"Arkan!"
Adelia refleks mendorong tubuh Arkan agar menjauhinya, wanita itu ketakutan. Siapa yang memanggil Arkan. Jangan sampai orang yang melihat mereka salah satu mahasiswanya.
Arkan kesal dengan gangguan suara tersebut, pria itu membalikan tubuhnya melihat siapa yang memanggil.
"Sha--naz?" gugup Arkan, saat melihat siapa wanita yang memanggilnya."Kenapa dia berada di sini?" pikir Arkan.
"Apa yang kau lakukan dengan wanita itu?" Gadis bernama Shanaz itu mencoba mengintip wanita di depan Arkan. Namun, Arkan seperti ingin menyembunyikannya. Pria itu menggeser posisi agar bisa menutupi tubuh Adelia.
"Oh, itu dia adalah Dosenku," jawab Arkan sambil menetralkan jantungnya.
"Lalu--apa yang kau lakukan dengannya di tempat sepi ini?" tanya Shanaz dengan curiga.
"Aku hanya ingin memberikan obatnya. Obat itu tadi terjatuh, jadi aku harus mengembalikannya. Bukan begitu, Miss Adelia?" Arkan memberi kode kepada Adelia.
"Ah, benar," jawab Adelia.
"Kenapa aku harus membantu pria ini berbohong?" bathin Adelia.
"Tapi kenapa kalian terlihat mencurigakan?" Shanaz menatap Arkan kemudian Adelia, karena posisi mereka sangat tidak biasa.
"A--apa maksudmu?" gugup Adelia dan Arkan.
Jawaban serentak mereka semakin membuat Shanaz mencurigai mereka. Dia meneliti satu persatu wajah Arkan dan Adelia, memperhatikan gerak-gerik keduanya, mencaritahu kebohongan dari mereka. Arkan mencoba bersikap tenang, begitu pun dengan Adelia.
"Kalian yakin? Tidak terjadi sesuatu?" tanya Shanaz kembali. Mata gadis itu tidak lepas memandang keduanya dengan teliti. Arkan dan Adelia seperti berada dalam ruang interogasi polisi.
"Memang apa yang kau harapkan?" Arkan mulai kesal dengan sikap Shanaz yang mencurigainya.
"Mungkin kalian akan berciuman?" Sindiran dari Shanaz, tepat mengenai Arkan dan Adelia. Arkan tersedak setelah mendengar tuduhan dari Shanaz.
Sementara, Adelia tidak tahan, siapa sebenarnya wanita ini dan ada hubungan apa dengan Arkan. Kenapa dia mencurigai mereka dan apa haknya?
"Memangnya kau siapa? Aku belum pernah melihatmu selama bertahun-tahun mengajar di sini?" akhirnya Adelia mengatakan apa yang membuat dia penasaran.
Shanaz maju mendekat ke arah Adelia, membuat wanita itu bergeser satu langkah ke belakang.
"Aku adalah--.
"Ayo pergi dari sini," potong Arkan, sebelum Shanaz melanjutkan ucapannya. Arkan langsung menarik tangan Shanaz dan.membawanya pergi dari sana.
Adelia.memperhatikan interaksi keduanya yang mulai menjauh darinya. Adelia merasa curiga. Siapa gadis bernama Shanaz itu, dilihat dari caranya, gadis itu seolah-olah memiliki hak terhadap Arkan. Cukup lama Adelia melamun tentang hubungan apa yang dimiliki oleh Arkan dan gadis cantik itu.
Adelia menyadarkan diri dan mengatakan dalam hatinya,
"Apa peduliku? Bukankah aku harus menyingkirkannya? Siapa tahu kehadiran gadis itu bisa menjadi jalan bagiku untuk bercerai dari pria itu."
Meskipun.mengatakannya, Adelia merasakan.keraguan. Entah mengapa pria muda itu cukup baik baginya, tidak dapat dibohongi bahwa Arkan adalah pria yang penuh perhatian.
Adelia melangkahkan kakinya menuju kelas. Dia memasuki kelas dan.mulai mengajar, sesekali wanita itu menyapukan pandangan mencari keberadaan Arkan. Namun, pria itu tidak ada.
"Kemana dia? Bagaimana mungkin dia melewatkan kuliahnya? Tidak seperti biasanya?" batin Adelia.
Sampai wanita itu mengakhiri materi kuliah dan menutupnya. Puncak hidung pria itu masih saja belum tampak. Adelia sedikit tidak tenang, dia menuju ke ruang Dosen, saat melewati lorong, wanita itu melihat Arkan masih bersama gadis itu.
Sang gadis terlihat duduk di kursi dan berdiri kemudian mencium Arkan.
***
🍒🍒🍒
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Lady_MerMaD
udah jam 9 dan buat jam 3 siang
2024-04-30
0
Sherin Loren
ga up nih thor?
2024-04-30
1