Shanaz heran tumben, Arkan mau melayaninya, biasanya pria itu hanya akan mengabaikannya. Arkan membawa gadis itu ke tempat yang sedikit sepi di antara lorong menuju ruang Dosen. Kebetulan di sana terdapat bangku besi yang menghadap taman. Arkan tidak habis pikir, bagaimana Shanaz bisa berada di sini.
Arkan melepaskan tangan Shanaz dan mendorong tubuh gadis itu duduk di kursi besi dengan sedikit kasar.
"Katakan kenapa kau ada di sini?" tanya Arkan, dia tahu Shanaz bukan mahasiswa kampusnya. Shanaz kuliah di luar kota. Lalu, apa.yang dilakukannya di sini. Apa gadis ini ingin memata-matainya dan melaporkannya kepada kakek?
"Aku akan pindah kuliah," jawab Shanaz enteng. Gadis itu memang ingin mengurus kepindahannya dan menuju ruang Dosen untuk menyelesaikan administrasi kepindahannya. Langkah gadis itu terhenti tak kala ia melihat Arkan bersama seorang wanita. Shanaz sangat penasaran dan menghampirinya. Wanita itu tidak menyangka bertemu dengan Arkan.
"Apa? Kenapa?" Arkan tidak dapat menyembunyikan keterkejutannya. Shanaz tidak boleh kuliah di sini, semua akan menjadi kacau.
"Tentu saja, agar dekat denganmu, kata kakek, aku harus memantaumu dan selalu berada di dekatmu," terang Shanaz, gadis itu duduk dengan kaki berselonjor. Dia menatap hamparan bunga mawar pink dan kuning yang berada di depannya.
Gadis itu mengenakan dress selutut dengan lengan pendek, bermotif floral. Gadis itu berusia sekitar 20 tahun. Bermata abu-abu gelap dengan rambut di cat berwarna coklat, warna rambut asli Shanaz adalaha blonde. Siapapun yang melihat pasti akan menyukai Shanaz, dia gadis yang sangat cantik.
"Tidak! Kau tidak boleh kuliah di sini, tempat ini sangat tidak cocok buatmu." Arkan mencoba mempengaruhi Shanaz. Jangan sampai kakek mengetahui hubungannya dengan Adelia. Dia harus membujuk wanita itu sebelum memperkenalkan Adelia kepada kakeknya. Arkan tahu Adelia belum sepenuhnya menerima kehadirannya dan dia masih mencoba menarik perhatian Adelia, membuat wanita itu jatuh cinta padanya.
"Tidak cocok? Bagian apanya? Aku lihat kampus ini sangat bagus," sahut Shanaz, gadis itu mengedarkan pandangan ke sekeliling kampus. Bangunan kampus terlihat mewah dan tempat ini adalah salah satu kampus favorit di Manhattan. Shanaz tahu dan telah mencaritahu tentang kampus ini. Semua pasti hanya akal-akalan Arkan, agar dia tidak kuliah di sini.
"Di sini mahasiswa maupun dosennya tidak ramah. Kau tidak akan betah." Arkan mencoba mempengaruhi Shanaz agar membatalkan niatnya.
"Yang penting ada kau di sini, bukankah kau bisa melindungiku." Shanaz menoleh kepada Arkan yang ada di sampingnya.
"Kau tahu aku tidak akan membuang waktu untuk melakukannya, terlebih padamu." Arkan mulai kesal.
"Tidak apa-apa, kau tidak.perlu cemas. Sebaiknya aku harus segera mencari bagian administrasi kampus dan menyerahkan berkas kepindahanku." Shanaz berdiri dari duduknya dan melihat Adelia tengah memperhatikan mereka. Shanaz mencium pipi Arkan dan berbisik.
Arkan refleks melihat ke belakang dan benar saja Adelia tengah menàtap padanya. Pria itu mulai khawatir. Sejak kapan Adelia berada di sana dan melihat sejauh apa? Apakah wanita itu melihat Shanaz menciumnya?
Arkan berdiri dari duduknya dan menatap le arah Adelia. Pria itu tidak.dapat membaca apa yang dipikirkan istrinya itu. Arkan sendiri bingung harus melakukan apa, dia hanya mematung berdiri di depan kursi.
Shanaz memperhatikan ekspressi mereka berdua, bertanya-tanya ada hubungan apa di antara mereka. Mereka terlihat sangat mencurigakan dan Arkan tidak mungkin menyukai wanita yang lebih tua darinya itu.
Shanaz semakin menguatkan diri untuk kuliah di sini dan mengawasi setiap gerak-gerik Arkan. Dia tidak boleh kecolongan. Gadis itu harus menyelidikinya. Shanaz berjalan menuju arah Adelia.
"Bukankah kau Dosen yang tadi bersama Arkan? Ada hubungan apa kau dengannya?" Shanaz mengelilingi Adelia, membuat wanita itu tidak nyaman, dia sedikit pucat karena takut gadis itu tahu hubungannya dengan Arkan.
🍒🍒🍒
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments