Hari ini semua keluarga berkumpul di kediaman utama Leon Wijaya. tempat tinggal utamanya bersama Bella. Rumah mewah ini sangat besar dan mewah. Bangunannya bergaya Eropa , mempunyai tiga lantai dan dilengkapi dengan fasilitas lift, juga terdapat kolam renang indah besar di halaman belakang. Awalnya rumah ini dibangun atas hadiah pernikahan Leon untuk istrinya Bella bahkan sudah di atas namakan menjadi rumah Irish Bella sendiri.
Di dalam sudah ada Wijaya beserta calon istri barunya dan juga keluarga besar mertuanya sendiri, Fredy dan juga Hilda.
Leon masuk bersama AK, tidak merasa takut ataupun segan dengan Wijaya bahkan Fredy sekalipun. Sikap Leon yang angkuh justru menjadikan keadaan menjadi terbalik. Fredy dan Hilda merasa segan pada menantunya itu.
"Temui dulu mertuamu di dalam Leon!" perintah Wijaya tegas.
"Apa merrtuaku itu memang sakit? Katanya mendapat serangan jantung tapi baru satu hari sudah sembuh sangat hebat sekali, woow." ejek Leon dengan gayanya yang khas.
"Nak, jangan bersikap seperti itu pada orang tua, bagaimanapun beliau adalah mertuamu. Jadi hormatlah sedikit," ucap wanita yang berada di samping ayahnya.
"Tolong jangan ikut campur masalah keluargaku, anda tidak diperkenankan berbicara sedikitpun Nyonya," kesalnya.
"Jaga ucapanmu Leon, sebentar lagi dia akan menjadi ibumu," teriak Wijaya.
"Ibu? Tidak ada seorangpun yang pantas menggantikan posisi ibuku,"
"Kau.." Wijaya menahan tangannya untuk tidak memukul Leon, begitupun dengan AK tidak tinggal diam melihat amarah Wijaya.
"Tuan, tolong anda jangan berperilaku seperti ini tidak baik untuk kesehatan anda." tatapan Wijaya beralih pada AK, amarah Wijaya selalu reda apabila AK menghentikannya.
Sementara Leon naik ke lantai atas dimana Bella berada.
Braaakkk
Pintu kamar terbuka secara kasar. Bella sedang duduk santai memegang segelas wine sambil memandangi ke luar kamar.
Bella menoleh sekilas seakan tidak peduli dengan kedatangan Leon kali ini.
"Bella, apa yang sudah kamu lakukan?"
Bella meminum habis wine di gelasnya, ia tertawa sarkas menertawakan tingkah suaminya yang menurutnya lucu.
"Aku melakukan apa yang seharusnya aku lakukan sejak dulu sayang, mari kita bercerai saja," ucapnya datar.
"Kenapa kamu tiba-tiba ingin bercerai denganku? Bukankah kamu takut kehilanganku dan akan melakukan apa saja demi mendapatkanku lagi." Leon mengapit wajah Bella.
"Kamu salah Leon, hatiku sudah terlalu banyak terluka. Wanita mana yang rela suaminya berbagi dengan wanita lain diluaran sana. Suami yang tidak pernah meniduri istrinya setelah beberapa lama," isaknya kemudian, tangisnya berderai membasahi wajah cantiknya.
"Dan seandainya kamu tidak berselingkuh dariku mungkin sampai saat ini kamu adalah ratu dihatiku Bella." Leon melonggarkan dasinya, membuka jasnya dan duduk santai di tepian ranjang.
Bella sesungguhnya menyesali perbuatannya dulu yang telah berselingkuh dengan lawan mainnya di sebuah film, hingga membuat rumah tangganya berada di ujung tanduk.
"Leon, aku menyesal maafkan aku." kini Leon yang berbalik menertawai Bella.
"Kamu akhirnya mengakuinya telah berselingkuh? Dasar jalang." Leon menghempas tangan Bella yang berada di pundaknya.
"Mari kita lupakan apa yang telah terjadi di antara kita berdua, lupakan juga tentang perceraian kita. Aku yakin kamu masih mencintaiku, kalau tidak sudah lama kamu sudah menceraikanku kan sayang?"
Kini mereka sudah tidak berjarak, Bella mendaratkan ciumannya di bibir Leon, nafas Bella terdengar memburu. Keduanya saling berpagut, Bella dapat tersenyum senang akhirnya hati Leon sudah mulai mencair.
Dengan cekatan Bella membuka satu persatu kancing kemeja Leon juga celananya dan meninggalkannya begitu saja di lantai. Suasana membuat mereka menyatukan diri dalam kehangatan, Bella memainkan perannya dengan lincah tapi apa yang terjadi saat ini membuat Leon tidak habis pikir, otaknya dipenuhi dengan wajah Alina. Hingga Leon mendorong begitu saja tubuh Bella menjauh darinya.
Leon melengos pergi ke kamar mandi membersihkan dirinya merasa jijik hampir saja melakukannya kembali dengan Bella.
Perlakuan Leon padanya membuat hati Bella mencelos.
"Kurang ajar kamu Leon." Bella mengumpat sendiri, tatapannya nanar. Ingin rasanya membunuh Leon saat ini juga.
Kurang dari 10 menit Leon keluar, memungut kembali pakaiannya yang teronggok begitu saja di lantai. Setelah dirasa rapi, Leon lantas keluar meninggalkan Bella, langkahnya terhenti saat istrinya meneriakinya.
"Karena sikapmu masih seperti itu, oke ayo kita bercerai saja!" teriak Bella.
"Baiklah aku akan menurutimu, pengacaraku akan mengurus segala sesuatunya," ucap Leon tanpa menoleh sedikitpun.
Ucapan Leon barusan membuat Bella semakin meradang, awalnya hanya menggertak saja tapi malah berakibat fatal seperti ini.
Mendengar suara teriakan dari kamar putrinya, Hilda segera naik ke lantai atas takut terjadi sesuatu, Hilda berpapasan dengan mmeenantunya itu.
"Leon, kamu apakan Bella?" icap Hilda sinis.
"Putrimu ingin bercerai denganku dan aku akan mengabulkannya,"
"Apa? Tidak mungkin." Hilda berlari mendatangi Bella.
Hilda mendapati Bella sedang menangis histeris sejadi-jadinya.
***
Sekembalinya Leon ke Blue House dari kediaman utama, ia langsung berdiam diri di ruang kerjanya tanpa ingin diganggu sedikitpun.
Leon membuka pintu kaca untuk melihat pemandangan yang mengarah ke kolam renang. Tanpa disadari oleh dirinya sendiri Leon tersenyum melihat Alina sedang belajar berenang ditemani Lusy.
Leon malah tertawa melihat Alina hampir saja tenggelam tapi tertawa itu berubah menjadi sebuah kekhawatiran saat tangan Alina meronta-ronta meminta tolong, Begitupun dengan Lusy berteriak-teriak meminta bantuan agar menolong Alina secepatnya.
Leon refleks segera berlari masih dengan pakaiannya yang utuh, tanpa pikir panjang menyebur ke kolam. Ternyata pintu kaca itu berfungsi sebagai penghubung menuju kolam.
Alina segera diangkatnya dan dibawa ke tepian kolam. Leon melakukan pertolongan dengan teknik CPR, Menekan dada Alina sebanyak kurang lebih 30 kali. Untunglah dengan cepat Alina bisa bernafas kembali, memuntahkan air yang tersedak.
"Untunglah Nona anda bisa selamat, Tuan Muda sudah menolong anda." Lusy tak kalah panik melihat Alina meronta tenggelam di kolam yang cukup dalam.
"Siapa yang mengajarimu? Apa kamu ingin cepat mati?"
"Maaf Tuan, ini salah saya seharusnya memang Nona Alina diajarkan oleh pelatih khusus,"
"Sudahlah, aku tidak menyalahkan siapa-siapa. Panggil AK dan suruh dia menelepon Andrian secepatnya." Leon lalu membopong tubuh Alina ke dalam kamar dan Lusy membantu Alina berpakaian.
"Kenapa dia tiba-tiba ingin belajar berenang?" tanya Leon setelah Lusy selesai membantu Alina.
"Setibanya dari Villa, Nona bilang ingin belajar berenang. Lalu tanpa pikir panjang saya mengiyakan untuk menemani Nona. Maafkan saya Tuan,"
"Tidak apa-apa tapi lain kali bicarakan dulu denganku atau dengan EK, Aku akan menyewa pelatih untuk mengajarinya kalau memang dia ingin sekali belajar, " ucapan Leon terdengar cukup bijak saat ini.
Andrian, dokter keluarga sekaligus kepercayaan Leon datang dan memeriksa Alina. Andrian tidak menemukan masalah serius pada Alina dan hanya menyuruh Alina untuk beristirahat saja karena shock yang ia alami saat tenggelam tadi.
"Biarkan saja istirahat nanti juga kondisinya pulih seperti sedia kala, jangan khawatir," ucap Andrian.
***
Tbc...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Meili Mekel
leon mulai jatuh cinta
2022-12-15
0
Made Elviani
Thor nikahkan Alina dgn Leon.....
2021-02-18
0
🌼 Pisces Boy's 🦋
calon istri ayah Leon mungkin ibu nya Alina
2021-02-09
2