Dua hari sudah berlalu pasca kejadian menggemparkan universitas. Agaknya berita panas itu sedikit mereda. Sejak pengacara besar yang dibawa oleh Alana tempo hari berhasil menyelesaikan kasus tanpa halangan apapun, Ariela dinyatakan TIDAK bersalah. Sejak itu kasak-kusuk tentang sang gadis culun tersebut pun sedikit redam.
"kok bisa ya dia bebas? Tapi ngomong-ngomong Anita langsung pindah kampus, cuma Xerlin yang tetap disini"
"Betul, aku jadi curiga kalau si culun itu punya ba-"
"Hai, boleh duduk disini?" tanya seorang pria jangkung memotong percakapan dua gadis yang masih dengan begitu bodohnya, betah meragukan hal yang sudah terbukti benar adanya tapi tidak sesuai keinginan mereka.
"a in oh iya silahkan kak" ucap seorang di antaranya malu-malu. Pasalnya pria yang baru saja meminta izin duduk itu masuk dalam deretan pria idaman universitas meskipun sudah pernah di beritakan menjadi seorang tersangka pembunuhan
"Kalian asyik banget, ngomongin apa?" ujar Pria itu sambil mencomot kentang goreng miliknya
Kedua gadis itu saling pandang, sebegitu jelaskah mereka terlihat tengah membicarakan hal yang menggemparkan beberapa saat lalu?
"nggak, nggak ada, kita cuma bahas hal-hal yang lagi trend di kampus iya kan?" senggolnya pada temen sebelah "Secara kan, Kampus kita ni termasuk famous kak" dengan cengiran palsu di wajah satunya lagi berbicara pada si Pria, terlihat kakak kelas itu mengangguk pelan.
Ketiganya nampak mulai fokus pada makanan masing-masing. Setelahnya, kedua gadis itu pamit undur diri lebih dulu, bagaimana pun duduk dengan pria dingin versi universitas membuat mereka merasa tak nyaman, selain itu pria ini mempunyai catatan kriminal yaitu pernah tersebar gosip jika dulu dirinya adalah orang yang tersangka membunuh sang kekasih. Yah, walau terbukti tidak benar tetap saja ada rasa ngeri dalam benak siapapun yang mendekat
Jam menunjukkan angka 15:45, hari ini Ariela memasuki jam kelas sore hingga malam hari. Seperti biasa gadis cantik berkacamata dengan kemeja warna burgundy duduk dengan tenang melihat panorama kota yang begitu menyejukkan. Lalu lalang kendaraan, orang-orang berjalan kaki serta para hewan peliharaan begitu ramai memenuhi jalanan kota. Gadis itu turun setelah bis berhenti di stasiun terakhir. Tak jauh dari sana gedung coklat bermotif klasik sudah terpampang, mata cantik itu mendongak melihat gerbang hitam besar didepannya
Menarik napas dengan pelan, Ariela mulai melangkah perlahan. "Semoga lebih baik" ucapnya
"Hai, udh lama sampainya?" suara cempreng milik Alana menghiasi gendang telinga Ariela, dia menoleh. Pelukan singkat keduanya kemudian bersamaan melangkah masuk
"Hari ini kamu nginep di tempat aku ya! Kebetulan Mommy datang"
Ariela nampak mengerutkan bibir "Ibu Alena? Tumben banget" ucapnya
Alana nampak mengangkat bahu "Tau tuh, paling sekalian mampir dirumah Abang Arya"
Ariela beroh ria, keduanya bersamaan memasuki kelas, duduk berdekatan. Setelahnya seorang pria berpakaian rapi dengan model rambut cutt buzz memasuki ruangan, di tangannya terdapat dua buku tebal serta kacamata bening turut menghiasi mata sang dosen
"Halo, perjumpaan kali ini akan kita bahas mengenai struktur-" perlahan suara bass itu mulai terdengar, ada beberapa mahasiswi yang tidak begitu fokus, mereka lebih terkesan memandangi wajah sang dosen yang nampak mempesona di usia matang. Anehnya, Alana melihat mata dosen itu mencuri pandang ke arah Ariela, yang di tuju malah tidak perduli sama sekali. Hingga tiba-tiba "Kamu" pulpen mahal dalam tangan pria mengacung ke arah depan. Semua mata mengikuti arah tunjuk pulpen sang dosen dan berakhir pandangan mereka jatuh pada Ariela
"Saya?" tunjuk Ariela pada diri sendiri
"Maju kedepan, jelaskan apa yang saya katakan tadi secara rinci tanpa terlewat satu kata pun!" perintahnya dengan suara tegas
Tanpa kata, Ariela maju. Tiap langkah kakinya mendapat sorotan berbagai macam. Tak ayal pandangan mencemoh lebih banyak seakan meragukan gadis itu, semua tak sesuai dugaan. Ariela berhasil menjelaskan secara keseluruhan perkataan dosen tersebut, bahkan tak satupun tertinggal. Satu kelas terpelongo bahkan ada yang berbisik akan kejeniusan Ariela
Prok.. Prokk... "Awesome" ujar dosen bertepuk tangan bangga, dia melangkah mengitari sang gadis yang terlihat sangat tenang bagai air danau
"Baik, silahkan duduk"
Ariela membungkuk sedikit lalu mulai berjalan tanpa membalas sepatah kata hingga melewati bangku Alana, sang sahabat tersenyum miring sambil menggerakkan jempol ke kiri-kanan
Dua jam sudah berlalu, akhirnya pembelajaran selesai, sesuai janji Ariela ikut pulang. Saat di lampu merah mobil Alana bersebelahan dengan BMW hitam, tanpa sengaja Ariela menoleh disela kaca jendela yang sengaja diturunkan setengah, matanya menyipit karena melihat bayangan silet bertubuh besar dibalik kaca yang juga terbuka kecil didepan sana. Beberapa puluh detik berlalu hingga suara klakson mengagetkan Ariela, gadis itu menoleh ke samping terlihat Alana terkekeh kecil
"Lihat apa, cowok ganteng?" tanya Alana menggoda
"Apaan sih? Jalan, buruan!"
"Siap ketuaaa" gadis itu membentuk gerakan hormat dengan tangan kiri menghadap sahabatnya.
Mobil Maserati dengan warna merah menyala meluncur begitu cepat secara mendadak membuat penumpang disebelahnya terbentur kebelakang
"ALANAAA" Peki Ariela
Hahahhaa "Ayo kita senang-senang" ujar Alana menjerit
Atap mobil mewah sengaja Alana buka, agar keduanya bisa merasakan angin malam. Tanpa sengaja mata Ariela kembali memandang sekitar dan jatuh pada mobil BMW yang sama dengan yang dia lihat di lampu merah tadi
Plak.. Tepukan di bahu membuat gadis kacamata itu tersadar dari lamunannya.
"Ar, oi oi. Ngelamun?"
"Gak kok, Al kamu bawa bodyguard ya?"
"Ha?"
"Bodyguard?" beo Alana lagi
Ariela mengangguk, tapi Alana malah menggeleng. Sepertinya ada bahaya batin Alana, gadis itu dengan gesit mencari jalanan sepi kemudian tanpa di duga Alana melakukan sirkuit berjalan beberapa meter kedepan sampai memasuki gang sempit. Hingga Ariela memunculkan senyum tipis saat keduanya berada di jalan gelap, gadis itu begitu lincah dalam segala situasi
Di jalanan ibukota, ada seorang pengendara yang tengah mengumpat kasar sambil memukul setir dengan kuat
"Gadis sialan, ternyata dia handal juga" umpatnya lagi
Mobil yang di kendarai berputar ke sembarang arah, melesat menembus kegelapan malam
"Wow, kamu hebat! Bahkan kamu bisa faham kode bahaya dari ucapanku" puji Ariela
"Ck, biasa aja!" kata Alana tersenyum pongah
"kamu kok bisa kepikiran nanya begitu?" tanya Alana "tu mobil dari lampu merah jalan Garden aku curiga ngikutin mobil kamu. Awalnya aku pikir kebetulan, tapi tadi sewaktu kamu buka sun roof mobil itu beneran ngikutin kita" terang Ariela panjang lebar
Dring...... Telepon Alana berdering ada nama Mommy dalam layar dashboard miliknya, keduanya secara bersamaan berkata dalam penggilan berbeda
"Mama-"
"Tante?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments