Malam hari seluruh badan Ariella terasa sakit, bahkan dirinya kesulitan tidur.
"padahal udh ke dokter tadi" gumam gadis itu
Dia menarik kacamata dari dalam laci sebelah tempat tidur, terlihat gadis itu menghela napas saat melihat kacamata yang sudah patah menjadi dua
"Mereka bukan manusia, capek rasanya aku di giniin terus"
Lagi dan lagi Ariella mengaduh sendirian, masih jelas dalam ingatannya, sore tadi sang sahabat mengajak untuk menginap dirumah miliknya saja namun Ariella tak ingin merepotkan lebih banyak kesulitan pada Alana
Ariella meletakkan kacamatanya di atas lemari kecil sebelah tempat tidur. Gadis itu merebahkan diri, menarik selimut dan mulai memejamkan mata. Namun baru saja 30 menit berlalu keringat dingin mulai membasahi tubuh ariella kilatan-jelasan mimpi begitu menyeramkan membuatnya takut garis itu tersentak
Nafasnya jelas sekali nampak terengah-engah, dia menyeka bagian dahi. Dengan menekuk kedua kaki gadis itu menenggelamkan wajahnya di sana terlihat jelas genggaman tangannya Ariella mulai mengetuk-ngetuk kasur tempat tidur
"Tidak, tidak. Ini nggak boleh di biarin" ucap Ariela berkali-kali
Dengan gerakan kasar ariela membuka selimutnya perlahan Gadis itu menurunkan kaki putih miliknya menginjak lantai yang terasa dingin. Ariella menuju dapur membuka kulkas tampak Gadis itu mulai manenggak sebotol air dingin. Usai memastikan dirinya membaik Ariella membawa sebotol air dingin itu menuju ruang tengah kontrakan yang begitu kecil.
"Dingin, apa mau hujan ya?"
Terasa sangat sepi di malam ini rasanya cuaca begitu berbeda. Ariela menelisik sekitarnya. Entah kenapa gadis itu merasa ada sepasang mata yang mengawasi dirinya sejak tadi
"perasaanku aja kali, entahlah. Hufft" ujar Ariella sambil mengelus leher belakang
Ariella menyandarkan kepala di kursi gadis itu mendongak. Kenapa rasanya sama, setiap kali dirinya di-bully maka Ariella akan mengalami kesulitan tidur
Entah sudah berapa lama terlihat Gadis itu mulai menutup mata, saat sang gadis mulai terlelap, sepasang Kaki melangkah secara perlahan mendekat, semakin lama langkah kaki tanpa suara itu semakin mendekati Ariella. Hingga sebuah bayangan yang begitu jelas berdiri tegak di depan ariella
Jelas sekali bayangan itu nampak tersenyum miring, mata tajamnya nampak memandangi Ariella dengan sangat intens
"Gadis bodoh" ujar pemilik bayangan
Ariel merasa pipinya terasa dingin rasanya seperti seseorang telah menyentuhnya, mulai terlihat gadis itu tersadar dia melihat sekitarnya tidak ada siapapun di sana kecuali dirinya
"Sudah berapa lama aku tidur di sini?" ucap Ariela
Dia bangkit berjalan secara sempoyongan memasuki kamar setelah sampai didekat tempat tidur, langsung Gadis itu menjatuhkan dirinya dan tertidur pulas begitu saja
...****************...
Keesokan harinya matahari bersinar begitu terang bahkan cahayanya melintasi lewat sela-sela jendela kamar ariella, sudah lima menit yang berlalu terdengar suara gedoran pintu.
Ariela menggosok mata berkali-kali, tanpa bantuan lensa, sangat sulit rasanya menerima cahaya yang langsung masuk mengenai kornea. Dia bangkit dengan suara sedikit marah Ariella berkata "siapa sih pagi-pagi? Kurang kerjaan banget jangan bilang kalau ini Alana"
Setelah memakai sendal rumah Ariela Berjalan ke depan dan lekas membuka pintu, benar saja di depan sudah berdiri Alana dengan senyuman lebar tanpa dosa gadis itu melenggang masuk begitu saja melewati sahabatnya
"belum bangun lo? hebat bener mentang-mentang libur ya, buruan mandi kita cabut"
mendengar itu Ariella sontak membodoh dia melongo tidak percaya 'apa-apaan ini?' batinnya
Mendengar Tak Ada Jawaban dari ariella Alana menoleh "kenapa? Belum ngumpul nyawa lu, buruan mandi gih! Kita jalan hari ini" ucap Alana lagi
Tanpa memperdulikan sahabat yang Ariella pergi ke dapur dia mengambil sebotol air setelah menghabiskan isinya gadis barulah gadis itu bersuara
"Kamu itu bisa nggak sih jangan ganggu waktu istirahat orang? Kamu tahu kan ini weekend Aku tuh pengen tidur terus" tapi malah Alana yang berkata dengan galak "apaan, tidur?"
"Emang lu mau mati, tidur-tidur terus. Jangan kayak remaja jomblo deh lu" ucap Alana lagi
"Emang gue jomblo!" pungkas Ariella
"Dih, gue tunggu lima belas menit. Buruan siap-siap!"
"Dasar pemaksa"
Ariella menghentakkan kaki melewati sahabatnya, tapi sang sahabat seolah tak perduli, dia malah mengangkat kakinya ke atas kursi sambil bermain ponsel
Tiga puluh menit menit kemudian Ariella keluar dengan tampilan sederhana. Gadis itu bersuara "yuk buruan!" tapi ketika dia mengangkat pandangan yang dia lihat di depannya semakin membuat dirinya frustasi "Bukannya tadi dia yang sibuk ngajak gue siap-siap, sekarang malah molor, dasar" ujarnya memandang Alana yang tidur di atas kursi panjang ruang tamu
Gadis itu maju mengguncang bahu Alana "woi bangun lu, apaan udah ganggu tapi malah molor. Bangun gak lu?"
"Gue siram ya, bangun" ucap Ariel berkali-kali
Alana menggerakkan badannya setelah mengucek mata garis itu berdiri dengan perlahan "Lama amat sih lu dandan kayak mau ketemu Mas crush lu aja"
"ngucap Alana, bukannya tadi kamu yang nyuruh siap-siap?"
"Gak harus buat aku ketiduran kali"
"udah buruan, kita mau ke mana nih?" tanya Ariela
"iya iya, kita menghabiskan waktu sekalian Periksa ke dokter gue khawatir luka lu belum membaik sepenuhnya" Kata Alana mulai serius.
Ariella yang mendengar itu sontak menghentikan langkah kakinya
"Please banget Al gua baik-baik aja kok, lagian luka ini nggak seberapa"
Alana menepuk bahu Ariella "jangan lebay deh lu, buruan periksa dulu baru kita jalan-jalan" Alana melangkah mendahului ariella, membuat sahabatnya itu diam tanpa bisa berkata apapun lagi
Setelah pemeriksaan dari rumah sakit Alana memutar mobilnya ke rumah makan, keduanya pun mulai memesan menu kesukaan mereka setelah hampir enam puluh menit berlalu dua gadis cantik itu meninggalkan restoran dengan harga fantastis tak heran Alana bukanlah anak yang pelit dia suka berbagi sejak kali pertama mengenal Ariela pun, tak ada kata sungkan dalam hidup Alana kepada sahabatnya
"habis ini kita mau ke mana?" tanya Ariella
"mmmm, terserah kamu hari ini khusus buat kamu aku rela jadi sopir"
"Cile aku kamu. Biasa aja dong" ucap Ariella yang membuat Alana tertawa
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments