"Apa kau memiliki kekasih?" tuduh Renata, teman seprofesinya, yang baru saja datang.
Adelia melirik ke arah Renata yang membuka kursi, di depannya. Meja mereka dibatasi dengan partisi sekat layaknya ruangan kantor lain.
"Maksudmu?" Adelia mengeryitkan dahi dan menyipitkan mata karena bingung dengan pertanyaan Renata yang tiba-tiba. Wanita itu tahu bahwa Renata selalu iri dengan Adelia. Dia mencoba menjatuhkan Adelia di setiap kesempatan.
"Tidak usah berpura-pura, aku melihatmu berboncengan di motor dengan seorang pria. Seperti anak muda saja," ejek Renata, dia tersenyum meremehkan Adelia.
Adelia terkejut dengan pernyataan Renata. Jantungnya berdebar dengan kencang. Dari sekian banyak rekannya, kenapa harus Renata yang melihat dia dibonceng oleh Arkan. Wanita itu mencoba bersikap tenang.
"Aku rasa kau salah lihat," elak Adelia, dia pura-pura kembali sibuk dengan memeriksa tugas mahasiswanya.
"Aku sangat yakin itu kau, kau memeluk pria itu sangat erat, pasti dia kekasihmu? Kerja dimana dia?" Renata sangat penasaran, wanita itu berharap kekasih Adelia bukanlah pria dengan pekerjaan bagus.
"Aku yakin kau salah orang." Adelia masih berusahan menghindar.
"Tidak, karena saat itu motor yang dibawa kekasihmu berhenti di lampu lalu lintas, jadi aku sangat yakin bahwa itu kau." Renata tidak mau kalah. Dia hanya tidak sempat melihat jenis motor dan nomor polisi motor tersebut.
Adelia kembali merutuki kebodohannya, seharusnya saat di lampu lalu lintas itu, dia tidak usah memedulikan Arkan yang terus menyuruhnya untuk memeluk.
"Maaf, kelasku segera mulai, aku pergi dulu." Adelia meninggalkan kantor dosen. Begitu di luar pintu, wanita itu menatap ke dalam kembali sambil menggerutu.
"Kenapa wanita itu selalu mencari gara-gara. Padahal karena kau mengejekku, membuat aku menikahi orang asing."
"Apa kau baik-baik saja? Orang asing?"
Ucapan seorang pria membuat Adelia terkejut. Dia menoleh ke arah suara. Ya ampun, kenapa suami mudanya ini berada di sini? Bisa ketahuan oleh Renata nantinya.
"Bukan apa-apa, kenapa kau ke sini?" ketus Adelia.
"Tentu saja membantu istriku untuk membawakan materi kuliahnya," bisik Arkan. Pria itu kemudian mengambil buku-buku yang berada di tangan Adelia.
Adelia gugup, dia melihat kembali ke dalam ruangan dosen dan tepat saat itu Renata memperhatikannya dengan tatapan curiga. Adelia dengan cepat berjalan, agar tidak menarik perhatian yang lain.
Renata mengikuti Adelia, dia penasaran dengan siapa kekasih Adelia. Dia terus mengikuti Adelia. Arkan melihat Adelia sedikit gelisah dan selalu melirik ke belakang.
"Siapa wanita tua yang seperti memata-matai kita itu?" tanya Arkan, dia tahu bahwa ada orang yang mengikuti mereka dengan sangat kentara.
"Wanita itu bahkan lebih muda dariku." Adelia tidak suka Arkan bersikap kurang ajar, meskipun Adelia tidak menyukai Renata.
"Benarkah? Tapi kau kelihatan lebih muda dan hot," bisik Arkan, membuat wajah Adelia memerah seperti kepiting yang sedang di rebus. Adelia mendorong Arkan agar menjauh jalan darinya.
"Bicaralah yang sopan, di sini, aku adalah dosenmu," tegas Adelia.
"Baiklah, My Lecturer." Arkan mengedipkan matanya.
Renata masih mengikuti Adelia dan pria itu sampai ke kelas Adelia. Renata kecewa karena pria itu ternyata hanya mahasiswa yang dia pikir membantu Adelia agar nilainya bagus. Wanita itu melirik jam tangannya, jadwal mengajarnya pun telah dimulai, dia menuju kelasnya. Nanti dia akan mencoba mencaritahu lagi.
🍒🍒🍒
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments