"Mau kemana mas?" tanya Clarissa ketika melihat suaminya yang ingin pergi keluar.
"Bukan urusanmu! kau senang bukan?!" hardiknya pada Clarissa karena pertanyaan wanita itu padanya.
"Apa maksud kamu mas? aku tidak mengerti apa yang kamu maksud."
"Jangan berpura-pura bodoh lagi! aku tahu wanita-wanita sepertimu itu selalu menyukai uang bukan? kau melakukan semua ini karena uang!" tubuhnya pada Clarissa karena dia merasa bahwa karena wanita itulah dia sampai dideportasi oleh ayahnya.
"Aku tidak pernah berpura-pura dan aku tidak pernah berpikir harus seperti itu! makan jauh sebelum menikah denganmu pun aku sudah terbiasa bekerja sendirian. Aku tak pernah meminta pada orang tuaku atas kebutuhanku sendiri dan aku tidak seperti apa yang kamu bicarakan!" balas Clarissa karena dia memang tidak suka dituduh seperti itu oleh suaminya.
Apalagi memang dia tidak pernah melakukan hal seperti itu. Jadi dia tidak terima dikatakan seperti itu oleh suaminya. Terlebih lagi Kevin yang terus manuduh mengatakan hal yang tidak tidak tentang dirinya.
"Jangan berbohong lagi karena aku sudah tahu siapa dirimu yang sebenarnya. Kamu sengaja kan mengatakan pada ibu bahwa aku tidak memberikan uang untuk mu meninggalkanmu sendirian di apartemen?"
"Kenyataannya emang begitu kan? aku tidak mempermasalahkan tentang kamu meninggalkanku, tapi kamu meninggalkanku di sana tanpa uang sebesar pun dan tidak ada satupun bahan makanan yang bisa aku makan. Tapi tidak masalah karena aku sudah terbiasa dengan semua ini dan aku memiliki uangku sendiri. Jangan pernah melarangku untuk bekerja karena kamu juga sudah mengatakan bahwa kamu tidak peduli dengan apa yang kulakukan di luar sana. Aku juga akan menuruti keinginan kamu untuk tidak mencampuri urusanmu. Bukan begitu?" jawab Clarissa yang membuat Kevin kembali kesal padanya.
Clarissa kembali fokus pada kegiatan malamnya sebelum tidur. Dia membersihkan wajahnya dan melakukan perawatan malam.
"Auuhhhh..." Rintihnya kesakitan saat tangannya di cengkram Kevin lagi.
"Mas! sakit!" keluh Clarissa karena dia memang merasakan sakit di pergelangan tangannya.
"Sakit! kenapa? Aku masa tidak melakukan apapun tanpa kamu mengatakan sakit. Kenapa? apa kamu sudah mulai terbiasa dengan disentuh oleh Denis, Iya?"
"Kenapa selalu membawa pak Denis dalam pembicaraan ini. Kamu harus tahu bahwa dia tidak bersalah sama sekali dan dia tidak pernah melakukan apapun. Kamu mengatakan hal seperti itu seolah-olah aku bersalah di sini. Jika ada orang yang harus disalahkan maka semua itu adalah kamu. Kamu yang harus disalahkan di sini karena kamu yang memulai hubungan yang tidak masuk akal ini mas. Percuma jika aku mempertanyakan padamu kenapa harus aku menjadi istrimu. Tapi tolong, jangan pernah menuduhku melakukan hal yang tidak tidak dikeluarkan akan aku tidak pernah melakukan hal seperti itu. Kamu berpikir bahwa aku bisa dengan mudah disentuh oleh siapapun, termasuk pak Denis seperti apa yang kamu katakan. Lalu bagaimana dengan kamu? apa kamu yakin bahwa tidak ada wanita lain yang menyentuhmu selain aku? Tidak, aku nggak pernah menyentuhmu sama sekali. Aku makan berharap bahwa aku tidak akan pernah menyentuhmu!" balas Clarissa.
Dia benar-benar mengatakan hal seperti itu pada Kevin karena dia ingin pria itu tahu, bahwa dia tidak pernah melakukan hal itu.
"Kau-" Kevin sudah mengangkat tangannya untuk menampar wajah Clarissa.
Tapi tidak jadi karena dia masih mengingat gimana mereka berada saat ini. Jika sampai dia menamparnya maka ayah dan ibunya akan tau dan dia akan mendapatkan banyak pertanyaan dari mereka semua.
Sedangkan Clarissa sendiri sudah memejamkan matanya siap menerima tamparan keras dari Kevin.
"Ahhhkkk!" teriak Kevin melampiaskan amarnya. Dia tidak bisa melakukan hal itu karena masih memikirkan apa yang akan terjadi.
Lebih baik dia memilih pergi dari Clarissa dan menemui Rebecca.
Brak!
Kevin membanting pintu kamarnya dan pergi menuju kamar Rebecca. Hanya tempat itu saja yang bisa membuatnya tenang hingga saat ini.
"I Miss you Becca," ucapnya dengan suara parau.
Jujur, dia sangat merindukan wanita itu. Tapi hingga saat ini Rebecca belum juga sadar dari tidur panjangnya. Sungguh, dia tidak tau harus melakukan apa lagi saat ini karena semuanya sudah benar-benar buyar. Pikirannya kesana kemari dan dia harus menerima tantangan itu dari ayahnya agar dia bisa bersama dengan Rebecca.
"Maafkan aku sayang, maafkan aku karena aku tidak bisa menemani mu untuk saat ini. Tapi aku berjanji bahwa setelah ini kita akan terus bersama. Kita akan bersama dan aku tidak akan pernah meninggalkan mu lagi. Aku mohon buka mata mu sayang. Setelah ini kita akan bersama-sama lagi. Kita akan bersatu lagi sayang, aku Jani Rebecca." ucapnya pada Rebecca karena dia memang sangat mencintainya.
Kevin memang sangat mencintai Rebecca dan dia akan melakukan apa pun untuk wanita itu.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Fajarina
dasar pengecut... suka maen tangan sm perempuan dah lah lwan trs Clarissa tunjukim kalo u bkn wanita lemah
2024-05-05
0
Dia Amalia
makan lh cinta mu itu tu rebec² itu..
semangat Icha jgn menyerah karena suamimu yg tak berakhlak 💪💪💪
2024-05-03
0
gerakan tambahan🤸🍋🌶️🥒🥕
bodohnya, Rebecca saja dijelaskan karakternya bagaimana pasti Rebecca itu hanya mau uang. sdh ajakin dya yg buruk mata duit lagi masa gak tau mana wanita mata duit dan tdk...gak nyambung banget si sifat Kevin ini
Thor kalau Kevin sadar, jangan katakan Kevin selama ini mencintai Rebecca..itu bukan cinta bahkan jika itu dianggap cinta buta. GAK! itu bukan definisi cinta buta.
belajar lagi Thor .
Kevin itu hanya obsesi dan kagum atas hal yg baru dya lakukan..dya mengenal hal luar karena Rebecca, dya bebas melakukan yg selama ini dya tdk lakukan itu hanya karena Rebecca. Kevin bisa menjadi tdk takut diluar sana karena Rebecca setelah trauma bullyngya yg mungkin membuatnya takut dan mungkin Rebecca lah wanita pertamanya membuatnya bangkit. itu gw simpulin dari cerita kisah Kevin dengan Rebecca.
2024-05-03
2