Bab. 04

Keluarga Kevin sudah sampai di rumah keluarga Clarissa, di mana keluarga inti saja yang datang dan mereka membawa seserahan untuk acara pernikahan hari ini. Jantungnya berdebar kencang, karena Clarissa sudah dijemput di dalam kamarnya karena memang mempelai pria sudah datang.

Untuk kali ini saja dia berharap bahwa ini benar-benar mimpi. Bagaimana pun Clarissa masih berharap bahwa ini tidak terjadi padanya. Dia belum ingin menikah dan dia memiliki calon suami pilihannya sendiri. Bukan malah dijodohkan seperti ini karena dia benar-benar tidak tahu seperti apa calon suaminya.

Hanya saja untuk kali ini dia tidak bisa melakukannya karena semua itu sudah diatur oleh ayahnya sendiri. Ternyata ketika dia turun dari kamarnya dia sudah sah menjadi istri pria tersebut adalah sehingga saat ini belum diketahuinya.

Deg!

Jantungnya berdebar kencang ketika melihat pria itu. Dia tidak menyangka jika pria yang dinikahinya adalah pria dewasa. Clarissa benar-benar tidak percaya dengan semua ini. Bagaimana bisa dia dinikahi oleh pria dewasa seperti itu bahkan dia baru kali ini melihat wajahnya. Sungguh, dari tatapannya saja sudah membuatnya takut. Tatapannya benar-benar sangat tajam menusuk hingga ke dalam jantungnya.

Clarissa terpaksa duduk di samping pria itu karena mereka sudah siap menjadi sepasang suami istri. Tapi ada yang aneh di sini, kenapa pria itu tidak terlihat bahagia sama sekali. Apa dia juga dijodohkan dan melakukan pernikahan terpaksa ini? Tidak, dia tidak boleh memikirkan hal itu. Clarissa tidak ingin berpikiran buruk dengan mereka semua.

Dia mengambil tangan pria itu dan menciumnya setelah mereka sah menjadi sepasang suami istri.

"Astaga, cantiknya menantuku..." ucap ibunya Kevin ketika melihat Clarissa yang baru saja turun dan duduk di samping putranya saat ini.

Dia merasa bahwa wanita yang dinikahi Kevin tidak salah. Selain cantik, ibunya Kevin juga yakin bahwa perempuan yang dinikahi putranya saat ini adalah putra baik-baik. Bahkan itu sudah terlihat hanya dari tatapannya saja.

"Kali ini putraku tidak salah pilih dan memang istrinya itu cantik. Bukan begitu Bu?" sahut ayahnya menimpali apa yang istrinya katakan.

Kevin hanya diam sambil melirik kedua orang tuanya ya terus saja memuji dan membicarakan tentang menantu baru mereka. Sedangkan selama ini mereka tidak pernah mengatakan hal baik tentang Rebecca. Mau secantik apapun wanita yang baru dinikahinya ini hati dan perasaannya tetap ada pada Rebecca. Wanita yang telah lebih dulu menjadi istrinya.

"Terima kasih," ucap Clarissa saat mereka mengatakan bahwa dirinya itu cantik.

Dia menjadi malu mendapatkan pujian seperti itu. Sedangkan pria yang telah menjadi suaminya itu hanya diam saja sambil sesekali menghadap ke arahnya. Tatapannya benar-benar sangat tajam dan dia tidak terbiasa dengan itu karena memang selama ini Clarissa memang tidak pernah berhubungan dengan seorang pria.

"Kevin, bawa istrimu ke kamar. Kalian harus bicara dan mulai saling mengenal. Sebentar lagi kita akan pulang," ucap ayahnya yang membuat Kevin langsung pergi meninggalkan wanita itu sendirian.

Dia berjalan lebih dulu, tapi dia sadar bahwa ini bukan rumahnya dan dia tidak tahu di mana letak kamar wanita itu. Wanita yang baru saja dinikahinya.

"Bawa dan tunggu istrimu Kevin! ini bukan rumahmu jadi kau tidak tahu di mana letak kamar istrimu!" ujar ayahnya yang membuat Kevin merasa kesal.

Jika bukan karena Rebecca dia tidak akan mau melakukan semua ini. Kevin benar-benar hanya mencintai Rebecca saja dan dia tidak bisa mencintai wanita manapun lagi di dunia ini. Sayangnya takdir berkata lain padanya dan dia harus menikahi wanita yang bernama Clarissa itu atas pilihannya sendiri.

"Pergi bersama suamimu nak, bawa dan tunjukkan dia di mana kamarmu." ucap ibunya Kevin dengan penuh kelembutan.

Dia merasa bahwa wanita yang dinikahi Kevin kali ini benar-benar wanita baik-baik. Dia dan suaminya merasa setuju dan bahagia atas pernikahan ini. Bolehkah mereka berharap bahwa pernikahan ini akan berlangsung lama? mereka sangat menyukai Clarissa, karena dari apa yang dilihat wanita itu benar-benar sangat baik. Mereka yakin itu.

"Iya, tante-"

"Panggil ibu seperti Kevin. Mulai sekarang kamu juga menjadi anak saya, itu artinya kamu juga harus memanggil kami ibu dan ayah seperti apa yang suami kamu lakukan. Mengerti sayang?" tanya ibunya Kevin.

Clarissa hanya bisa menganggukkan kepalanya saja dan yang menuruti apa yang wanita itu inginkan.

"Iya, ibu." jawab Clarissa pada akhirnya.

Dia membawa pria bernama Kevin itu masuk ke dalam kamarnya. Saat sampai di dalam kamarnya, Kevin langsung membuka jasnya dan melemparkan yang begitu saja. Dia benar-benar merasa gerah di sini dan dia langsung merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur wanita itu.

Clarissa hanya bisa dia menatap apa yang pria itu lakukan dan dia tidak berani bicara dengannya. Dia juga tidak tahu apa yang harus mereka bicarakan saat ini. Tapi, saat dia berusaha untuk membuka sepatu yang pria itu pakai, Kevin langsung bangkit dari posisinya dan menatap tajam pada Clarissa.

"Apa yang ingin kau lakukan?" hardik Kevin saat Clarissa memegang sepatunya.

"Aku hanya ingin membantu membuka sepatunya saja. Tapi-"

"Jangan pernah berpikir bahwa aku setuju dengan pernikahan ini! aku menikahimu hanya karena kedua orang tuaku saja. Jika bukan karena mereka aku tidak akan pernah menikahi wanita sepertimu!" ucapnya dengan kasar hingga membuatku Clarissa terdiam.

Kaget? jelas dia kaget karena ini adalah pertama kali baginya mendapatkan perlakuan kasar dari seseorang dan itu adalah Kevin.

***

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***