Selepas acara malam penghargaan yang membuat Leon bosan karena harus melihat tingkah Bella membuatnya hampir muntah, penuh dengan sandiwara dan drama. Leon dan Bella kembali bertengkar karena malam ini Leon menolak untuk menginap di rumah.
“Kita akan kemana Tuan?” tanya AK saat Leon sudah masuk ke dalam mobil.
“Kita akan ke Blue House, aku akan menginap di sana.”
AK menuruti perintah Tuannya tanpa banyak bertanya lagi. Waktu sudah menunjukan jam 1 malam, acara itu benar-benar membuatku bosan, pikir Leon.
Sampai di Blue House Leon masuk ke dalam kamar Alina, melihat Alina tidur dengan posisi yang menurutnya bisa membangkitkan gairahnya itu lantas membuatnya segera membuka pakaiannya satu demi satu.
Alina menepis tangan Leon.
“Jangan sentuh saya!” ucap Alina dengan mata tertutup.
Leon mengerutkan alisnya merasa heran kenapa Alina berbicara sambil tertidur.
“Dia bermimpi rupanya.” kata Leon tersenyum.
Leon kembali membelai rambut Alina hingga membuat Alina terbangun.
“Tu..Tuan anda di sini,” Alina terkesiap melihat Leon tanpa busana.
“Kenapa kamu malu? Bukankah kamu sudah melihat semuanya waktu itu dan aku juga sudah melihat semua tubuhmu,”
“Maaf Tuna, bukan maksudnya seperti itu. Saya hanya kaget melihat anda ada di sini.”
Leon menarik wajah Alina dan menciumnya, Alina bahkan tidak bisa menghindar dan memang tidak boleh menghindar.
Ingat Alina ini adalah tugasmu kamu sudah dibayar!
Mata Alina melotot seakan kaget saat Leon bermain-main di lidah Alina, merasakan pergerakan bibir Leon yang sangat lincah. Hingga membuat mata Alina terpejam dan merasakan kenikmatan yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Dengan lembut Leon menciuminya, turun ke leher dan menelusuri semua bagian indah tubuh Alina.
Sampai dimana Leon kembali merasakan kepemilikan Alina di pusatnya, terbuai rasa dan suasana mereka terhanyut dalam kenikmatan. Alina menggelinjang merasakan tubuhnya bergejolak hebat, ia merasakan pelepasannya yang pertama. Leon tersenyum puas, bukan hanya virginnya saja yang ia dapatkan
tapi melihat Alina merasakan puncaknya merupakan kepuasan tersendiri baginya. Kini giliran Leon yang merasakan pelepasan sampai menjatuhkan tubuhnya diatas Alina.
Apa tadi? Kenapa rasanya aneh sekali.
Leon masih dalam posisinya, Alina tidak berani untuk membangunkannya meskipun nafas Alina terasa berat karena tubuh Leon yang berat menindihnya.
“Kamu keluar juga?” suara Leon membuyarkan keheningan malam ini.
“Keluar kemana Tuan? ”jawab Alina enteng.
Leon pun tertawa, “ternyata kamu sangat polos Alina,” ucapnya.
Leon segera menarik dirinya dari tubuh Alina dan berjalan ke arah kamar mandi. Alina bingung tidak mengerti apa yang ditanyakan Leon padanya.
Keluar? Keluar kemana aku kan masih di sini.
“Ini Tuan.” Alina memberikan handuk berwarna putih saat Leon selesai dari kamar mandi.
“Kamu ternyata melayaniku dalam hal lain juga rupanya, bagus nanti aku berikan bonus untukmu.”
Alina melayaninya karena memang ia sudah sangat mengantuk dan ingin melanjutkan tidurnya kembali agar Leon pun dapat segera tidur.
Pagi sekali Alina mendapati Leon masih tertidur pulas di sampingnya, wajahnya menampakan kehangatan sangat syahdu, tenang tanpa beban.
Dengan langkah pelan Alina beranjak dari tempat tidurnya tidak ingin sedikitpun membangunkan Leon.
Tok..Tok..Tok
Sekencang angin Alina berlari menuju kamar mandi tidak ingin Leon terbangun karena suara ketukan pintu kamar.
“Masuk!” Leon mengusap kasar wajahnya. AK melangkah masuk dengan pasti mendapati Leon yang masih belum beranjak sedikitpun dari tempat tidur.
“Tuan, apa ditunda saja pertemuannya untuk pagi ini dengan klien kita?”
“Tidak usah, aku akan berangkat setelah mandi dan bersiap. Apa pakaianku sudah disiapkan?”
“Sudah Tuan, ada di kamar pribadi anda.”
Sementara Alina sedang memikirkan cara bagaimana ia keluar dari kamar mandi dan menghadapi Leon apabila sudah terbangun. Setelah 10 menit Alina memberanikan dirinya, untuk perlahan keluar dari kamar mandi.
Tapi apa yang didapat, Leon sudah tidak berada lagi di sana, hanya menyisakan pintu yang terbuka lebar.
Alina berkata pada dirinya sendiri penuh dengan penekanan, wajahnya terasa panas menahan emosi yang tidak bisa dilampiaskan.
“Aku memang hanya wanita simpanan saja tidak lebih.”
“Nona apa anda menangis?” Suara AK tiba-tiba terdengar mengangetkan Alina sampai matanya melotot.
“EK……!!!!!.” teriak Alina menjerit sekencang-kencangnya.
AK menyadari bahwa Alina berteriak karena ia melihatnya hanya memakai handuk saja.
“Maaf Nona,” ucap AK diselimuti rasa malu yang teramat.
“Apa dia tidak punya rasa malu melihatku hanya memakai handuk saja!” gerutu Alina, ia segera menutup pintu tidak mau ada orang lain lagi yang melihatnya.
“Kenapa aku memikirkan pria yang hanya bermain-main saja denganku. Kerugian besar yang kualami sebenarnya sangat besar bahkan tidak bisa dibayar dengan nominal berapapun, Aku bahkan tidak bisa menolaknya dia datang
dan pergi seseka hatinya.” ujar Alina pada dirinya sendiri.
“Kamu menangis?”l agi-lagi Alina tidak sadar kalau pintu kamarnya ada yang membuka, bukan AK yang kini berdiri di sana melainkan Leon. Seketika Alina langsung terperanjat.
“Tidak Tuan.”
“Kelihatan matamu sembab, aku akan ke kantor. Kalau kamu merasa bosan pergilah ajak Lusy jalan-jalan denganmu. Sementara EK akan pergi denganku,”
“Iya Tuan.” hanya itu saja obrolan pagi hari sebelum Leon benar-benar berangkat.
Alina melamun sejenak mengingat kejadian semalam, ia pun menarik nafas dalam-dalam sudah 2 kali dirinya dan Leon melakukan hubungan intim, untuk Leon entah sudah berapa kali menanamkan benihnya di rahim Alina. Kalau saja nanti ia hamil bagaimana? karena Leon tidak senang untuk memakai pengaman. Ia akan benar-benar kehilangan anaknya nanti sesuai isi surat perjanjian itu.
“Tidak! Aku tidak boleh berpikir kea rah sana. Apa aku harus memakai KB? Tapi apa? Aku tidak tahu apa saja. Oh Alina hidupmu menyedihkan.”Kesal Alina. Ia berinisiatif mencari tahu dari internet apa saja jenis KB untuk mengantisipasi dirinya agar tidak hamil.
Alina mulai berselancar mengetikan “Jenis KB”. Banyak bermunculan mulai dari pil KB, KB suntik, KB spiral.
“Banyak macamnya, aku bingung harus memilih yang mana. Pil KB harus setiap hari dan tidak boleh lupa. Sedangkan aku orangnya pelupa, ini tidak bagus untukku. KB suntik termasuk KB hormonal ini membuat tubuhku gemuk. KB spiral apa ini tidak salah dimasukan ke leher rahim, ini pasti akan sakit. Tidak ada pilihan yang bagus untukku. “Alina mengunci kembali layar ponselnya dengan kesal.
“Aku malu kalau harus bertanya pada Lusy… Arrgghh.” tidak punya pilihan lain Alina menutup wajahnya dengan bantal sampai tidak terasa ia kembali tertidur sampai siang hari.
AK menghubungi Lusy karena sedari tadi Alina tidak menjawab ponselnya.
“Nona Muda sedang tidur EK, sepertinya semalam Tuan Muda membuatnya benar-benar kelelahan, hihihi.” Lusy mulai menggosip menjawab pertanyaan AK.
“Jangan menggosip seperti itu nanti ada yang mendengar! Aku hanya dapat perintah dari Tuan Muda agar Nona Alina pergi denganmu Lusy, ajak dia jalan-jalan sekedar makan di luar atau berbelanja terserah padamu. Biarkan
sopir yang mengantar.”
“Apa aku tidak salah EK? Tuan muda sedang ada angin apa roma-romanya sangat baik pada Nona Muda, tenang saja EK dengan senang hati aku mendapatkan tugas seperti ini EK, nanti selepas Nona bangun akan kusampaikan.”
***
Tbc…..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Meili Mekel
semoga saja nnti leon akan jatuh cinta
2022-12-15
0
Epifania R
cepat dihalalkan
2021-03-30
1
Ceu Euis Awank
leon mulai bucin sm alina thorrr...seruu..lnjutt
2021-03-08
1