Pernikahan

Nasya mengambil cuti untuk pernikahannya besok , dokter Farhan membantunya .

" Besok kita akan pergi menghadiri pernikahanmu dengan tuan Nathan , semoga besok lancar ya ". Kata dokter Marina.

Keluarga maheswari begitu sibuk menyiapkan persiapan untuk pernikahan Nasya yang di akan selenggarakan di hotel kaluna.

" Sya ? Bagaimana perasaanmu ?". Tanya Saras .

" Kak , aku bingung . Mengapa terjadi begitu cepat , bahkan tidak ada waktu untuk kami saling mengenal ". Kata nasya.

" Tidak apa , mungkin ini yang di namakan takdir . Kamu harus maju dan kembangkan perasaan untuk calon suamimu ini ". Saran Saras .

Keesokan harinya , keluarga Maheswari bersiap mengantarkan Nasya .

Karina mengingatkan nasya untuk selalu tersenyum ketika di acara pernikahannya nanti .

" Buang raut wajah seperti itu , jangan mengecewakan keluarga Maheswari ". tegur karina .

Saras menenangkan Nasya agar tidak memasukkan perkataan Karina ke dalam hati.

" Pokoknya pengantin kita hari ini sangat cantik dan tidak ada duanya ". Hibur Saras.

Nasya sudah berada di atas pelaminan menunggu kedatangan nathan .

Rekan dokter Nasya datang menghadiri pernikahan tersebut bahkan dokter Rangga juga turut hadir .

" Nasya seperti putri di negeri dongeng ya , sungguh beruntung ". kata dokter Andini .

" Dimana tuan Nathan ?". Kata dokter marina .

" Jika dia tidak datang maka dokter Rangga siap untuk bersanding dengan Nasya ". Ucap dokter Farhan .

" Jangan berkata sembarangan disini , jaga sikap kalian ". tegur dokter Rangga.

Saat pengantin pria tiba , semua tamu undangan langsung mengarahkan pandangan nya .

" Na - Nathan !! ". Pekik Saras , begitu mengetahui jika sang pengantin pria adalah kekasihnya .

Sekujur tubuh saras bergetar tidak terkontrol bahkan nafasnya tersenggal bagaikan habis berlari keliling lapangan .

Saras segera pergi dari tempat itu karena tidak sanggup melihat Nathan bersanding dengan wanita lain meskipun wanita itu adalah adiknya sendiri .

" Tidakkkkkk !!!! Tidak mungkin , ini ? Tidak , mengapa ? Mengapa harus Nathan yang menjadi suami Nasya ". Saras berteriak histeris .

Sedangkan kedua mempelai memulai upacara pernikahannya dengan sakral.

Nasya sudah resmi menjadi istri Nathan , meskipun keduanya tampak tidak bahagia karena bukan keinginannya namun demi keluarga barulah menjaga image .

Malam pengantin tiba , Nasya terkejut kala melihat Nathan sedang merokok di balkon.

Dengan lancangnya Nasya mengambil paksa puntung rokok tersebut dalam keadaan api masih menyala .

" Hei , apa yang kamu lakukan ? Lancang !!". Bentak Nathan .

" Aku bersedia menikah denganmu karena bertanggung jawab atas kesembuhan penyakitmu , tolong kerjasamanya ". Tegas Nasya .

Nathan mendekati Nasya dan melototinya lalu mengambil tangan wanita yang sudah menjadi istrinya .

" Tanganmu terbakar , seharusnya kamu urus sendiri hidupmu jangan mencampuri hidupku". Kata Nathan .

" Setelah penyakitmu sembuh total mari kita menjalani kehidupan masing - masing tanpa mencampuri urusan ". Kata Nasya.

" Jangan mentang - mentang kamu seorang dokter jadi se enaknya berkata seperti ini , tidak semudah itu dokter Nasya !!". Tekan Nathan .

Nasya memilih menghentikan perdebatannya dengan sang suami , dia memilih untuk pergi membersihkan diri dan lanjut tidur karena besok dia ingin kembali bekerja seperti biasa.

" Aku tidak akan membuatmu tenang dokter Nasya , lihatlah nanti bagaimana kamu akan menghadapinya ". Gumam Nathan .

Selesai mandi , Nasya pergi ke dapur membuat susu untuk Nathan.

" Nyonya biarkan aku saja yang membuat susunya , anda tetap tinggal di kamar dengan tuan ". Kata pembantu .

" Bibi , tidak apa . Biarkan aku saja karena takaran susu ini juga penting ". Kata Nasya.

Nasya sudah merencanakan semuanya , bahkan menyiapkan susu serta gula khusus untuk pemulihan kesehatan Nathan.

" Ini , minumlah susu ". ujar Nasya dengan memberikan segelas susu pada Nathan.

" Aku bukan bayi ". kata Nathan.

" Yang meminum susu bukan bayi saja , tapi seorang dewasa juga apalagi seperti kamu yang menderita gerd akut ". jelas Nasya.

" Bawa pergi susu ini , aku tidak mau ". Tolaknya .

" Jika kamu tidak meminumnya itu berarti kamu menahanku dengan waktu yang lama karena penyakitmu tidak akan sembuh ". Kesal Nasya.

Nathan mengambil segelas susu itu dan segera meminumnya sampai habis.

Nasya tersenyum begitu merekah bak bunga yang habis mekar .

" Tidak perlu menebar pesona di depanku , percuma tidak tertarik ". ucap Nathan.

" Tidak masalah ". Balas Nasya lalu pergi bersiap untuk tidur.

Nathan tidak terbiasa tidur di sofa namun dia juga tidak ingin tidur seranjang dengan Nasya .

" Dia cukup pintar melawanku dengan kata-katanya , jangan sampai aku tergoda oleh kepalsuannya ". Batin Nathan .

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!