Aku update dua bab gengs
Camila masuk ke dalam ruang rawatnya dengan nafas yang terengah, wanita itu langsung bergegas ke kamar mandi untuk memuntahkan seluruh isi perutnya. Reaksi Camila sama seperti waktu itu di mana untuk pertama kalinya lagi dia bertemu dengan mantan suaminya.
Setelah berhasil memuntahkan makanan yang berada di dalam perutnya, Camila masih belum merasa membaik. Tubuh wanita itu gemetar, sekarang dia malah mengingat Bagaimana rasa sakitnya, ketika harus kehilangan anaknya dan ketika harus bertahan di rumah sakit jiwa.
“permisi, bibi!" Tiba-tiba terdengar suara anak kecil yang memanggil Camila dari luar, hingga Camila yang sedang berada dalam kamar mandi dengan kondisi kacau sama sekali tidak bisa bangkit dan melihat Siapa yang memanggilnya.
Austin mengerutkan keningnya, ketika melihat ruang rawat Camila tampak kosong, barusan Miko menyuruh Austin untuk datang ke ruang rawat Camila, Miko Lupa memberikan kartu namanya pada Camila dan mereka juga belum bertukar nomor telepon.
Tadinya, Miko yang ingin menghampiri Camila ke ruang rawat wanita itu, tapi Helena tidak mau ditinggalkan olehnya, hingga pada akhirnya Austin yang menawarkan diri Untuk mengantarkan kartu nama ayahnya, beruntung ruang rawat Camila dan ruang rawat Helena tidak terlalu jauh, hingga Austin tidak kesulitan untuk menemukan ruang rawat yang tanpa dia sadari adalah ruang rawat ibunya sendiri.
Ketika Austin akan berbalik karena merasa bahwa Camila tidak ada di ruangan ini, Austin menghentikan langkahnya ketika mendengar suara rintihan dari kamar mandi. Hingga dengan ragu, anak kecil itu langsung berjalan ke arah kamar mandi.
Pintu kamar mandi sedikit terbuka, hingga Austin bisa sedikit mengintip, dan sedetik kemudian mata Austin membulat ketika melihat Camila sedang terduduk di lantai toilet, wanita itu juga sangat pucat hingga secara refleks Austin langsung masuk ke dalam kamar mandi.
“Bibi, apa Bibi tidak apa-apa?" Austin refleks bertanya, hingga Camila yang sedang merasakan kacau langsung menoleh ke arah Austin.
“Hmm, bibi tidak apa-apa." Camila berusaha bangkit dari lantai, tapi seperti kemarin Camila malah tidak bisa menggerakkan kakinya. Dan Lagi-lagi secara refleks Austin mengulurkan tangannya pada Camila.
”Ayo bibi, aku bantu.”
Mendengar ucapan Austin, Camila langsung mengulurkan tangannya kemudian dia menggenggam tangan kecil Austin. Seperti ada kekuatan yang tiba-tiba datang pada Camila, karena ketika dia menggenggam tangan anak kandungnya Camila malah bisa menggerakkan kakinya walaupun dengan susah payah.
Dan ketika sudah berhasil berdiri, Camila malah menatap Austin tanpa berkedip. Saat pertama kali bertemu Jayden, Camila bahkan butuh waktu beberapa jam untuk berdiri. Tapi lihatlah hanya dengan sentuhan anak kecil di depannya ini, Camila berhasil menggerakkan kakinya.
” Bibi, Kenapa menatapku seperti itu?" Tanya Austin, hingga Camila langsung mengerjap, wanita itu tersenyum kikuk.
“tidak apa-apa, Terima kasih sudah membantu Bibi. Oh ya, apa ada yang ingin kau sampaikan pada bibi?" Tanya Camila, Austin tidak menjawab Dia malah menyerahkan kartu nama ayahnya.
“Daddy menyuruhku untuk memberikan ini pada bibi.”
Camila menerima kartu nama tersebut, kemudian dia tersenyum lalu mengelus rambut Austin.
“apa Bibi baik-baik saja, Apa perlu aku panggilkan dokter?" Tanya Austin lagi, Entah kenapa hati Camila menghangat ketika mendengar pertanyaan dari Austin, ucapan Austin memang sangat sederhana tapi mampu menggetarkan hati Camila, dan sedetik kemudian mata Camila berkaca-kaca.
“Bibi, tidak apa-apa, bibi baik-baik saja."
“Baiklah bibi, kalau begitu aku akan kembali ke ruangan adikku, sampai jumpa." Austin langsung keluar dari kamar mandi, sedangkan Camila hanya menatap anak itu dengan mata yang membasah.
“Mungkin anakku sebesar itu sekarang." Camila bergumam Pelan, ketika melihat punggung Austin, dan setelahnya Camila pun langsung berjalan dengan tertatih-tatih untuk keluar dari kamar mandi.
****
Jayden menutup rapat ruang rawat ibunya, lelaki itu menghela nafas lega kala tadi ayahnya tidak bertemu dengan Camila.
Jayden mendudukkan dirinya di kursi tunggu, sekarang lelaki itu dilanda kebingungan. Kemarin-kemarin Jayden sudah bertekad bahwa dia akan menyuruh Camila pergi dari kota ini, agar dia tidak terus bertemu dengan wanita itu.
Tapi ketika melihat interaksi Camila dan juga Miko, Kenapa Jayden mulai berubah pikiran. Rasanya tidak rela ketika melihat Camila tersenyum pada sahabatnya.
“Tuhan sekarang aku harus bagaimana!” Jayden bergumam pelana, rasanya dia ingin menenggelamkan dirinya ke jurang yang paling dalam karena terlalu bingung dengan persoalan yang membelitnya.
“Memangnya kau harus bagaimana?" Tiba-tiba terdengar suara Jessie dari arah samping, Rupanya dia baru saja tiba dan ketika dia akan masuk dia mendengar ucapan adiknya barusan.
“Bukan urusanmu.” Setelah mengatakan itu, Jayden pun langsung bangkit dari duduknya. Lelaki itu memutuskan untuk pulang, sedangkan Jessie hanya menggeleng ketika melihat tingkah adik kembarnya.
***
Ketika akan keluar dari rumah sakit, Jayden menghentikan langkahnya sejenak, barusan dia memang berniat pulang, tapi entah kenapa hatinya malah meronta-ronta ingin datang ke ruangan anak Miko dan bertanya secara langsung Apa hubungan Miko dan Camila.
Sebenarnya sedari tadi, Jayden ingin menemui Miko, bertanya hubungan Miko dengan Camila. Tapi, Jayden teringat, bahwa Dia pernah mengatakan pada Miko tidak mengenal Camila, hingga akhirnya dia memutuskan untuk pulang.
Tapi ternyata ketika akan pulang, hatinya malah semakin meronta-ronta, seolah menyuruh dia untuk bertanya pada Miko.
Hingga beberapa saat berlalu, sepertinya ego Jayden kalah, sekarang lelaki itu malah berbalik dan kembali masuk ke dalam rumah sakit dan berencana untuk menghampiri Miko yang sedang berada di ruang rawat Helena
Ketika sudah berada di depan rawat Helena, Jayden tidak langsung masuk, lelaki itu berdiam diri sejenak. Tadi begitu yakin ingin bertanya pada Miko, tapi sekarang dia kembali ragu.
“Ah sudahlah!"
Jayden langsung memutar gagang pintu, hingga pada akhirnya pintu terbuka membuat Miko yang sedang menyuapi buah Helena langsung menoleh.
Miko mengerutkan keningnya, ketika melihat Jayden masuk ke dalam ruang rawat Helena, karena seingatnya dia tidak memberitahukan siapapun bahwa putrinya dirawat, lalu kenapa Jayden ada di sini.
“Kau tahu dari mana Aku di sini?” tanya Miko.
“Aku tau dari ...." Tiba-tiba Jayden menghentikan ucapannya, ketika tanpa sengaja dia melihat Helena, yang juga sedang melihat ke arahnya.
Reaksi Jayden sama seperti Camila ketika melihat Helena, jantung Jayden berdetak tak karuan saat melihat iris mata Helena yang tanpa sadar Adalah anaknya sendiri.
“Kenapa kau menatap anakku begitu?" Tanya Miko menyadarkan Jayden dari lamunannya, hingga dengan cepat Jayden tersadar kemudian, laki itu berjalan ke arah brankar.
“Hallo, anak manis!” Jayden langsung menyapa helena, tapi Helena hanya mengangguk tipis. Ketika melihat Jayden, entah kenapa gadis kecil itu merasakan perasaan yang tak biasa, walaupun baru pertama kali melihat Jayden, Helena malah merasa tidak menyukai lelaki itu, padahal barusan Jayden hanya menyapanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
EndRu
emang mirip siapa sih. mirip Jayden atau Camila?
2024-06-24
2
Susanty
itu Selena bapakmu yang gendeng, pinter kamu,,,masih kecil aja kamu perasa, mana orang yang baik.
ya bapakmu itu lah yang bo*oh Selena 🤭🤣
2024-05-26
0
Ninik
naluri seorang anak yg sudah disia2kan ayahnya sejak dalam kandungan
2024-05-24
1