Masih dengan berderai air mata Alina kini sedang dalam perjalanan menuju kota Jakarta, Alina sadar betul ia harus mengembalikan uang tantenya dengan bekerja keras dan menuruti semua perintah tantenya apapun itu konskuensinya.
Hingga sampailah Alina di depan sebuah rumah megah mentereng yang dijaga beberapa bodyguard. Merry masuk diikuti Alina yang mengekor di belakangnya. Alina takjub melihat kemegahan rumah tantenya, ia berpikir bahwa usaha Merry cukup sukses dan ia pun akan mendapatkan penghasilan yang besar dan segera membawa Doni bersamanya.
“Lin, kamu bersih-bersih saja dulu dan bersantai nanti malam tante akan ajak kamu keluar,” ucap tantenya menunjukan sebuah kamar cukup luas yang akan ditinggali Alina selama di sana.
“Iya tan, Lina akan bersih-bersih dulu lalu istirahat sebentar.” Merry mengangguk pelan lalu pergi dari hadapan Alina menuju lantai bawah.
Alina terdiam sejenak tentang pekerjaan yang akan diberikan tantenya, apakah jadi karyawan, sekretaris atau menjadi assisten pribadi tantenya di perusahaan. Alina tersenyum kecil karena ia sudah tidak sabar apa pekerjaannya nanti. Tak lama tantenya kembali datang membawakan sebuah gaun malam yang sedikit tidak terlalu seksi, Alina akan menolaknya di awal kalau dipakaikan gaun seksi terbuka.
“Kenapa Alina harus pakai ini tante?” tanya Alina penasaran.
“Karena kita akan pergi ke pesta, masa kamu mau pakai jeans dan kaos.”
Alina mengerti dan sedikit tersenyum walaupun ia tidak terbiasa dengan pakaian seperti ini.
Pukul 7 malam pergilah Alina bersama tantenya menyusuri jalanan ibu kota dengan menaiki mobil mewah seri terbaru keluaran BMW. Alina tidak menyangka tantenya mempunyai beberapa mobil mewah yang terpajang di gerasinya.
Merry membawa Alina ke sebuah tempat sekelas club malam elit di bilangan Jakarta pusat, club Alexus namanya. Sering disinggahi orang-orang penting, pengusaha, pejabat dan kalangan sosial elit lainnya. Alexus menjadi kedok usaha Merry meraup pundi-pundi rupiahnya dengan menjajakan wanita-wanita malam asuhannya juga gadis-gadis remaja yang datang padanya karena faktor ekonomi menjual harga dirinya sendiri, cukup miris faktor ekonomi menjadi penyebab utama mereka menjual diri, katakanlah seperti itu.
Alina cukup terperanjat saat masuk ke dalam melihat ke sekelilingnya.
Beberapa wanita muda berpakaian seksi menyapa Merry dengan panggilan Madam.
“Selamat malam Madam?” sapa seorang amoy di ujung tempat duduk bersama seorang pria tua.
“Malam Jesica..”
Bukan hanya seorang amoy di sana, ada juga bule dengan pakaian seksi mereka, masih muda dan juga cantik-cantik.
“Tante, bukankah ini seperti club malam? Katanya kita akan pergi ke pesta,” tanya Alina polos hampir saja membuat tantenya tertawa.
“Kamu pikir ini bukan pesta, ini pesta Alina,”
“Dan kamu akan bekerja di sini mulai malam ini!” Alina membelakan matanya apa yang harus dikerjakan di tempat seperti ini, ia hampir menangis tapi Merry membawanya ke ujung tempat di club itu.
“Kamu jangan menangis! Bukankah kamu sendiri yang bilang akan bekerja dan menuruti semua perintahku?” ancam Merry membuat pergelangan tangan Alina memerah.
“Tapi tante-,”
“Panggil madam! Di sini aku bukan tantemu tapi atasanmu.”
Alina terperangah melihat perubahan sikap tantenya berubah drastis
Kenapa bisa seperti ini
Untunglah Alina terselamatkan oleh kedatangan seorang bodyguard menghampiri tantenya dan membisikan sesuatu ke telinga tantenya. Wajahnya seketika berbinar dan segera berlalu meninggalkan Alina sendirian.
“Jack, kamu suruh dia untuk melayani para tamu di sini pastikan dia bisa tersenyum!”perintah Merry pada bodyguardnya itu.
“Baik madam.” setelah kepergian atasannya, Jack menyuruh Alina untuk segera bersiap menyambut beberapa tamu yang datang, mempersilahkannya duduk dan menyuguhkan minuman.
“Kamu bisa tersenyum, menggandeng tangan tamu dan menyuguhi minuman bahkan bisa lebih dari itu,” titah Jack mengajari Alina tentang apa yang harus ia perbuat.
“Tapi aku tidak bisa,”sanggah Alina.
“Lihatlah olehmu beberapa wanita yang berdiri dan duduk di sana! Awalnya mereka juga sama sepertimu, polos. Tapi lama-lama mereka terbiasa tanpa harus disuruh lagi.”
Alina menghela nafasnya, ia terpaksa benar-benar terpaksa harus berada dalam lembah nista seperti ini.
“Jack, siapa ini?” tanya Pak Hendarso salah satu pelanggan tetap Alexus, Hendarso adalah seorang pengusaha sukses di bidang perhotelan. Termasuk lelaki hidung belang yang sering minta dilayani seorang wanita muda untuk memuaskan hasratnya.
“Ini anak baru,” Jack menimpali, terlihat seringai di wajah Hendarso membuat Alina cukup ketakutan.
“Hei dia ketakutan rupanya, tenanglah gadis manis Om tidak akan membuatmu takut. Jack bisakah kalau aku mau yang ini?” pinta Hendarso pada Jack tapi tangan Hendarso segera di tepis dari pundak Alina oleh Merry.
“Jangan seenaknya seperti ini! Pak Hendarso tidak akan bisa membayarnya,” ucap Merry.
“Madam Merry ini seperti tidak tahu saja aku ini seorang pengusaha sudah pasti banyak uangnya,” bela Hendarso membuat Merry menyebikkan bibirnya. Bagi Merry, Hendarso adalah seorang pria yang ingin selalu dipuaskan tapi pelit mengeluarkan uangnya.
“Dia masih gadis dan sekalipun hartamu diberikan padaku semuanya tidak akan bisa membelinya,” ucap Merry sinis segera membawa Alina pergi bersamanya.
“Dasar ABG tua tak bermodal.” kesal Merry.
Alina dibawanya menuju sebuah ruangan VVIP, yang hanya untuk satu tamu khusus.
“Sekretaris, saya membawa orang yang akan menemani Tuan Muda malam ini.” ucap Merry mengumpankan Alina.
Sekretaris Aaron yang merupakan kaki tangan dari Tuan Muda Leon yang dimaksud sebagai tamu VVIP Alexus malam ini mengabarkan pada tuannya tentang orang yang diminta untuk menemaninya telah ada di depan pintu.
“Suruh masuk!” titah Leon pada sekretarisnya.
“Selamat malam Tuan Muda Leon, saya sangat senang sekali anda bisa datang kembali ke sini. Saya membawakan dia untuk menemani anda,”
“Ya, tinggalkan saja dia di sini bersamaku dan kamu boleh pergi!” titah Leon dingin pada Merry.
Merry tersenyum undur diri seolah sudah terbiasa dengan sikap angkuh seorang Leon.
Sekretaris itu menyuruh agar Alina duduk di sofa tepat berhadapan dengan Leon.
“Kamu pekerja baru di club ini?” tanyanya pada Alina yang masih diam terpaku.
“Iya tuan, saya baru di sini,” Alina menjawab dengan sedikit gugup. Pertama kali dalam hidupnya berada dalam tempat ini dan bersama seorang pria tidak dikenalnya.
“Kamu butuh uang sampai harus bekerja seperti ini?” tanyanya lagi.
“Iya tuan saya membutuhkan uang untuk-,”
“Murahan,” sentak Leon membuat dada Alina berdegup kencang.
Siapa yang ingin bekerja seperti ini! Angkuh sekali dia, memangnya dia siapa?
“Jelaskan padanya apa yang harus dia lakukan untukku!” Leon menyuruh sekretarisnya untuk menjelaskan peran Alina untuknya.
Apa ini? Apakah aku suruhannya? Kenapa ada tugas segala!
Sekretaris itu menarik kursi dan duduk bersebelahan dengan Alina.
“Nona, perkenalkan nama saya Aaron Kwok, panggil saja saya AK, dibaca EK! Saya adalah sekretaris pribadinya Tuan Muda Leon,” ucap AK pada Alina memperkenalkan dirinya.
Alina tersenyum kecil mendengar ucapan AK cukup ramah padanya.
“Nona, setiap Tuan Muda datang ke sini, anda harus menemaninya. Tuan Muda tidak suka di temani oleh seseorang yang tidak diinginkan dan anda cukup menemaninya di sini dengan melayaninya sebaik mungkin.” jelas
AK.
Alina mengangguk pelan paham sekali dengan apa yang harus dilakukannya untuk sekarang dan seterusnya.
***
tbc...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Healer
Aaron Kwok n Leon my fav actor from HK
2023-06-15
0
Iiq Rahmawaty
temen nya mulan kwok dong😅😅
2022-07-05
0
Epifania R
leon vs aron
2021-03-30
0