Day eight,
Pagi yang cerah dan suasana hangat mulai terasa di rumah mewah ini, suasana dingin yang biasanya terasa perlahan mulai pergi menjadikan semua penghuninnya nyaman dan betah. Bisa diakui semenjak Leon mengenal Alina banyak perubahan terjadi. Tidak terlalu menunjukan sikap emosinya ataupun Leon
menjadi tidak terlalu fokus akan masalah rumah tangganya dengan Bella.
Semuanya senang dan menyukai keberadaan Alina, tidak ada seorangpun mengucilkannya karena statusnya sebagai budak nafsu Tuan Muda mereka. Sikap Alina yang ceria dan hangat membuat mereka terkesan dan menganggapnya seperti keluarga mereka sendiri.
“Selamat pagi Tuan Muda,” sapa Lusy
“Pagi.”
“Apa ada yang anda butuhkan lagi selain semua hidangan yang ada di sini.”
“Ya, aku ingin teh tapi Alina yang membuatnya.” Alina segera beranjak dari tempatnya menuju dapur, memang teh buatan Alina sangat disukai Leon, Tapi Alina pun heran hanya teh biasa tidak ada yang ditambahkan lagi ke
dalamnya.
Alina membawakannya di atas nampan, menyajikannya di meja makan. Ia pun ikut duduk bersama Leon. Hanya mereka berdua menikmati pagi indah untuk pertama kalinya Biasanya Leon akan terburu-buru berangkat ke kantor tanpa sarapan terlebih dahulu.
“EK, ikutlah sarapan!”
AK pun mengikuti ajakan Tuan Mudanya karena mustahil baginya untuk menolak. Bagi Leon sebuah penghinaan besar apabilla tidak mau menuruti ajakannya untuk makan bersama.
AK tidak merasa canggung sedikitipun, yang ia rasakan hanya kecanggungan diantara mereka bertiga. Sama halnya seperti nyamuk yang menganggu orang yang berpacaran. Untungnya Tuan Mudanya tidak mempunyai status resmi dengan Alina.
“EK, kami akan berjalan-jalan ke Villa kita yang ada di luar kota. Sudah lama rasanya kita tidak pergi bersama!”
Apa jalan-jalan ke Villa? Itu tandanya Tuan Muda harus menjadwal ulang semua agendanya hari ini dan beberapa hari ke depan.
“Baik Tuan akan saya siapkan segera,”
“Tidak usah terburu-buru, selesaikan dulu sarapanmu." kata Leon menyeka mulutnya,
Matanya mengarah pada Alina sekarang.
“Apa kamu mau jalan-jalan denganku?”
“Te-tentu saja Tuan saya mau,” sahut Alina tergagap.
Sedang ada angin surga rupanya sampai roma wajahnya juga tidak terlihat menakutkan sama sekali.
“Tuan, maaf kalau saya lancang. Apa lebih baik kita ke tempat lai saja dari pada ke Villa?”
“Kenapa?”
“Akan banyak pemberitaan mengingat tempat itu sekarang sangat banyak pengunjung.”
“Tidak usah khawatir EK. Villa ku bukan Villa murahan.”
AK mengangguk pelan, maksudnya bukan itu tapi mengingat rumor tentang rumah tangganya merebak dan wartawan masih gencar memburunya untuk dijadikan hedline news. Kemanapun AK pergi selalu ada saja waratawan mengikutinya diam-diam. Karena hanya AK sumber berita utama tentang keluarga Tuan Mudanya.
Alina mendengar apa yang diucapkan AK ada benarnya, kalau sampai wartawan mengetahui keberadaan wanita lain di sisi Leon akan menjadiakannya sulit bergerak.
Alina tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi saat ini yang ia tahu dirinya hanyalah wanita simpanan yang identitasnya harus di tutup rapat-rapat.
AK memberikan perintah untuk menyamakan suara pada semua assisten rumah tangga di Blue House agar tidak membicarakan hal terkait Tuan Muda mereka sedikitpun.
***
Rencananya jam 1 siang ini Leon dan Alina akan berangkat ke Villa seperti yang sudah direncanakan tadi pagi. Alina terlihat sedang mengepak beberapa potong pakaian ke dalam kopernya yang kecil, juga pakaian Leon yang ia
masukan ke dalam tempat berbeda. Leon meminta Alina menyiapkan kebutuhannya mulai sekarang dan seterusnya.
AK sedang menerima beberapa panggilan telepon masuk diantaranya mengabarkan kalau Keon harus pulang ke rumah utama. Bella mengabarkan ayahnya, Fredy mendapat serangan jantung dan dilarikan ke Rumah Sakit milik keluarga Wijaya.
“Tuan apa anda mau menunda acara kepergian anda keVilla?”
“Tidak EK, aku tidak akan pergi. Itu hanya akal-akalan mereka saja agar aku kembali ke rumah.” AK mengangguk-anggukan kepalanya, benar apa yang dikatakan Leon, ini sudah bukan kali pertama Fredy mengakalinya
seperti ini.
Kembali ponsel AK berdering lagi.
“Maaf Nona, Tuan tidak bisa diganggu. Beliau sedang ada kunjungan ke luar kota," ucap AK menjawab panggilan telepon dari Bella.
“Begitu rupanya? Kalian tidak sedang membodohiku kan?” Bella terdengar cukup marah.
“Maaf Nona, saya menyampaikan apa kata Tuan Muda.” AK mengakhiri sambungan teleponnya. Bella sebenarnya sudah cukup muak dengan sikap AK yang selalu berani padanya tidak ada rasa takut sedikitpun tentunya sebagai istri dari majikannya sendiri.
Leon tertawa renyah, menertawai sikap AK yang selalu dingin pada siapapun.
“Tuan istri anda…”
“Jangan pikirkan tentangnya, persiapkan saja keberangkatanku EK,"
“Baik Tuan Muda.” AK undur pamit dari hadapan Leon mempersiapkan semua keberangkatannya hari ini.
***
Setibanya di Villa pribadi milik Leon, Alina langsung menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur, berguling ke kiri dan ke kanan. Menikmati kenyamanan tempat tidurnya, sama-sama nyaman seperti tempat tidur miliknya di Blue House.Ia sudah lupa akan keberadaan Leon dan juga AK dengannya.
“Apa kamu suka,” suara Leon tiba-tiba menyadarkannya. Alina langsung terduduk dan merasa canggung.
“Maaf Tuan saya bersikap seperti ini," sesal Alina.
“Lupakan saja kamu boleh bersikap sesuka hatimu kenapa harus bersikap malu lagi di hadapanku. Bukannya selama di perjalanan kamu sudah menghabiskan banyak makanan di sampingku Alina,”
Sial, aku kira dia tertidur karena matanya terpejam,
“Maaf Tuan saya-.”
“Sudahlah lupakan saja, aku tidak akan menghukummu karena hal itu.” Leon berlalu dari hadapan Alina Bersama AK entah mereka berdua pergi kemana,
Baru saja akan melanjutkan rebahannya yang sempat terganggu, Alina dikejutkan oleh seseorang di luar pintu kamar.
“Nona Muda maaf menganggu istrirahat anda. Perkenalkan saya Ratih, Kepala pengurus Villa Tuan Muda,” ucapnya.
“Oh tidak apa-apa, saya Alina maaf apa ada yang bisa saya bantu?”
“Iya Nona, Tuan Muda berpesan pada saya agar menyiapkan semua keperluan anda selama menginap di sini. Apa ada yang anda butuhkan?” Alina berpikir sejenak, sebenarnya ia ingin sekali memakan jagung bakar. Tapi apa di Villa ini ada?
“Saya ingin jagung bakar manis pedas, apa di sini ada?” ucap Alina tidak merasa canggung sedikitpun. Ratih mengagguk pelan dan sedikit mengangkat senyumnya mengisyaratkan ada penilaian berbeda pada Alina.
“Tentu Nona, semua yang anda butuhkan akan saya persiapkan dengan segera. Apa ada lagi yang bisa saya bantu?”
“MMmmmm, mungkin siapkan juga untuk Tuan Muda dan juga AK dengan semua rasa aku kira mereka akan menyukainya,”
“Saya rasa Tuan Muda tidak akan menyukai jajanan murahan seperti itu Nona,” ucap Ratih, Alina menjadi berpikir keras kenapa ucapan Ratih membuatnya jadi merasa tidak nyaman.
“Kalau begitu tidak usah membuatnya, buatkan saja untukku,”
“Buatkan saja sesuai permintaannya Ratih!” AK berada tepat di belakang Ratih dengan tatapan mengintimidasinya.
“Oh maaf Tuan EK, akan saya buatkan segera.” Ratih canggung dan pamit undur diri ke belakang.
“EK, kamu selalu ada di saat aku membutuhkanmu. Kamu pahlawan penyelamatku EK?” ucap Alina gemas.
AK mengernyitkan alisnya.
“Apa ada yang membuat anda kurang nyaman Nona?”
“Iya EK, Sepertinya Ratih kurang menyukaiku ”
“Anda tidak usah khawatir Nona. Itu tidak akan terjadi tenanglah!”
***
Tbc…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Lili Anne
thor asisten leon itu namanya yg bener AK apa EK yaaa aq bingunggggggggggg
2021-05-20
0
istiqomah 12345
katanya mau nganterin uang ke tante merri kok g jadi
2021-02-19
0
Thomas Juwita
EK d blg malaikat pelindung alina.awas alina nanti ada yg denger mrh lo karena kamu terlalu memuji EK
2021-02-09
0