Adelia mengemasi materi kuliahnya, wanita itu menumpuk buku dan membawanya. Dia keluar dari ruang kelas. Tepat di depan matanya, wanita itu harus menyaksikan kemesraan Arkan dengan gadis bernama Shanaz tersebut. Sang gadis bergelayut manja di lengan Arkan.
"Apa-apaan pria itu, terang-terangan bermesraan di depaku," maki Adelia dalam hatinya.
Arkan menatap Adelia yang kebetulan menatap Arkan dengan pandangan kesal dan marah. Arkan mencoba melepaskan diri dari cengkraman Shanaz. Adelia melewati mereka.
"Miss Adelia, ada yang ingin saya tanyakan, tentang tugas yang Anda berikan minggu lalu." Arkan menyusul Adelia mensejajarkan langkah agar dekat dengan Adelia.
Wanita itu menoleh kepada Arkan dengan wajah bingung. Seingat dia, ia tidak ada memberikan tugas minggu lalu, maupun kemarin. Arkan memberi isyarat agar Adelia mengikuti permainannya. Arkan memang sengaja, agar terlepas dari Shanaz.
"Itu tugas tentang design bangunan untuk hotel." Arkan terus mengikuti Adelia yang berjalan menuju ruang dosen.
"Arkan tunggu!" Shanaz yang tadi bergeming karena Arkan sepertinya membahas tugas dengan dosen, gadis itu akhirnya menyusul Arkan. Dia kembali menggandeng Arkan dengan tidak tahu malu.
Adelia melirik ke tangan gadis itu yang bergelayut manja. Ia berpikir, anak-anak zaman sekarang benar-benar tidak memiliki kesopanan. Di depan dosen pun masih bermesraan. Arkan yang tahu arah tatapan mata Adelia pada tangan Shanaz yang bergelayut di lengannya, mencoba melepaskannya.
"Saya masih ada urusan, sebaiknya nanti saja membahas tugas itu." Adelia meninggalkan Arkan dan Shanaz. Wanita itu berjalan dengan cepat.
Arkan menghentikan langkahnya.
"Kau ini tidak punya attitude, ya?" sarkas Arkan.yang kesal dengan Shanaz.
"Memangnya apa yang telah aku.lakukan?" tanya Shanaz dengan santai.
"Pulang sana," usir Arkan, dia berjalan ke arah yang berbeda dengan Adelia. Pria itu meninggalkan Shanaz dengan tergesa-gesa. Namun, Shanaz memiliki keteguhan hati yang tidak gampang menyerah. Gadis itu berlari kecil mengejar Arkan.
"Come on, Arkan. Setidaknya bawa aku berkeliling kampus agar tidak tersesat." Shanaz telah berada di depan Arkan, gadis itu berjalan mundur.
"Kau bisa mendapatkan peta kampus di ruang administrasi." Arkan menyingkirkan tubuh Shanaz yang menghalangi jalannya.
"Itu akan berbeda dan lagian lebih mudah kau yang menunjukannya." Shanaz berjalan di samping Arkan. Gadis itu tidak lagi bergelayut di lengan Arkan. Tadi dia sengaja, ingin melihat reaksi Adelia. Shanaz sangat penasaran dan gadis itu yakin, Arkan dan Adelia memiliki hubungan.
"Pergilah, aku masih ada kuliah lain," usir Arkan, pria itu meninggalkan Shanaz dan menuju kelas selanjutnya. Sebenarnya kelas selanjutnya, Arkan masih memiliki waktu 20 menit lagi. Namun, dia tidak ingin Shanaz bergelayut manja padanya.
"Kalai begitu aku akan menunggu di taman!" teriak Shanaz. Dia pun berjalan menuju taman.
Arkan selesai mengikuti kuliah, dia keluar dan mengintip takut Shanaz telah menunggunya. Pria itu baru ingat bahwa Shanaz menunggu di taman. Arkan berpikir bagaimana cara menghindari Shanaz. Dia keluar menuju parkiran dengan mengendap-endap, pria itu mengintip ke taman. Adelia yang juga keluar dari kelas lain melihat tingkah mencurigakan Arkan.
Adelia berdiri di belakang Arkan dan berkata,
"Apa yang kau lakukan?"
Arkan terkejut, pria itu refleks melihat ke belakang.
"Bukan apa-apa," elak Arkan.
Adelia melihat arah pandang Arkan tadi, Shanaz tengah duduk di bangku taman.
"Siapa gadis itu, apa hubunganmu dengannya? Ingat jika aku menemukan kau berselingkuh, kita bercerai," ancam Adelia.
"Aku tidak bisa menjelaskannya sekarang, aku ada urusan." Arkan berjalan cepat meninggalkan Adelia. Pria itu mulai berpikir bagaimana cara menyingkirkan Shanaz. Mungkin dia harus membujuk Shanaz.
Shanaz melihat Arkan yang sedang menuju ke arahnya. Gadis itu tersenyum menyambut kedatangan pria idamannya. Arkan duduk di samping Shanaz.
"Apa kau tidak bosan menunggu di sini?" tanya Arkan, kaki pria itu berselonjor dan kedua tangannya menopang di kursi, posisi Arkan benar-benar santai.
"Tentu saja tidak, ini adalah sesuatu yang menyenangkan." Shanaz masih tersenyum dan menoleh ke arah Arkan.
Arkan tidak menyadari bahwa, Adelia yang penasaran menguntitnya. Wanita itu bersembunyi di balik pohon yang tidak jauh dari bangku. Hanya saja Adelia tidak dapat mendengar apa yang dua orang itu bicarakan. Adelia mengeluarkan ponselnya dan mengambil beberapa gambar, sebagai bukti. Dia kesal karena sebelumnya tidak mengabadikan saat Shanaz mencium pipi Arkan. Bisa dibilang bukti itu belum cukup kuat juga, untuk mengancam Arkan agar mau bercerai dengannya.
Adelia melihat Shanaz menggenggam tangan Arkan. Wanita itu yang tengah menegang ponselnya, terkesiap, dia lupa untuk memfotonya. Perasaan Adelia justru cemburu, meskipun terlihat jelas Arkan menarik tangannya dari genggaman Shanaz.
"Adelia! Apa yang kau lakukan di situ?" Suara Renata, membuyarkan Adelia yang tengah mengintip Arkan.
Arkan dan Shanaz melihat ke arah Adelia, Shanaz tersenyum menyindir.
"Oh, tidak apa-apa, aku hanya sedang mencari sesuatu." Adelia keluar dan menuju Renata.
"Apakah sudah ketemu?" selidik Renata. Wanita itu melihat ada Arkan dan Shanaz di kursi taman. Hal itu semakin menguat kecurigaan Renata, ia yakin pasti Adelia memiliki hubungan khusus dengan mahasiswanya itu.
"Sudah aku sudah menemukannya." Adelia yang malu, melangkah cepat meninggalkan orang-orang itu.
Adelia merapikan mejanya, dia merasa sangat konyol karena terpergok menguntit Arkan dan apa tadi kenapa dia harus merasa cemburu. Bukankah itu hal baik, jika Arkan memiliki kekasih. Namun, hati terdalam Adelia merasa tidak rela.
Adelia berjalan menuju parkir, dia kembali melihat Arkan dan Shanaz.
"Jangan lupa nanti malam ke apartmentku," ujar Shanaz, dia kemudian berjalan menuju mobilnya dan meninggalkan Arkan.
🍒🍒🍒
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments