Pertemuan Jayden dan Camila

Maafkan aku Daddy, Aku ....” Helena langsung membuka mulutnya, gadis kecil itu menghentikan sejenak ucapannya kemudian menunduk karena air mata sudah keluar membasahi pipinya. Hingga Mico mengusap wajah kasar, dia sedikit menyesali karena membentak Helena.

Dan pada akhirnya, Mico maju kemudian dia mengelus rambut Helena. Kemarin Helena selalu senang jika Mico mengelus rambutnya, tapi sekarang Entah kenapa perasaan Helena berubah, lagi semenjak Mico membentaknya.

“sekarang jadi Daddy akan telepon Paman Arthur, dan kau pulang bersamanya oke," ucap Mico, hingga Helena hanya menganggukkan kepalanya. Dan dia berpikir mungkin ini untuk terakhir kalinya dia menghampiri sang ayah ataupun mencari ayahnya, dia akan mengikuti sikap Austin yang pasrah.

Camila melihat jam di dinding, dia terus melihat ke arah dalam perusahaan. Ini sudah 1 jam berlalu Camila diam di luar perusahaan dan tidak langsung pulang, Entah kenapa semenjak mengantarkan Helena dan semenjak mendengar Mico bentak Helena Camila mendadak tidak tenang hingga Dia memutuskan untuk menunggu, lagi dia juga melihat kejanggalan di mana Helena tampak ketakutan pada Mico, itu sebabnya walaupun tidak tahu Helena akan keluar lagi dari perusahaan atau tidak, Camila tetap menunggu.

Satu jam kemudian

Camila merasa tubuhnya mulai lelah, dan dia berpikir untuk langsung pulang saja karena karena Helena juga masih berada di dalam, dan Camila berharap Helena tidak apa-apa.

Saat dia akan keluar dari gerbang dan melewati pos penjaga, Camila menghentikan langkahnya kemudian menundukkan diri sejenak di kursi untuk memesan taksi, hari sudah sangat larut dan tidak ada taksi yang melintas hingga dia harus memesan taksi secara online.

Dan tepat ketika dia membuka ponsel, sebuah mobil masuk ke dalam area perusahaan dan Camila berpikir itu adalah taksi yang dia pesan, tapi Camila baru mengingat bahwa dia belum memesan taksi.

“Helena!” ketika Camila sudah memesan taksi, wanita cantik itu menoleh ke arah samping di mana dia mendengar seorang anak laki-laki yang memanggil nama Helena.

Dan lagi-lagi perasaan aneh itu muncul, ketika dia melihat lelaki yang barusan berteriak memeluk anak yang tadi dia antarkan ke ruangan Mico. Rupanya, Austin ikut menjemput Helena bersama sopirnya. Karena dia mengerti betul Bagaimana perasaan sang adik, ketika dia turun dari mobil ternyata Helena sudah keluar dari perusahaan lalu hingga Austin berlari dan memeluk Helena.

“tidak apa-apa jangan menangis," ucap Austin yang berbisik di telinga Helena, Karena sekarang mico sedang memperhatikan mereka.

“aku dan Helena pulang, Dad.” Austin langsung pamit pada sang ayah ketika melepaskan pelukannya dari Helena, hingga Mico sedikit tertegun dengan reaksi Austin, baru saja Mico akan berbicara lagi Austin sudah terlebih dahulu menarik tangan adiknya ke mobil, hingga Mico hanya bisa menghela nafas. Mungkin dia akan berbicara pada kedua anaknya nanti ketika dia sudah mulai bisa menerima semuanya.

Sedangkan Camila yang berdiri di dekat pos penjaga diam mematung ketika melihat Camila dan Austin berpelukan, perasaan aneh itu muncul lagi, tapi lebih sesak dari sebelumnya.

.

“mungkin anak-anakku sebesar itu sekarang!” Camila bergumam, wanita itu tersadar kemudian menghapus air matanya ketika mobil yang ditumpangi oleh Helena dan juga Austin melintas di hadapannya.

Dan ketika mobil sudah tidak terlihat, Camila melihat ke arah Mico yang juga sedang melihat ke arahnya, hingga tatapan keduanya saling mengunci, tapi dengan cepat Camila memalingkan tatapannya ke arah lain karena taksi yang dipesannya sudah tiba.

****

Jayden masuk ke dalam ruangannya, dan ternyata ketika masuk ke dalam ruangannya ada Kaka pertamanya, seperti biasa Jayden yakin kakaknya akan menyuruh dia untuk pulang. “kakak hanya ingin mengantarkan ini untukmu,” ucap Safira ketika Jayden berjalan ke arahnya, tentu saja Jayden bingung dengan kakak pertamanya.

Kemarin Jessie, Kakak kembarnya datang hanya mengantarkan makanan buatan ibunya tanpa menyuruh dia untuk pulang, sekarang Safira pun melakukan hal yang sama. Padahal biasanya kedua kakaknya yang selalu menyuruh dia untuk pulang, demi Ibu mereka karena Naina sekarang sudah sakit-sakitan.

Tapi kemarin dan Jessi sama sekali tidak menyuruhnya pulang, begitu pun dengan Safira sekarang.

“Kenapa kalian tidak menyuruhku pulang lagi?” akhirnya kata-kata itu meluncur dari mulut Jayden, hingga Safira mengangkat sudut bibirnya.

“Pulang saja jika kau ingin pulang, dan jika kau tidak ingin pulang, terserah.” Setelah mengatakan itu, Safira pun langsung pergi dan meninggalkan rh

Ruangan adiknya.

“Mereka benar-benar aneh!” Jayden menggerutu. Dia pun langsung berjalan ke arah meja kerjanya dan mengabaikan paperbag yang tadi di pakai Safira.

Setelah itu Jayden pun langsung berjalan ke arah meja kerjanya, kemudian langsung memulai pekerjaannya.

Waktu menunjukkan pukul 12.00 siang, Jayden yang sedang fokus dengan pekerjaannya, menoleh ke arah ponsel karena ponselnya berbunyi, dan ternyata yang menelpon adalah Mico, dan ternyata Miko menyuruhnya datang ke perusahaan hingga Jayden pun langsung bangkit dari duduknya, kemudian lelaki itu langsung bangkit dari duduknya dan keluar dari ruang kerjanya, menghiraukan paper bag yang berisi makanan ibunya.

****

“kita bisa bertemu di luar, Lalu kenapa kau menyuruhku ke sini!” gerutu Jayden pada Mico setelah masuk kedalam ruangan kerja lelaki itu.

“Aku malas pergi keluar, kita di sini saja. Ada beberapa yang harus kamu tanda tangani," jawab Mico karena memang Jayden ikut bekerja sama di perusahaan Mico.

“ada yang mengganggu pikiranmu, Kenapa wajahmu tanpa kusut? Apa Kau Masih memikirkan Ayah kedua anak kembarmu?” tanya Jayden, karena memang Jayden juga mengetahui permasalahannya dengan Zaskia termasuk tentang Selena dan juga Austin.

“Hmm, di sisi lain aku tidak ingin anak-anakku tahu yang sebenarnya, tapi di sisi lain aku juga tidak sanggup menatap mereka.” Mico mendudukan diri di seberang Jayden, hingga Jayden menggeleng.

“Aku lapar, ayo kita pesan makan!” tiba-tiba Jayden malah membahas hal lain, membuat Mico berdecak. Baru saja Mico akan memanggil sekretarisnya, pintu sudah di ketuk dari luar.

“Tuan, boleh aku masuk.”

Tubuh Jayden diam mematung ketika mendengar suara dari luar, suara yang sangat dia benci serta sangat dia rindukan, karena memang yang berbicara barusan adalah Camila yang sepertinya akan menyerahkan berkas.

”Hmm, silahkan masuk," jawab Mico, dan sedetik kemudian pintu terbuka.

”Tuan ini berkas yang anda min .....” tiba-tiba Camila menghentikan ucapannya ketika melihat Jayden.

Plis ini mah tinggalin 100 komen

Terpopuler

Comments

copai

copai

Lanjut

2024-07-07

1

EndRu

EndRu

aku takut kalau Camila kambuh kak. kasihan sekali

2024-06-24

1

Zieya🖤

Zieya🖤

aku baca dambil meradakan sensasi nyeri didada....

2024-06-02

0

lihat semua
Episodes
1 Maaf, aku harus pergi!
2 Maafkan ibu, Nak
3 Dunia yang sempit
4 Surat perjanjian
5 Sakit Yang Tak Berhenti
6 Alasan Carlos
7 Berubah
8 Pertemuan Camila dan Mico
9 Sakit yang membayangi
10 perubahan Mico
11 Pertemuan ibu dan Anak
12 Helena menyerah
13 Pertemuan Jayden dan Camila
14 Efek yang luar biasa
15 Rumah Sakit
16 Apa terbongkar?
17 Hampir saja
18 terbongkar
19 Tanpa sadar membenci
20 Pertemuan Zaskia dan Camila
21 Mengandung
22 Mengusir secara halus
23 Hilang Arah
24 Egoisnya Carlos
25 Duka lara
26 Bertemu Naina
27 Menghilang
28 Pergi
29 Bayangan
30 Kecelakaan
31 Jangan tinggalkan kami, Helena
32 Duka lagi
33 Membuka mata
34 Nama Yang Tak Asing
35 Keanehan Philips
36 Tersenyum
37 Misterius
38 Perasaan Camila
39 Cemburu
40 Kesal
41 Philips dan Erdin yang sebenarnya
42 Flashback
43 Berbeda tujuan
44 Memar
45 Ajakan Menikah
46 Terbongkarb
47 Kakak Camila
48 Menikah
49 Identitas Miko Yang Terbongkar
50 Tekanan
51 AKhirnya Kita Setara
52 Besok
53 Respon Philips
54 Sikap yang kuat
55 Tegas
56 Helena setuju
57 Keputusan
58 Ungkapan
59 Berpisah
60 Berbeda
61 Pengorbanan Phillips
62 taruhan nyawa
63 Ketulusan seorang Philips
64 Rahasia Philips
65 Cinta yang Besar
66 Kondisi Jayden
67 Saling Gengsi
68 salah sasaran
69 cemburu
70 Jangan mengintip
71 Cinta
72 Ujian pernikahan
73 Permohonan
74 Gengsi
75 Cinta
76 Kebahagiaan Jayden
77 Permintaan Helena
78 Nasib Shiren
79 Bahagia
80 I LOVE YOU PAPA DARIUS
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Maaf, aku harus pergi!
2
Maafkan ibu, Nak
3
Dunia yang sempit
4
Surat perjanjian
5
Sakit Yang Tak Berhenti
6
Alasan Carlos
7
Berubah
8
Pertemuan Camila dan Mico
9
Sakit yang membayangi
10
perubahan Mico
11
Pertemuan ibu dan Anak
12
Helena menyerah
13
Pertemuan Jayden dan Camila
14
Efek yang luar biasa
15
Rumah Sakit
16
Apa terbongkar?
17
Hampir saja
18
terbongkar
19
Tanpa sadar membenci
20
Pertemuan Zaskia dan Camila
21
Mengandung
22
Mengusir secara halus
23
Hilang Arah
24
Egoisnya Carlos
25
Duka lara
26
Bertemu Naina
27
Menghilang
28
Pergi
29
Bayangan
30
Kecelakaan
31
Jangan tinggalkan kami, Helena
32
Duka lagi
33
Membuka mata
34
Nama Yang Tak Asing
35
Keanehan Philips
36
Tersenyum
37
Misterius
38
Perasaan Camila
39
Cemburu
40
Kesal
41
Philips dan Erdin yang sebenarnya
42
Flashback
43
Berbeda tujuan
44
Memar
45
Ajakan Menikah
46
Terbongkarb
47
Kakak Camila
48
Menikah
49
Identitas Miko Yang Terbongkar
50
Tekanan
51
AKhirnya Kita Setara
52
Besok
53
Respon Philips
54
Sikap yang kuat
55
Tegas
56
Helena setuju
57
Keputusan
58
Ungkapan
59
Berpisah
60
Berbeda
61
Pengorbanan Phillips
62
taruhan nyawa
63
Ketulusan seorang Philips
64
Rahasia Philips
65
Cinta yang Besar
66
Kondisi Jayden
67
Saling Gengsi
68
salah sasaran
69
cemburu
70
Jangan mengintip
71
Cinta
72
Ujian pernikahan
73
Permohonan
74
Gengsi
75
Cinta
76
Kebahagiaan Jayden
77
Permintaan Helena
78
Nasib Shiren
79
Bahagia
80
I LOVE YOU PAPA DARIUS

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!