Detakan jantung

Nathan mempercepat langkahnya pergi ke ruangan departemen penyakit dalam , namun ketika membuka pintu ruangan itu ternyata kosong .

" Kosong ?". kata Nathan.

Beberapa detik kemudian ada suara teriakan dari dalam ruangan yang berada di dalam ruangan departemen itu.

" Sepertinya ada suara teriakan dari dalam sana ". Kata Nathan yang memberanikan diri untuk melihat .

Semakin mendekati ruangan tersebut ternyata teriakan itu semakin jelas bahkan Nathan mengenali suara wanita yang berteriak.

" Nasya !!".

Dengan penuh emosi , Nathan mendobrak pintu dengan kasar hingga melihat perbuatan dokter Rangga yang hampir melecehkan istrinya .

" Kurang ajar !! brengsek !! Beraninya kamu melecehkan istriku ". Murka Nathan dengan menghajar dokter Rangga berulang kali hingga babak belur .

Nasya terus saja menangis bahkan sepertinya ketakutan .

" Nasya , kamu tidak apa - apa kan ". Lirih Nathan .

" Hiks..hiks..hiks.. pergi -- pergi jangan mendekat lagi ". Kata Nasya dengan histeris.

" Sya , aku disini . Maafkan aku ". Kata Nathan dengan memeluk wanita cantik itu dengan mengelus rambutnya.

Nasya terus saja menangis seakan - akan telah mengalami trauma yang berat .

Nathan terus mencoba menenangkan Nasya bahkan pria itu juga menangisi keadaan istrinya .

" Aku disini sya , aku suamimu dengarkan aku . Tenangkan dirimu , oke ". Tuntun Nathan.

" Mas , mas aku -- aku takut hiks--hiks ". lirih Nasya di sertai Isak tangisan .

" Hei , dengarkan aku . Aku disini , aku disini untuk kamu ". Kata Nathan dengan memeluk Nasya berkali - kali bahkan tak sadar mencium rambutnya pun berkali - kali .

Nasya pun juga memeluk Nathan karena ketakutan , keduanya tidak sadar dengan apa yang di lakukan saat ini .

Dengan keadaan Nasya saat ini tidak mungkin dia pulang ke rumah takutnya nyonya Wesley khawatir .

" Ben, jemput aku di rumah sakit ". Nathan menghubungi asistennya .

Beny juga terkejut melihat Nasya yang terlihat berantakan bahkan seperti habis menangis .

" Apa yang terjadi dengan nyonya ?". Batin beny.

" Fokus menyetir Ben , jangan kepo ". Gertak Nathan .

" I - iya bos ".

" Hari ini antarkan kita ke hotel saja ". pinta Nathan.

Sejak dalam perjalanan , Nathan tidak melepaskan dekapan pada tubuh Nasya .

" Apakah mereka sudah saling mencintai ? Lalu bagaimana dengan nona Saras ". Batin beny.

Nathan merawat Nasya bahkan membantunya membersihkan diri , Nasya merasa malu dan memintanya untuk tidak ikut memandikannya .

" Aku akan keluar ". Kata Nathan .

Setelah selesai mandi , Nasya mulai sedikit lebih tenang .

" Bagaimana keadaanmu saat ini ?". Tanya Nathan.

" Sedikit lebih nyaman , terima kasih ". ucap Nasya .

Nathan mendekati Nasya bahkan selangkah lebih dekat mungkin hanya nafas yang menghalanginya.

" Maafkan aku ". Kata Nathan seraya memeluk tubuh Nasya .

" Untuk apa ".

" Tidak bisa menjagamu dengan baik , tidak tahu lagi bagaimana jika aku terlambat sedikit saja ". Kata Nathan dengan mengelus rambut Nasya .

" Ini bukan salahmu , hanya saja aku yang bodoh . Dengan kejadian ini aku tidak akan lagi ceroboh ". Kata Nasya .

" Benar , kamu tidak boleh di dekati oleh pria manapun selain aku ". Kata Nathan .

Lalu, nasya menatap Nathan penuh dengan pertanyaan bahkan tidak mengerti dengan perkataan itu .

" Mengapa menatapku ?". goda Nathan .

Nasya tersenyum malu - malu dengan cepat menundukkan pandangannya namun tidak di sangka jika tangan Nathan menangkup wajah Nasya dan terus menatapnya .

" Ini , aku ? Aku mengantuk ". Kata Nasya.

" Baiklah , ayo kita tidur ". Ajak Nathan .

" Oh iya , bagaimana keadaanmu hari ini ? apakah tidak ada keluhan nyeri di dada atau juga tenggorokan sakit ". Tanya Nasya dengan detail.

Nathan merasa tersentuh dengan perhatian istrinya bahkan tidak pernah ada wanita yang terlihat begitu menghawatirkannya .

" Tidak ada , karena kamu berhasil mengancam semua orang yang berada di sekitarku . Bahkan beny dan Boby takut padamu ". Ungkap Nathan .

Nasya tersenyum sekali lagi , bahkan senyumannya membuat jantung Nathan tergerak lebih cepat .

" Ada apa ?". tanya Nasya.

" Ah , itu sepertinya sedikit lelah ". jawab Nathan dengan memegangi dadanya.

Nasya yang merasa khawatir turut menyentuh dada Nathan dan mendengarkan suara detakan jantungnya .

" Sepertinya jantungmu berdetak sangat cepat ". Kata Nasya.

Nathan pun panik ketika ketahuan jantungnya berdetak begitu kencang bahkan lebih kencang lagi ketika telinga Nasya menempelkannya ke dada Nathan.

" Ah , aku --- aku lupa jika beny masih berada di lobi . Kamu tunggu sini ya ". Kata Nathan .

Nasya hanya menganggukkan kepalanya.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!