Bab. 18

"Ahhhkkk..." Clarissa hampir saja terjatuh jika tidak ada Denis yang menangkap tubuhnya.

"Are you oke?" tanya Denis ketika dia berhasil menangkap tubuh Clarissa yang hampir saja limbung.

Untung dia bisa menangkapnya, jika tidak mungkin saja Clarissa sudah terjatuh di lantai.

"Saya baik-baik saja pak. Hanya saja hellsnya tiba-tiba patah." jawabnya jujur karena memang itu yang terjadi.

"Sini aku bantu," Denis ndak membantu Clarissa untuk berjalan tapi dia langsung menolaknya. Dia tidak ingin menjadi pusat perhatian banyak orang apalagi saat ini dia berstatus sebagai istrinya Kevin.

Clarissa tidak ingin dipandang salah oleh orang-orang yang mengetahui pernikahan dirinya dengan Kevin, walau rasanya juga tidak mungkin ada yang mengetahuinya. Tapi tetap saja dia harus menjaga harga dirinya sebagai seorang istri.

"Tidak perlu pak, saya bisa jalan sendiri. Terima kasih karena telah menolong saya." tolaknya karena dia tidak ingin menjadi pembicaraan orang-orang di kantor ini.

Apalagi Baru beberapa hari dia bekerja di perusahaan milik Denis, jadi sebisa mungkin Clarissa tidak ingin terlibat masalah apapun dengan orang-orang yang lebih dulu bekerja di sini.

"Tapi aku khawatir dengan kakimu. Apa perlu ke rumah sakit? atau kita panggilkan dokter kemari?" tawar Denis karena dia memang sangat mengkhawatirkan keadaan Clarissa.

"Tidak perlu pak, karena tapi saya memang masih baik-baik saja. Saya juga bisa berjalan dengan baik jadi tidak perlu diantar ke dokter ataupun ke rumah sakit." jawab Clarissa.

Dia masih menolak tawaran Denis dan itu cukup membuat Denis tersenyum getir. Sulit sekali untuk bisa dekat dengan Clarissa.

Selama beberapa hari bekerja sama dengan Clarissa, Denis merasa bahwa dia tertarik dengan pribadi wanita itu. Clarissa yang memiliki pembawaan tenang, membuatnya tertarik.

"Baiklah jika memang kamu baik-baik saja." ucap Denis.

Clarissa mengurut kakinya setelah Denis pergi meninggalkannya sendirian. Dia memilih kakinya dan ternyata mulai membengkak. Kakinya terkilir, tapi dia berusaha untuk tetap bisa berjalan agar tidak di bantu oleh Denis.

Perlahan-lahan dia berjalan menuju ruangan kerjanya sambil menahan rasa sakit di pergelangan kakinya.

Lagi pula kenapa tiba-tiba sepatunya patah? Tidak biasanya seperti ini. Entah mengapa Clarissa merasa perasaan tidak enak. Seperti ada sesuatu yang terjadi tapi entah apa.

Dia hanya bisa berharap bahwa semuanya baik-baik saja dan tidak terjadi sesuatu di luar sana. Apalagi Kevin sedang bekerja di luar, dan dia nggak bisa berdoa untuk kesehatan dan keselamatan suaminya itu. Bagaimana pun Dia hanya bisa mendoakan suaminya agar tetap baik-baik saja di luar sana.

"Semoga tidak terjadi apa-apa di luar sana." ucapnya sambil doa karena tiba-tiba saja pelarisan memikirkan tentang keberadaan suaminya.

Sedangkan Denis hanya bisa melihat Clarissa dari CCTV yang ada. Dia tahu bahwa wanita itu pasti sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja saat ini. Itu terbukti dengan cara jalan Clarissa yang tertatih.

"Apa kamu memiliki pria lain hingga tidak ingin bersentuhan dengan ku?" tanya Denis ya terus memantau Clarissa dari CCTV, hingga wanita itu masuk ke dalam ruangan kerjanya.

"Masuk!" Kata Denis ketika mendengar ada yang mengetuk pintu ruangan kerjanya.

Office boy tersebut masuk ke dalam ruangan kerja Denis sambil membawa paper bag yang berisikan flatshoes untuk Clarissa.

"Letakkan saja di sana."

"Baik, pak. Saya permisi." pamitnya pergi meninggalkan ruangan Denis.

Setelah mendapatkan sepatu tersebut, Denis pergi ke ruangan kerja Clarissa dan membawa sepatu tersebut untuknya.

"Astaga, kaki mu bengkak Ca," panik Denis melihat kaki Clarissa yang bengkak seperti itu.

"Pak, saya baik-baik saja." ucapnya yang masih tidak enak karena Denis sampai memegang kakinya untuk memastikan keadaannya.

"Apanya yang baik-baik saja? Kita ke rumah sakit sekarang! Ini bahaya Clarissa, jika di biarkan akan berbahaya nanti!"

"Tidak perlu pak, saya-"

"Stop! Ini perintah dari saya Clarissa." Denis menggendong tubuh Clarissa.

Mereka berdua keluar dari ruangan Clarissa, dan Denis menggendongnya.

Sedangkan Clarissa hanya bisa diam sambil menyembunyikan wajahnya karena dia tidak berani melihat rekan-rekan kerjanya saat ini. Sudah pasti dia menjadi pusat perhatian banyak orang, karena sejak dia masuk di perusahaan ini dan menjadi sekretaris pribadi Denis saja sudah menjadi buah bibir. Lali bagaimana dengan ini? Sudah jelas bahwa dia akan menjadi bahan gosip anak-anak kantor nantinya.

"Pak, saya malu,"

"Kenapa? Apa saya jelek hingga kamu malu saat saya menggendong mu seperti ini?" tanya Denis.

"Bukan seperti itu Pak, hanya saja bagaimana dengan teman-teman di kantor? mereka pasti sedang membicarakan kita saat ini dan bagaimana jika kekasih, atau istri bapak mengetahuinya? Saya tidak ingin dituduh sebagai pelakor atau apapun itu. Jadi tolong pak, jangan seperti ini." ucap Clarissa yang membuat Denis tersenyum.

"Kenapa tersenyum pak? saya bicara serius."

"Kamu pikir saya bercanda? Apa kamu percaya jika saya bilang saya ini jomblo alias single?" tanya Denis dan Clarissa langsung menggelengkan kepalanya.

"Sayangnya itu yang terjadi. Saya ini Single, alias jomblo. Saya tidak memiliki pacar, kekasih, atau pun istri seperti yang kamu katakan. Jadi alasan kamu itu di tolak! Lagi pula soal anak-anak kantor, biar saya yang mengurusnya nanti!"

***

Terpopuler

Comments

Mr Lie 🍇✰͜͡v​᭄

Mr Lie 🍇✰͜͡v​᭄

hrsnya Clarisa lsg blg klu dia sudah punya suami tdk baik klu Dennis memperlakukannya dg "manis"

2024-05-16

0

Kotin Rahman

Kotin Rahman

punya bos tmpan baik prhatian single pula....jodohin aja clarissa Thoorr biar kalvine nyeseell 🤔🤔🤔🤔

2024-05-07

0

Fajarina

Fajarina

pepet ajak trs Denis... toh suaminya g mau punya istri clarissa 😅

2024-05-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!