Pukul 20:13, entah kenapa Arlan merasa begitu gelisah. Ia menjadi sangat kepikiran, saat Daniah bilang ia akan menunggunya pulang. Arlan berpikir mungkin saat ini, Daniah melakukan hal bodoh dengan menunggunya seperti malam kemarin, sampai ketiduran di meja makan.
"Tunggu! Kenapa aku harus peduli? Mau dia ketiduran lagi di meja makan, kek. Bodo amat! Lagi pula, aku sudah memperingatkan gadis itu untuk tidak melakukan apapun untukku. Jadi, untuk apa aku memikirkannya?" ucap Arlan berbicara pada dirinya sendiri, ia berusaha untuk tidak peduli pada Daniah. Dan menyingkirkan pikirannya itu tentang dia.
Namun, sedingin apapun sikapnya itu, ia tetaplah seorang manusia yang masih memiliki hati. Ia merasa tidak tega juga, kalau harus membuat Daniah sampai ketiduran lagi di meja makan.
"Aish! Ada apa denganku?" kesal Arlan tidak bisa berhenti memikirkannya. Lantas, ia pun segera berbenah dan menghentikan pekerjaannya untuk segera pulang.
Sementara Daniah dan Kevin baru saja tiba. Kevin berhenti didepan gerbang rumah Arlan. Segera Daniah turun dari motor dan membuka helm untuk dikembalikan pada Kevin.
"Makasih, yah udah nganterin," ucap Daniah sambil menyodorkan helem tersebut.
"Sama-sama," balas Kevin menerima helem itu. "Ini rumah kamu? Gede banget!" tambahnya sambil melirik kedalam gerbang.
"Bukan, sih. Lebih tepatnya, aku numpang disini. Yah, kalau aku ceritain, pokoknya panjanglah ceritanya!" sahut Daniah menjelaskannya.
Kevin hanya manggut-manggut kecil sambil membulatkan mulutnya membentuk huruf "0".
"Yaudah, kamu pulang gih! Udah malam, gak enak kalau ada yang liat," ujar Daniah mengusir Kevin untuk segera pergi.
"Yaudah, kalau begitu aku pulang, yah? Besok, mau aku jemput gak?" balas Kevin menawarkan diri.
"Tidak usah. Aku tidak mau merepotkanmu," tolak Daniah diiringi senyum tipis.
"Serius, gak mau aku jemput?" ulang Kevin menegaskan tawarannya.
Daniah tersenyum malas dan mengangguk singkat. "Iyah, aku serius! Udah pulang sana. Aku juga mau masuk," balas Daniah meyakinkan tolakannya, sambil mendorong Kevin pelan untuk segera pergi.
"Iyah, iyah aku pergi sekarang!" seru Kevin menyalakan motornya. "Assalamu'alaikum!" Kevin mengucapkan salam dengan manis diiringi senyum indah terpancar dari wajahnya.
"Wa'alaikumussalam!" balas Daniah membalas canggung senyuman Kevin. Daniah menatap kepergian Kevin sampai benar-benar sosok Kevin menghilang dari pandangannya. Daniah menghela nafas kasar dan menggeleng singkat. Lalu, ia pun bergegas masuk kedalam.
Setibanya didalam Daniah langsung bersih-bersih diri. Setelah usai membersihkan diri, lantas Daniah pergi ke dapur hendak akan memasak cumi pedas asam manis, kesukaan Arlan. Ia juga mendapat resep itu dari mertuanya Ajeng.
"Wahh! Kulkas udah penuh ajah, nih! Mamah Ajeng pasti belanja tadi," ucap Daniah sambil mengambil bahan-bahan yang diperlukan saat ini.
Daniah baru saja akan mulai memasak. Namun, tiba-tiba terdengar suara mobil datang dan berhenti digarasi rumahnya. Daniah sedikit heran dan melirik jam dinding.
"Baru jam 20:30. Tumben Mas Arlan udah pulang," gumam Daniah sambil berdecak pinggang.
Lalu, tidak lama kemudian Arlan masuk kedalam disambut oleh Daniah yang kebetulan tadinya mau membukakan pintu untuk Arlan.
"Mas, Arlan udah pulang?" tanya Daniah sambil mengulurkan tangan berniat untuk bersalaman.
Namun, Arlan tidak menerima uluran tangannya itu. Ia melewatinya begitu saja. Daniah melirik kesal pada Arlan sambil menahan nafasnya mengumpul didalam dada. Lalu, ia membuang nafasnya dengan kasar.
"Sabar Daniah! Huuuuhh~" gumam Daniah, lalu menyusul langkah Arlan.
Arlan langsung pergi ke kamarnya. Daniah mengikuti langkah Arlan sampai ke kamar. "Mas Arlan? Tumben Mas Arlan pulang cepet. Mas Arlan pasti pulang karena Daniah yang minta, iyah kan?"
"Jangan Geer! Siapa juga aku pulang karena kamu yang minta? Yah, aku pulang karena kerjaanku udah selesai," balas Arlan begitu kecut dan datar sambil membuka sepatunya. Menyangkalnya.
Daniah mengangkat bibir kanannya singkat. "Baiklah. Apapun alasannya, terimakasih banyak. Yaudah Mas Arlan sekarang mandi, Daniah mau masak makanan kesukaan Mas Arlan."
"Terserah!" seru Arlan sambil bangkit menuju kamar mandi.
"Ya allah, perbanyak kesabaran Daniah ya allah. Daniah yakin, suatu saat nanti Mas Arlan bakalan nerima Daniah, cepat atau lambat. Daniah gak akan nyerah," ucap Daniah.
Daniah segera pergi kembali kedapur untuk memasak cumi pedas asam manis. Memasak adalah salah satu kesukaan Daniah. Bahkan Daniah bercita-cita ingin menjadi seorang Chef yang hebat yang bisa mengelilingi dunia mewakili Negaranya.
Beberapa menit berlalu, Arlan masih didalam kamar mandi. Ia sudah selesai, namun ketika ia akan mengambil handuk yang biasanya menggantung di pintu, handuknya tidak ada.
"Ah, dimana handuknya?" ucapnya panik. "Aish! Sekarang bagaimana? Tidak mungkin, aku keluar telanjang seperti ini? Ah!" seru Arlan mengacak rambutnya yang basah.
Ia benar-benar panik dan mulai mondar-mandir didalam kamar mandi. Karena tidak ada pilihan lain, Arlan membuka pintu perlahan dan hanya menampakkan kepalanya, untuk melihat apakah situasi saat ini aman atau tidak.
"Bagus! Kurasa Daniah masih memasak di dapur," ucap Arlan hendak akan keluar dari kamar mandi dengan telanjang bulat tanpa sehelai kain pun.
Namun, tiba-tiba saja Daniah datang untuk memanggil Arlan, kalau makan malam sudah siap. Ketika, melihat kedatangan Daniah yang tiba-tiba, Arlan kembali masuk ke kamar mandi secepat mungkin.
Daniah mendapati pintu kamar mandi yang kembali tertutup rapat. Namun, Arlan masih belum keluar.
"Mas Arlan! Makan malamnya sudah siap! Ayo, cepat keluar!" seru Daniah berteriak.
"Aku akan menyusul! Sekarang pergilah!" balas Arlan mengusir Daniah.
"Cih! Pria tua ini..." umpat Daniah seraya berbalik untuk kembali ke dapur. Namun, tanpa sengaja, Daniah melihat handuk milik Arlan yang masih menggantung diluar.
Daniah tersenyum dan mengerti mengapa Arlan tidak mau keluar dari kamar mandi. "Ah, jadi ini alasannya. Mas Arlan, lupa membawa handuk. Aku lupa untuk menggantungnya dikamar mandi," gumam Daniah.
"Mas Arlan!" panggil Daniah lagi. "Mas Arlan mandi gak bawa handuk, yah?" tanyanya to the point.
Arlan terkesiap kaget ketika akan membuka pintu, ia tidak jadi keluar karena mendengar suara Daniah yang masih belum pergi. "Aish! Kenapa dia belum pergi juga?" gumamnya.
"Mas Arlan!" panggil Daniah lagi dengan manja.
"Iyah, iyah sekarang berikan handukku!" sahut Arlan berseru sambil membuka sebagian pintu, dan hanya mengeluarkan tangannya untuk meraih handuk.
"Tidak mau. Biasanya kalau orang lagi butuh bantuan, ia akan meminta dengan sopan. Jadi, tambahkan kata 'tolong'," balas Daniah mencoba menggoda Arlan.
"Apa kau bercanda? Cepatlah berikan handuk itu! Aku bisa masuk angin gara-gara kamu!" tukas Arlan terdengar kesal.
"Makannya, ayo katakan, 'tolong berikan handukku'."
Arlan sangat marah dan kesal karena Daniah terus saja menggodanya. Namun, ia tidak punya pilihan lain. Karena ia mulai merasa kedinginan. Arlan membuang nafas berat.
"Baiklah. Tolong berikan handuknya. Aku mulai kedinginan," ucap Arlan begitu pelan.
"Apa? Daniah gak denger. Bisa lebih keras lagi?"
Arlan benar-benar sangat muak. Awas saja kau nanti! geram Arlan dalam hati.
"Tolong, berikan handuknya! Aku kedinginan!" ujar Arlan lagi dengan suara yang lebih keras.
"Nah, gitu dong! Yaudah, ini!" sahut Daniah merasa begitu puas dan segera memberikan handuk itu pada Arlan.
Arlan begitu kesal dan berniat membalas Daniah setelah memakai handuk. Ia langsung keluar dengan tergesa-gesa untuk membalas Daniah, namun ia malah kesandung oleh kakinya sendiri ketika tergesa-gesa keluar dari kamar mandi.
Daniah yang belum pergi dan masih berdiri didepan pintu kamar mandi, terkejut mendapati Arlan yang terdorong jatuh kearahnya. Dan..
BUGH!
Arlan merubah posisi jatuhnya ketika mendarat menimpa tubuh Daniah. Sehingga ketika jatuh ke lantai, tubuh Arlannya yang tertimpa oleh tubuh Daniah dengan posisi Daniah berada diatas tubuh Arlan.
Sejenak kedua mata mereka saling beradu pandang dengan bulatan penuh keterkejutan. Lagi-lagi Daniah merasa jantungnya akan meledak karena berdegup begitu kencang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Ilmi Padila
lanjut 💪💪
2021-10-05
0
smile
ayo semangat
2020-07-30
0
Rezhazulfa
Jangan lupa mampir dong thor, mari berbagi dg ikhlas,
BATAS CINTA
2020-07-30
1