia adalah pemilik rumah ini. Dia bahkan tidak pernah bisa menghargai orang lain. Tidak seharusnya dia melakukan hal seperti itu pada Siska. Bagaimana pun saat ini mereka harus bisa mengayomi para pekerja.

"Kenapa papa bicara begitu?" tanya Rebecca kaget ketika mendengar apa yang ayah mertuanya katakan.

"Ya, aku mengatakan hal ini dengan serius. Aku rasaku sudah sangat sehat, bahkan kamu sudah bisa menyiram Siska dan berteriak padanya. Jadi lebih baik kau pergi kembali ke rumah keluarga mu karena aku sudah muak dengan tingkah laku mu di sini! Aku benar-benar muak melihatmu!" ucapnya pada Rebecca yang membuat wanita itu terdiam.

Dia benar-benar merasa marah dengan keluarga Kevin. Lagi pula ke mana pria itu di saat dia sudah sadar seperti ini? bukankah seharusnya Kevin berada di dekatnya? Bukan malah seperti ini.

Karena sudah terlanjur kesal akhirnya Rebecca pergi meninggalkan ruangan tersebut dan kembali ke kamarnya. Dia kembali ke kamar tempat di mana dia tinggal selama ini, karena dia tidak di perbolehkan memasuki kamar Kevin. Tempat di mana Clarissa tinggal kalau datang ke rumah ini.

"Kemana kamu Kevin? Kenapa sulit sekali menghubungi mu?" ucapnya merasa kesal karena dia juga tidak tau nomor telpon Kevin yang baru.

Sungguh, Rebecca benar-benar merendah kesal karena dia tidak bisa menghubungi Kevin dan dia juga tidak tahu di mana keberadaan pria itu saat ini. Dia hanya mengetahui bahwa suaminya itu bekerja tapi entah di mana Dia bekerja. Andai saja dia tahu di mana Kevin bekerja maka dia sudah mendatanginya dan mengadukan semua perbuatan keluarganya.

***

Terpopuler

Comments

Mr Lie 🍇✰͜͡v​᭄

Mr Lie 🍇✰͜͡v​᭄

Kevin n Rebecca 11 12 sama2 arogan, pantas mereka menjadi suami istri.
klu Teh masih panas kan ketauan dr gelasnya, di pegang masih panas plus ada uap panasnya emang si Rebecca nya aja yg arogan 🤧

2024-05-16

0

Yunia Afida

Yunia Afida

tu istri yang kamu cintai ternyata kejam g bisa menghargai seseorang orang dan arogan

2024-05-09

0

Yunia Afida

Yunia Afida

kapok lo

2024-05-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!