“Siapa namamu?” tatap Leon pada wajah Alina
“Alina tuan..”
“Ada hubungan apa kamu dengan Merry?” Alina berpikir sejenak .
“Anu, saya.. Tidak ada hubungan apa-apa tuan,” bohong Alina tidak ingin Leon lebih murka lagi pada tantenya.
“Kamu tau berapa uang yang aku keluarkan untuk Merry agar kamu menemaniku?” Alina menggelengkan kepalanya.
“50 juta untuk sekali kamu menemaniku.” bisik Leon ditelinga Alina
“Dan itu belum termasuk kamu tidur denganku,” imbuhnya lagi membuat wajah Alina merah padam. Alina menutup dada dengan menyilangkan kedua tangannya takut kalau apa yang dikatakan Leon padanya menjadi kenyataan.
“EK,”
“Ya Tuan Muda,”
“Urus pembayarannya dengan wanita itu dan bawa dia ke mobil kalau sudah selesai!” perintah Leon.
“Baik Tuan Muda saya akan urus sekarang juga.” AK segera menemui Merry untuk bertransaksi.
“Tuan Muda menginginkan gadis itu, berapa bayaran yang kamu minta?” tanya AK menampakan wajah dingin, sebenarnya AK tidak suka kalau harus berhadapan dengan Merry, menurutnya Merry hanyalah seorang wanita pengeretan.
“Benarkah?”
“Iya katakan cepat!”
“Sekretaris mungkin juga tau berapa bayaran yang pas untuknya, dia gadis cantik berbeda dengan yang lainnya dan dia tidak akan mengecewakan Tuan Muda,” jawab Merry berbelit-belit membuat AK cukup kesal.
“Apa 5 milyar cukup?” tanya AK tanpa menatap sedikitpun pada Merry.
“5 milyar?” tanya Merry dengan menunjukan 5 jari tangannya.
“Apa aku terlihat sedang membual?” AK sudah hampir hilang kesabaran.
“Tentu saja, Tuan Muda bisa membawanya pergi sekarang juga. Apa Tuan Muda berniat tidur dengannya?”
“Merry, apa kamu baru dalam dunia seperti ini? Apa kamu kira Tuan Muda mau mengeluarkan uang sebesar itu hanya untuk sekedar bermain dengannya?”
“Maafkan tuan aku tidak bermaksud seperti itu,”
“Ini cek mu. Tuan Muda akan membawanya.”
Merry kini berada di atas angin, ia mendapatkan uang begitu besar dengan tega menjual Alina hanya untuk satu malam saja. Lebih dari cukup malah sangat lebih untuk menebus semua hutang Alina padanya.
Ternyata Alina bisa menjadi mesin uang untukku.
***
Alina cukup jelas mendengar bahwa ia kini dijadikan budak untuk menemani lelaki hidung belang, tidak ada bedanya dengan wanita yang suka menjajakan diri. Alina berderai air mata saat dirinya dibawa Leon ke sebuah hotel bintang 5. Sedangkan AK berada di kamar persis di depan kamar yang ditempati Leon.
Alina melangkahkan kakinya lunglai, meratapi nasibnya begitu mengenaskan. Berpikir apakah malam ini ia akan menjual dirinya walaupun pria itu tampan bak pangeran, itu tidak bisa menjadi pembenaran sama sekali dalam
hidup bahkan agama sekalipun.
“Kenapa kamu menangis? Jangan sok polos dan sok suci dihadapanku. Aku banyak menemui gadis sepertimu pura-pura lugu tapi ternyata.. hahaha.” Leon tertawa terbahak-bahak melihat Alina yang semakin ketakutan.
“Mandilah dulu, bersihkan tubuhmu! Aku tidak ingin mencium bekas orang lain,” ucap Leon kasar melemparkan handuk ke wajah Alina.
“Tuan, maafkan aku. Aku tidak bisa melakukannya. Aku tidak menjual diriku tuan,” rengek Alina berderai air mata bersimpuh di hadapan Leon.
Leon mengapit wajah Alina dengan tangannya.
“Aku sudah membayarmu untuk satu malam ini dan kamu harus memuaskanku,” sinis Leon membuat bulu kuduk Alina meremang.
“Ayo cepat mandi!” Leon mendorong tubuh Alina kasar ke arah kamar mandi. Di dalam kamar mandi Alina kembali menangis, mendekap erat tubuhnya sendiri. Ia berpikir untuk mengakhiri hidupnya saja tapi itu lebih dosa dan tidak akan diampuni dan ia teringat pada Doni, kalau bukan karena Doni, ia tidak akan melakukan perbuatan hina ini.
Maafkan kakak Doni, kakak terpaksa demi kamu…
Leon menggedor pintu kamar mandi menyuruh Alina untuk cepat keluar.
“Apa kamu sedang tidur di dalam? Cepatlah ini sudah hampir setengah jam, kamu membuang waktuku saja.”
Beberapa detik kemudian Alina keluar mengenakan bathroub berwarna putih khas hotel. Tubuhnya gemetar tak kala tangannya di tarik Leon dan didorong ke atas tempat tidur.
Bak hewan buas ingin memangsa buruannya, Leon mengoyak bathroub yang dikenakan Alina lalu melemparkannya ke lantai. Alina tidak bisa melawan karena kedua tangannya dpegang erat oleh Leon, bahkan untuk menjerit pun tenggorokannya serasa tercekat. Leon melancarkan aksinya setelah pakaian yang ia kenakan teronggok begitu saja di lantai. Nafasnya memburu mencari celah masuk kepemilikan Alina, Leon menatap Alina seketika menghentikan kegiatannya sejenak.
“Kamu masih perawan?” tatap Leon datar dengan nafas tertahan.
“Iya tuan, saya tidak pernah disentuh oleh siapapun.” ucap Alina membuat Leon menyeringai. Penuh kepuasan Leon melanjutkannya tanpa mempedulikan lagi tangisan Alina saat ini.
Alina meremas kuat kedua pundak Leon saat berhasil menembus kepemilikannya. Entah harus bagaimana lagi ia menggambarkan perasaannya kali ini. Semuanya sudah hancur, ia sudah tidak punya masa depan lagi dan tidak ada lagi yang bisa dibanggakan sebagai seorang gadis. Pria yang kini tengah bersamanya telah berhasil merenggut kesuciannya.
***
Semalaman Leon menikmati tubuh Alina tanpa membiarkannya istirahat sedikitpun, baru masuk waktu subuh Alina terkulai lemas. Dirinya benar-benar lelah melayani pria tampan itu. Membuatnya harus menahan sakit yang sangat teramat.
Beginikah rasanya pertama kali? Kenapa aku tidak merasakan kepuasan sama sekali?
“Kamu sudah bangun?” tanya Leon saat dirinya keluar dari kamar mandi hanya mengenakan handuk yang melilit dipingganngnya. Alina sedikitpun tidak menoleh kearahnya, ia seakan malu dan jijik kalau mengingat kejadian semalam.
“Sudah Tuan Muda,”
“Baiklah kamu akan diantarkan oleh EK pulang.” hanya itu saja kata-kata yang dia ucapkan sebelum benar-benar pergi dari hadapan Alina.
Sekilas Alina memperhatikan noda bercak darah mewarnai seprei yang digunakannya semalam untuk melayani Tuan Muda Leon, lebih tepatnya bukan ia yang melayani. Alina masih amatiran belum berpengalaman sedikitpun, Leon lah yang banyak berinisiatif hingga Alina dibuat benar-benar kewalahan.
Harusnya aku memberikan mahkota keperawananku pada suamiku kelak, tapi apa yang terjadi sekarang di luar kuasaku.
Beberapa menit kemudian AK mengetuk kamar hotel tempat Alina berada.
“Nona apa anda sudah siap untuk kembali pulang?”
“Aku sudah siap EK. Apa harus sekarang juga?”
“Tidak juga nona, Tuan Muda berpesan kalaupun anda masih ingin di sini tidak masalah. Karena hotel ini milik Tuan Muda sendiri.” jelas AK.
Sekaya apa dia sampai bisa memberikan uang sebanyak itu untuk satu malam, hotel dan juga Alexus. Apalagi yang dia punya?
“EK apa Tuan Mudamu itu adalah orang baik?”
“Kenapa nona bertanya seperti itu?”
“Aku hanya ingin tau saja tentang pria yang berani memberikan uang sebanyak itu? Apa kamu tau arti uang bagiku EK?” tatap Alina kosong.
“Maaf nona, saya tidak diperkenankan bicara apa-apa tanpa seizin Tuan Muda.” Alina tersenyum kecut mendengar jawaban AK.
Sekretaris setia, setia apa pura-pura setia!
***
Tbc…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Meili Mekel
kasihan alina
2022-12-15
0
Epifania R
5 m
2021-03-30
1
Made Elviani
sayangnya uang segitu d kasih k Tante Merry yg mata duitan.........
2021-02-18
1