Alina duduk di sebelah Leon mencoba sebisa mungkin melayani tamunya dan bersikap sebaik mungkin, sesekali Alina terpaksa untuk tersenyum dan apapun yang terjadi pesan tantenya yang harus ia lakukan adalah cukup tersenyum.
Perawakan Leon cukup sempurna, mempunyai kharisma sebagai seorang pria. Tatapannya selalu dapat mengintimidasi siapapun yang melihatnya.
“Jangan tersenyum jika hanya terpaksa! Aku tidak suka kemunafikan.” kata-katanya tajam setajam silet hampir saja mengenai dadanya
Leon Hansen Wijaya adalah nama pemilik perusahaan ternama Wijaya Grup. Rumor yang beredar tentangnya adalah, dia pria muda yang berdarah dingin, kejam terhadap lawan bisnisnya dan bisa menghancurkan sebuah perusahaan hanya dengan kedipan mata. Leon terkenal sering berganti-ganti pasangan dan lebih mencengangkan lagi adalah dia sudah beristri.
“Apa kamu bisa bekerja dengan baik? Kenapa hanya diam saja dari tadi?” suara Leon mulai meninggi menjadikan malam ini cukup mencekam bagi Alina.
“Maaf tuan, saya tidak fokus.” segera Alina menuangkan lagi minuman beralkohol ke dalam gelas dan menyodorkannya pada Leon.
Alina ingat adiknya, bagaimana keadaannya sekarang? Pastinya Doni merasa kesepian seorang diri di Rumah sakit, batin Alina sakit.
Sudah hampir pukul 1 malam Leon baru akan kembali pulang, walaupun sudah minum banyak tidak mudah baginya kehilangan kesadaran. Merry mengucapkan banyak terimakasih dengan semua kata-kata jilatannya hampir membuat AK muak.
***
Dalam keheningan pagi Alina berdoa ingin segera keluar dari jebakan tantenya dan berharap semua permasalahannya segera berakhir.
Merry membuat aturan terperinci tentang tugasnya nanti malam, kalau seandainya Leon tidak berkunjung maka Alina akan melayani tamu lain tapi jika Leon ada maka dirinya harus melayani Leon dengan segenap jiwa dan raga.
Kedatangan Leon yang tidak diduga malam kemarin menguntungkan sekali bagi Merry, ia mendapatkan uang banyak. Sekalipun harus mengorbankan keponakannya sendiri.
“Alina, ini bagianmu. Belilah semua kebutuhanmu dan simpan sebagian untuk uang jajanmu.” Merry menyodorkan sejumlah uang sebesar 5 juta pada Alina.
Alina terperangah hanya dalam satu malam dan hanya melayani seperti itu dapat uang sebanyak ini, gumam Alina. Sedangkan Merry menyeringai karena ia mendapatkan bagian sangat besar 10 kali lipat yang ia berikan pada
Alina.
“Kamu jangan khawatir pendapatanmu akan tante potong untuk hutangmu,”
“Tapi tante sampai kapan Alina akan bekerja di sana?”
“Sampai hutangmu selesai, maka kamu harus bekerja mengumpulkan uang sebanyak 150 juta beserta bunganya,”
“Bunga?”
“Iya bunga, apa kamu pikir aku pekerja sosial, ingat Alina sekarang kamu dan tubuhmu hanya aku yang berhak!” suara Merry melengking memekakan telinga Alina.
Alina duduk terkulai, ia tidak menyangka tantenya sekejam itu. Berpikir kalau tantenya adalah peri penolong adalah SALAH BESAR!
***
Penuh harap Merry menunggu kembali kedatangan Leon di clubnya tapi sampai hampir tengah malam pria itu tidak kunjung tiba, ia meremas kesal jemarinya dan menyuruh Alina melayani tamu lain. Tidak ada pilihan selain menuruti perintah tantenya.
Sementara di kediaman Leon yang super mewah terdengar tangisan cukup keras dari lantai atas, rupanya Bella menangis dan jatuh tersungkur ke lantai karena dorongan suaminya yang cukup kuat.
Tangan besar Leon menjambak rambut Bella secara kasar dan mendorongnya kembali ke lantai.
“Katakan padaku siapa pria itu?”
“Aku tidak dengan siapa-siapa sayang, percayalah padaku!" ucapnya pada Leon.
“Dasar jalang! Aku akan menceraikanmu kalau kamu tidak mau mengaku,”
Bella meraih kedua kaki Leon dan bersimpuh mengharap Leon memaafkannya.
“Tidak! Aku tidak mau bercerai, dia hanya temanku,” Bella menjawab dengan mengeratkan pegangannya.
“Jalang hanya akan menjadi jalang selamanya, kalau hanya teman mana mungkin dia menikmati tubuhmu penuh gairah seperti itu, kamu pikir aku idiot hah.” sebuah tamparan keras mendarat di pipi mulus Bella hingga meninggalkan bekas kemerahan di wajahnya.
Dengan langkah cepat Leon menuruni anak tangga tidak ingin lagi melihat wajah istrinya yang menurutnya sangat menjijikan.
AK masih duduk setia menungguinya di ruang depan, memilih duduk di sana karena tidak ingin dianggap menguping walaupun sebenarnya sangat jelas terdengar.
Leon masuk ke dalam mobil dan tertawa sarkas, entah apa yang membuatnya tertawa seperti itu. AK sudah duduk di belakang kemudi, AK dibuat merinding karena tawa Leon semakin keras.
“EK,” Leon bicara padanya.
“Iya Tuan Muda,”
“Apa yang harus aku lakukan pada Bella,” rupanya karena hal ini yang membuat Leon tertawa seperti orang yang kurang waras, gumam AK.
“Aku rasa perceraian adalah jalan terbaik tuan, pernikahan tuan sudah tidak sehat. Wanita yang berselingkuh tidak akan bisa dipercaya lagi,” ungkap AK membuat Leon menggelengkan kepalanya.
“Itu sangat mudah EK, aku akan membuat hidupnya menderita dulu karena sudah berani menghianatiku. Aku akan membuatnya tersiksa seumur hidupnya,”
“Jangan mengotori tangan Tuan Muda dengan tindakan yang ceroboh, istri anda adalah anak pak walikota akan menjadi masalah besar bagi anda kelak tuan,” nasehat AK membuat Leon kembali tertawa.
“Aku tidak peduli dengan walikota atau siapapun itu, kamu tau siapa mertuaku? Dia rela menjual anaknya sendiri demi kepentingannya, kalau buka karena Bella dulu pernah melakukan sesuatu untukku, aku tidak akan pernah menjadikannya istri.”
Sejenak keadaan hening, AK segera memasukan kunci mobil dan menghidupkannya. Membawa mobil itu melaju menjauhi kediaman megahnya, perlahan mulai menjauh dan tidak terlihat.
“Kita akan kemana Tuan Muda?”
“Alexus.. Bawa aku kesana!” AK melihat Leon dari spion mobil yang tergantung, Leon terlihat berantakan. Dasi yang ia kenakan sudah tidak beraturan.
Sampai di dalam Alexus, Leon melihat tidak senang ke arah Alina yang sedang focus melayani tamu lain. Melihat perubahan wajah tuannya, AK segera memberitahukan Merry perihal kedatangan Leon.
“Alina, Tuan Muda Leon menunggumu,” Merry menyuruh Alina agar segera menghampiri Leon di ruangannya.
“Tapi gadis ini sedang menemaniku madam,” sergah Baron menolak kepergian Alina dari sisinya.
“Dia sudah dipesan Tuan Muda.” tatapan dingin AK cukup membuat Baron terdiam.
Merry merasa tidak enak hati dan segera meminta maaf pada Baron.
“Maaf pak Baron, aku akan menggantinya dengan yang lebih berpengalaman dari dia.” Baron terlihat kesal memilih pergi dari tempat ini.
Sedangkan Alina merasa dirinya seperti barang yang dibanting ke sana kemari.
“Merry, aku sudah bilang padamu kalau dia hanya akan melayaniku saja! Kenapa kamu sangat rakus sekali. Bukankah uang yang aku berikan padamu kemarin itu jumlahnya sangat besar?” Leon mulai menunjukan sisi kejamnya sampai Merry dibuat ketakutan, apalagi tatapan dingin AK menambah aura kekejaman dirinya semakin terlihat jelas.
“Maaf Tuan Muda, saya pikir anda tidak akan datang. Biasanya kalau anda datang sekretaris anda akan memberitahukannya terlebih dahulu,”
“Kenapa aku harus memberitahukanmu, bukankah usahamu ini berada di dalam bangunanku. Apa kamu ingin aku usir secepatnya dan kehilangan penghasilanmu!” bentak Leon dengan tangan menggebrak meja kaca yang ada di hadapannya.
Merry menelan salivanya ia tidak bisa berkutik lagi dengan amarah Leon kali ini, ia memilih untuk diam tidak bersuara dan menyerahkan Alina padanya.
***
Tbc….
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Meili Mekel
tante yg sungguh biadab
2022-12-15
0
Juwita Nuraini
ceritanya mulai menarik, lanjut thor
2021-04-05
0
Ceu Euis Awank
hmmm leon penguasa rupanya ...seruuu
2021-03-08
1